Home » Materi 18: Tafsir Surat Al Insyirah (Kelapangan)

Materi 18: Tafsir Surat Al Insyirah (Kelapangan)

Pengantar

Surah Al-Insyirah (الإنشراح) adalah surah ke-94 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 8 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Makkah sebelum Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah. Berikut adalah tafsir umum dari Surah Al-Insyirah:
Surah Al-Insyirah dimulai dengan menyatakan bahwa Allah telah membuka (menginsyirah) dada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini mengacu pada kenikmatan, bantuan, dan petunjuk yang Allah berikan kepada Nabi dalam menjalankan misinya sebagai rasul. Allah memberikan bimbingan dan kemudahan kepada Nabi untuk membawakan wahyu-Nya dan mengemban tugas kenabian.
Surah ini kemudian mengingatkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Allah menjanjikan bahwa setelah rasa berat dan kesulitan dalam menjalankan tugas kenabiannya, akan datang kemudahan, kemenangan, dan kesenangan.
Selanjutnya, surah menyatakan bahwa setelah selesai dari suatu pekerjaan atau kewajiban, seseorang hendaknya kembali untuk beribadah kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.
Surah Al-Insyirah menyampaikan pesan optimisme, harapan, dan keyakinan pada Allah di tengah-tengah kesulitan dan cobaan. Ini memberikan motivasi kepada umat Islam untuk tetap bersabar dan yakin bahwa setelah setiap kesulitan pasti akan datang kemudahan. Tafsir surah ini juga menyoroti pentingnya bersyukur dan kembali kepada Allah setelah melewati masa-masa sulit.
Surah Al-Insyirah mengajarkan bahwa dalam menjalani kehidupan, manusia akan mengalami berbagai ujian dan kesulitan, namun dengan berserah diri kepada Allah, berharap pada-Nya, dan bersyukur atas setiap nikmat, mereka akan merasakan kemudahan dan keberkahan dari Allah.

Bacaan Surat

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿١﴾ وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ ﴿٢﴾ الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ ﴿٣﴾ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ ﴿٤﴾ فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٥﴾ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٦﴾ فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ ﴿٧﴾ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ ﴿٨

Tafsir

  1. (Bukankah Kami telah melapangkan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau menetapkan, yakni Kami telah melapangkan (untukmu) hai Muhammad (dadamu?) dengan kenabian dan lain-lainnya.
  2. (Dan Kami telah menghilangkan) telah melenyapkan (darimu dosamu.)
  3. (Yang memberatkan) yang memayahkan (punggungmu) ayat ini maknanya sama dengan ayat lainnya yaitu, firman-Nya, “….supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu…” (Q.S. Al-Fath:2)
  4. (Dan Kami tinggikan bagimu sebutanmu) yakni sebutan namamu sebagai contohnya ialah namamu disebutkan bersama-sama dengan nama-Ku di dalam adzan, iqamah, tasyahhud, khotbah dan lain sebagainya.
  5. (Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu) atau kesukaran itu (ada kelapangan) yakni kemudahan.
  6. (Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kelapangan) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam banyak sekali mengalami kesulitan dan hambatan dari orang-orang kafir, kemudian beliau mendapatkan kelapangan dan kemudahan, yaitu setelah beliau mengalami kemenangan atas mereka.
  7. (Maka apabila kamu telah selesai) dari salat (bersungguh-sungguhlah kamu) di dalam berdoa.
  8. (Dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap) atau meminta dengan merendahkan diri

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top