Home » Materi 30: Tafsir Surat Al Quraisy (Suku Quraisy)

Materi 30: Tafsir Surat Al Quraisy (Suku Quraisy)

Pengantar

Surah Al-Quraisy (القريش) adalah surah ke-106 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 4 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Makkah sebelum Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah. Berikut adalah tafsir umum dari Surah Al-Quraisy:
Surah Al-Quraisy membahas keberkahan dan keamanan yang Allah berikan kepada Quraisy, suku yang mendiami Makkah dan menjadi penjaga Ka’bah. Allah menunjukkan bahwa mereka dapat berpergian secara aman dan berdagang tanpa rasa takut, karena keberkahan tempat tinggal mereka di Makkah yang menjadi pusat ibadah dan tujuan peziarahan.
Ayat-ayat surah ini menekankan betapa pentingnya menjaga keberkahan dan keamanan di Makkah. Meskipun suku Quraisy seringkali menentang dakwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah tetap menunjukkan kepada mereka bahwa keberkahan dan keamanan yang mereka nikmati adalah karunia dari-Nya.
Surah Al-Quraisy mengajarkan pentingnya bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diberikan dan menunjukkan bahwa keberkahan suatu tempat dapat berkaitan dengan ketundukan dan kepatuhan kepada Allah.
Tafsir surah ini memberikan pelajaran tentang keberkahan dan pentingnya bersyukur kepada Allah. Meskipun surah ini pendek, pesan moral dan spiritualnya memberikan pengajaran yang dalam kepada umat Islam.

Bacaan Surat

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ ﴿١﴾ إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ ﴿٢﴾ فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ ﴿٣﴾ الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ ﴿٤

Tafsir

  1. (Karena kebiasaan orang-orang Quraisy.)
  2. (Yaitu kebiasaan mereka) lafal ini mengukuhkan makna lafal sebelumnya (bepergian pada musim dingin) ke negeri Yaman (dan musim panas) ke negeri Syam dalam setiap tahunnya; mereka bepergian dengan tujuan untuk berniaga yang keuntungannya mereka gunakan untuk keperluan hidup mereka di Mekah dan untuk berkhidmat kepada Baitullah yang merupakan kebanggaan mereka; mereka yang melakukan demikian adalah anak-anak An-Nadhr bin Kinanah.
  3. (Maka hendaklah mereka menyembah) lafal ini menjadi ta’alluq atau tempat bergantung bagi lafal Li-iilaafi; sedangkan huruf Fa adalah huruf Zaidah (Rabb rumah ini.)
  4. (Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar) agar mereka tidak kelaparan (dan mengamankan mereka dari ketakutan) artinya supaya mereka tidak merasa takut lagi. Sesungguhnya mereka sering mengalami kelaparan, karena di Mekah tidak terdapat lahan pertanian, sebagaimana mereka pun pernah dicekam oleh rasa takut, yaitu ketika tentara bergajah datang kepada mereka dengan maksud untuk menghancurkan Ka’bah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top