Home » Halaqah 66: Dalil yang Menunjukkan Sifat Izzah bagi Allah Subhanahu wata’ala

Halaqah 66: Dalil yang Menunjukkan Sifat Izzah bagi Allah Subhanahu wata’ala

Halaqah yang ke-66 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Beliau mengatakan
وَقَوْلُهُ: وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ
Dan Firman Allah subhanahu wata’ala; Dan bagi Allah subhanahu wata’ala Al-’Izzah
Allah subhanahu wata’ala memiliki Al-’Izzah yaitu kemuliaan dan ada yang memaknai Al-’Izzah disini adalah al-gholabah yaitu mengalahkan dan diantara maknanya adalah Al-Quwwah (kekuatan), وَلِلَّهِ dan bagi Allah subhanahu wata’ala berarti diantara sifat Allah subhanahu wata’ala adalah Al-’Izzah dan nama Allah subhanahu wata’ala diantaranya adalah Al-Aziz dan mengandung sifat Al-’Izzah, bagi Allah subhanahu wata’ala Al-’Izzah
وَلِرَسُولِهِ
Dan ’Izzah kemudian juga Allah subhanahu wata’ala berikan kepada rasul-Nya
Berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga memiliki ’Izzah dan beda antara ’Izzatullah dengan ’Izzaturrosul, ’Izzatullah sifat Allah subhanahu wata’ala bukan makhluk adapun ’Izzahturrosul maka ini adalah makhluk karena ini adalah sifat makhluq. ’Izzahtullah adalah ’Izzah yang haqiqiyah sesuai dengan keagungan Allah subhanahu wata’ala kita tetapkan sifat ’Izzah ini bagi Allah subhanahu wata’ala
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
Dan juga bagi orang-orang yang beriman. Ini berkaitan dengan ucapan orang-orang munafiqin
يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعۡنَآ إِلَى ٱلۡمَدِينَةِ لَيُخۡرِجَنَّ ٱلۡأَعَزُّ مِنۡهَا ٱلۡأَذَلَّۚ
Abdullah ibn Ubay ibn Salul mengucapkan ucapan ini, kalau kita kembali ke kota madinah, dan saat itu mereka berada diluar kota madinah, kalau kita kembali kekota madinah niscaya orang yang lebih mulia akan mengusir orang yang lebih hina
لَيُخۡرِجَنَّ ٱلۡأَعَزُّ مِنۡهَا ٱلۡأَذَل
Maka yang lebih mulia, dan mereka memaksudkan diri mereka yaitu orang-orang munafiqin, akan mengeluarkan dari kota Madinah ٱلۡأَذَل yang lebih hina, yang mereka memaksudkan yang lebih hina disini adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan juga para sahabat, kemudian Allah subhanahu wata’ala mengatakan
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
yang membantah ucapan orang-orang munafiqin, mereka mengatakan diri mereka yang lebih mulia padahal ’Izzah siapa yang memiliki Allah, وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ dan bagi Allah subhanahu wata’ala ’Izzah kemuliaan وَلِرَسُولِهِ dan rasul-Nya itulah yang dimuliakan oleh Allah, وَلِلْمُؤْمِنِينَ dan juga orang-orang yang beriman merekalah yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wata’ala, Allah subhanahu wata’ala muliakan mereka dengan keimanan, adapun nifaq maka ini adalah dzillah (kerendahan) menampakkan keislaman dihadapan orang lain tapi dalam hatinya mereka kufur, sembunyi-sembunyi dalam keadaan takut ini kehinaan yang demikian bukan sebuah kemuliaan, Allah subhanahu wata’ala hinakan mereka didunia maupun di akhirat
وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَعۡلَمُونَ
Tapi orang-orang munafiq mereka tidak paham yang demikian, dan ini menunjukkan bahwasanya seseorang apabila ingin mulia, karena Allah subhanahu wata’ala mengatakan disini وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ, semakin seseorang beriman maka semakin dimuliakan oleh Allah subhanahu wata’ala, semakin sungguh-sungguh kita beriman dan mempraktekkan cabang-cabang keimanan maka kita akan semakin mulia disisi Allah subhanahu wata’ala, akan Allah subhanahu wata’ala muliakan di dunia maupun di akhirat dengan sebab keimanan seseorang sampai seandainya dia adalah seorang yang mungkin secara materi kekurangan, secara materi dia adalah orang yang faqir tapi ketika dia bersungguh-sungguh dalam keimanan Allah subhanahu wata’ala akan muliakan
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ
Allah subhanahu wata’ala akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian
وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ
Dan orang-orang yang berilmu, kalau bergabung antara dua sifat ini iman dan juga menuntut ilmu maka ini adalah kemuliaan diatas kemuliaan
وَقَوْلُهُ عَنْ إِبْلِيسَ
Dan juga Firman Allah subhanahu wata’ala
فَبِعِزَّتِكَ لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Dan juga Firman Allah subhanahu wata’ala, ini menceritakan tentang ucapan iblis ketika Allah subhanahu wata’ala menghukum iblis maka dia dalam keadaan hasad benci kepada nabi Adam dan juga keturunannya mengatakan فَبِعِزَّتِكَ dia bersumpah dengan ’Izzah Allah subhanahu wata’ala, bersumpah dengan sifat di antara sifat-sifat Allah, فَبِعِزَّتِكَ dengan kemuliaanmu ya Allah لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِين sungguh aku akan menyesatkan mereka semuanya, menyesatkan manusia dan dia bersumpah, bersumpah untuk menyesatkan manusia menunjukkan kesungguhan dia untuk menyesatkan manusia dan ini yang dia lakukan dan juga bala tentaranya.
Ingin menyesatkan manusia dengan berbagai cara, orang yang suka ibadah disesatkan sehingga dia melakukan ibadah yang tidak disyariatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, orang yang malas ibadah juga disesatkan sehingga dia tidak mau shalat dan juga dia tidak mau membayar zakat tidak mau berpuasa, orang yang kaya disesatkan orang yang miskin juga disesatkan dari arah mana saja, maka hati-hati seseorang dan berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala karena tipu daya setan ini sebenarnya lemah, yang bisa dia lakukan adalah was-was saja menggoda saja, dia tidak bisa menyeret kita kemudian kita disuruh untuk menonton dan memaksa kita untuk menonton atau mengambil barang yang bukan milik kita, yang bisa dilakukan adalah was-was hanya sekedar membisiki, dia sangat lemah sebenarnya sehingga kita disarankan untuk meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dan tidak boleh kita mengikuti langkah-langkah setan
وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ
Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, itu saja jangan kita ikuti jangan kita mendengarkan waswas dia dan juga bisikan-bisikan dia, ini tidak akan memudhoroti kita bisikan-bisikan tersebut, selama kita tidak mengikuti bisikan-bisikan tadi maka tidak akan memudhoroti sebagaimana mereka dahulu menggoda bapak kita yaitu nabi Adam ‘Alaihissalam dan juga ibu kita Hawa itu dengan was-was, bersumpah bahwasanya aku termasuk orang yang memberikan nasihat kepadamu tidak apa makan ini dan seterusnya sampai akhirnya mereka tergoda, maka فَبِعِزَّتِكَ dia bersumpah dengan ’Izzah (kemuliaan) Allah subhanahu wata’ala untuk menyesatkan manusia.
وَقَوْلُهُ: تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ
تَبَارَكَ yaitu yang berbarokah yang memiliki banyak kebaikan dan langgeng kebaikan tersebut ini namanya barokah, mengumpulkan dua sifat banyak kebaikannya dan langgeng kebaikannya
اسْمُ رَبِّك
Nama Robbmu, nama-nama Allah subhanahu wata’ala dan disini adalah mufrad di idhafahkan menunjukkan umum seluruh nama Allah subhanahu wata’ala itu adalah nama-nama yang berbarokah, sehingga ketika memulai sesuatu seperti mau menulis kitab misalnya kita memulai kitab tersebut dengan menulis
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
karena kita ingin memulai dengan nama Allah subhanahu wata’ala dan nama Allah subhanahu wata’ala adalah nama-nama yang berbarokah.
اسْمُ رَبِّك
Nama Robbmu
ذِي الْجَلالِ وَالإِكْرَام
Yang memiliki Al-Jalal, memiliki keagungan, sudah kita sebutkan Al-Jalal adalah ghayatul ‘adzhomah atau puncak keagungan dan di sini ذِي disini ذِي الْجَلالِ ini adalah sifat untuk Allah subhanahu wata’ala, Dzat Allah subhanahu wata’ala yang sudah berlalu
وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ
ini adalah sifat untuk wajah Allah subhanahu wata’ala yang menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala memiliki wajah yang haqiqi sesuai dengan keagungan-Nya adapun ذِي الْجَلال disini adalah sifat untuk Dzat Allah subhanahu wata’ala
ذِي الْجَلالِ وَالإِكْرَام
Yang memiliki keagungan yang luar biasa, وَالإِكْرَام dan kemuliaan, ada yang memaknai وَالإِكْرَام di sini Allah subhanahu wata’ala memiliki Ikrom maksudnya Allah subhanahu wata’ala memuliakan para nabi dan ada yang mengatakan Allah subhanahu wata’ala dimuliakan oleh hamba-hamba-Nya yaitu diagungkan disembah dan kedua makna ini benar. Dan yang terkandung dalam Firman Allah subhanahu wata’ala
تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَالإِكْرَام
Berarti di sini ada nama Allah subhanahu wata’ala Robb yang di idhafahkan disini pada dhamir kemudian juga nama Allah ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَام ini juga mudhof-mudhof ilaihi.
Untuk nama Allah subhanahu wata’ala Robb maka kebanyakan mudhof-mudhof ilaihi disebutkan dalam Al-Qur’an ini kebanyakan mudhof-mudhof ilaihi ada satu ayat yang di situ disebutkan Robb secara mufrad bukan mudhof-mudhof ilaihi yaitu Firman Allah subhanahu wata’ala
سَلَٰمٞ قَوۡلٗا مِّن رَّبّٖ رَّحِيمٖ ٥٨
yaitu dari Robb Yang Maha Penyayang, dalam Surah Yasin,
سَلَٰمٞ قَوۡلٗا مِّن رَّبّٖ رَّحِيمٖ ٥٨
Ini adalah salam ucapan dari Robb Yang Maha Penyayang.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top