Home » Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah

Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah

Materi 57: Ahlus Sunnah Membolehkan Ruqyah Syar’iyyah dan Melarang Ruqyah yang Ada Kesyirikan dan Bid’ah

Ar-ruqa’ (اَلرُّقَى) adalah bentuk jamak dari kata ruqyah (رُقْيَةٌ). Artinya adalah do’a perlindungan yang biasa dipakai sebagai jampi bagi orang sakit. Do’a itu bisa berasal dari Al-Qur-an atau As-Sunnah atau selain dari keduanya yang dikenal mujarab dan dibolehkan secara syar’i. Ruqyah dibolehkan dalam syari’at Islam berdasarkan hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu anhu dalam Shahiih Muslim, […]

Materi 15: Pilar-Pilar Ibadah dalam Islam

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang pilar-pilar ibadah dalam islam. Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepakat bahwa manusia diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk beribadah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya serta meneladani Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, setiap Muslim dan Muslimah harus mengetahui hakikat ibadah yang sebenarnya

Materi 14: Syirik dan Macam-macamnya

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang syirik dan macam-macamnya. Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepakat bahwa syirik merupakan bentuk kemaksiatan yang paling besar kepada Allah Azza wa Jalla, syirik merupakan sebesar-besar kezhaliman, sebesar-besar dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mengetahui tentang syirik dan berbagai macamnya

Materi 13: Tauhid Al-Asma’ Wash Shifat, Kaidah Sifat-Sifat Allah Jalla Jalaluhu

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang tauhid Al-asma wa shifat, kaidah sifat-sifat Allah Jalla Jalaluhu. Ahlus Sunnah menetapkan apa-apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah tetapkan atas Diri-Nya, baik itu dengan Nama-Nama maupun Sifat-Sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan mensucikan-Nya dari segala

Materi 12: Tauhid Uluhiyyah

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang tauhid uluhiyyah. Tauhid Uluhiyyah dikatakan juga Tauhiidul ‘Ibaadah yang berarti mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, apabila hal itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), raja’

Materi 11: Rukun Iman, Tauhid Rububiyyah

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang rukun Iman, tauhid rububiyyah. Ahlus Sunnah beriman kepada Allah Azza wa Jalla, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan dibangkitkannya manusia setelah mati, serta iman kepada qadar yang baik maupun buruk. Di dalam surat al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ

Materi 10: Makna Dua Kalimat Syahadah

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang makna dua kalimat syahadah Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa dua kalimat syahadah merupakan dasar sah dan diterimanya semua amal. Kedua kalimat ini memiliki makna, syarat-syarat dan rukun-rukun yang harus diketahui, diyakini, diimani dan diamalkan oleh seluruh kaum Muslimin. Makna kalimat لاَ

Materi 09: Islam Adalah Agama yang Haq yang Dibawa oleh Nabi Muhammad

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang Islam adalah agama yang haq yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Islam secara bahasa (etimologi) adalah berserah diri, tunduk, atau patuh. Adapun menurut syari’at (terminologi), definisi Islam berada pada dua keadaan: Pertama: Apabila Islam disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata

Materi 24: Wajibnya Mencintai, Mentaati dan Meneladani Nabi

Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepakat tentang wajibnya mencintai dan mengagungkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi kecintaan dan pengagungan terhadap seluruh makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi dalam mencintai dan mengagungkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak boleh melebihi apa yang telah ditentukan syari’at, karena bersikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam seluruh perkara agama akan

Scroll to Top