Home » Materi 33: Tafsir Surat Al Kafirun (Orang-orang Kafir)

Materi 33: Tafsir Surat Al Kafirun (Orang-orang Kafir)

Pengantar

Surah Al-Kafirun (الكافرون) adalah surah ke-109 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 6 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Makkah sebelum Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah. Berikut adalah tafsir umum dari Surah Al-Kafirun:
Surah Al-Kafirun adalah surah yang menegaskan ketidaksetujuan dan ketidaksepakatan antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir dalam hal keimanan dan ibadah. Ayat-ayat surah ini menyatakan dengan tegas bahwa para pengikut Islam tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, dan sebaliknya, orang-orang kafir tidak akan menyembah apa yang disembah oleh umat Islam.
Surah ini mengandung pesan tentang keesaan Allah dan penolakan terhadap penyembahan terhadap selain-Nya. Ia menekankan bahwa keimanan Islam bersifat eksklusif dan tidak bisa dicampur adukkan dengan bentuk-bentuk penyembahan lain yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tauhid.
Tafsir surah ini memberikan pelajaran tentang konsep tauhid dan penolakan terhadap bentuk penyembahan yang salah. Surah Al-Kafirun mengajarkan umat Islam untuk memiliki keyakinan yang kuat dalam tauhid dan untuk tidak melakukan kompromi dalam masalah keimanan. Surah ini juga mengingatkan umat Islam agar memegang teguh prinsip-prinsip tauhid dan menjauhi bentuk-bentuk penyembahan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Bacaan Surat

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ﴿١﴾ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ ﴿٤﴾ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾

Tafsir

  1. (Katakanlah, “Hai orang-orang kafir!)
  2. (Aku tidak akan menyembah) maksudnya sekarang aku tidak akan menyembah (apa yang kalian sembah) yakni berhala-berhala yang kalian sembah itu.
  3. (Dan kalian bukan penyembah) dalam waktu sekarang (Tuhan yang aku sembah) yaitu Allah Subhanahu wata’ala semata.
  4. (Dan aku tidak mau menyembah) di masa mendatang (apa yang kalian sembah.)
  5. (Dan kalian tidak mau pula menyembah) di masa mendatang (Tuhan yang aku sembah) Allah Subhanahu wata’ala telah mengetahui melalui ilmu-Nya, bahwasanya mereka di masa mendatang pun tidak akan mau beriman. Disebutkannya lafal Maa dengan maksud Allah adalah hanya meninjau dari segi Muqabalahnya. Dengan kata lain, bahwa Maa yang pertama tidaklah sama dengan Maa yang kedua.
  6. (Untuk kalianlah agama kalian) yaitu agama kemusyrikan (dan untukkulah agamaku”) yakni agama Islam. Ayat ini diturunkan sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diperintahkan untuk memerangi mereka. Ya Idhafah yang terdapat pada lafal ini tidak disebutkan oleh ahli qiraat sab’ah, baik dalam keadaan Waqaf atau pun Washal. Akan tetapi Imam Ya’qub menyebutkannya dalam kedua kondisi tersebut

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top