Halaqah yang ke-4 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Pujian para ulama kepada beliau rahimahullah, di sana ada as-Subki Muhammad bin Abdul Barr asy-Syafi’i yang meninggal pada tahun 777 Hijriyah, beliau mengatakan tidak membenci Ibnu Taimiyyah kecuali orang yang bodoh atau orang yang mengikuti hawa nafsu, ini semuanya menunjukkan tentang bagaimana pujian para ulama terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan ini menunjukkan tentang keutamaan beliau.
Saya nukilkan juga di sini ucapan dari Ibnu Hajar al-Asqalani yang mengarang kitab Fathul Bari. Ibnu Hajar memuji Syaikhul Islam dan mengatakan bahwasanya laki-laki ini adalah orang yang paling kuat di dalam memerangi ahlul bid’ah dari kalangan orang-orang Rafidhah dan orang-orang Hululiyah dan Ittihadiyah (yaitu orang-orang yang mengaku Allah ta’ala bersatu dengan makhluk-Nya atau Allah ta’ala di mana-mana), dan karangan-karangan beliau didalam masalah ini adalah banyak syahirah dan dikenal dan fatwa-fatwa beliau tentang aliran-aliran tadi tidak bisa dibatasi, karena saking banyaknya yaitu dengan ilmu kita kita tidak bisa menentukan batasnya karena keterbatasan ilmu yang kita miliki.
Didalam ucapan beliau yang lain Ibnu Hajar mengatakan seandainya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tidak memiliki keutamaan kecuali keutamaan yang satu yaitu dia memiliki seorang murid yang bernama Ibnu Qayyim, yang memiliki karangan-karangan yang banyak yang telah mengambil manfaat dari karangan beliau orang yang setuju dengan beliau maupun orang yang memusuhi beliau, niscaya ini menunjukkan tentang keutamaan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
Kemudian setelahnya beliau rahimahullah, ini adalah sunnatullah bagi setiap orang yang berdakwah kepada apa yang didakwakan oleh para Nabi dan juga para rasul banyak menerima ujian dan juga cobaan, banyak musuh musuh beliau yang ada di zaman beliau yang berdusta atas nama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, mereka adalah orang-orang Sufi, orang-orang ahlul kalam, ahlul bid’ah dan ini bukan hanya di zaman beliau saja bahkan sampai hari ini.
Ini menunjukkan tentang bagaimana ujian yang beliau terima dan sebagian berdusta atas nama beliau, seperti misalnya dusta yang diucapkan oleh sebagian bahwasanya dia melihat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sedang menjelaskan tentang turunnya Allah ta’ala ke langit dunia kemudian dia menceritakan, dan ini adalah dusta, mengatakan bahwasanya Ibnu Taimiyyah saat itu berada di atas mimbarnya kemudian dia turun dari atas mimbarnya pelan-pelan, yaitu satu tingkat kemudian tingkat berikutnya dan seterusnya kemudian mengatakan bahwasanya Allah ta’ala itu turun seperti turunku ini, maka ini adalah dusta atas nama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, dan yang menceritakan tadi dia mengatakan bahwasanya dia melihat itu pada tahun 726 Hijriyah, artinya dua tahun sebelum beliau Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah meninggal dunia.
Dan kalau diteliti yang menunjukkan tentang kedustaannya, ternyata saat itu karena saat itu yang menceritakan ini dia melihatnya di bulan Ramadan tahun 726 Hijriyah, dan kalau kita melihat sejarah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dari murid-murid beliau bahwasanya beliau pada tahun 726 Hijriyah di bulan Sya’ban ini beliau sudah dipenjara, tidak bebas lagi dalam berdakwah dan ini menunjukkan bahwasanya ini adalah ucapan yang dusta. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah bukan seorang musyabbih (orang yang menyerupakan Allah ta’ala dengan makhluk atau menyerupakan sifat Allah ta’ala dengan sifat makhluk) dan insyaAllah nanti akan kita melihat sendiri bagaimana beliau rahimahullāh berlepas diri dari tasybih, dari takyif, dari tamsil.
Beliau rahimahullāh diuji oleh Allah ta’ala dengan berbagai ujian dan diantara orang-orang yang banyak memusuhi beliau saat itu adalah qurra yaitu para qadhi dan juga para fuqoha karena mereka merasa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ini banyak menyelisihi mereka di dalam fatwa mereka dan juga dapat pendapat-pendapat mereka, karena beliau bukan orang yang fanatik terhadap madzhab tertentu tetapi beliau ta’asubnya adalah kepada dalil. Demikian pula di antara musuh-musuh beliau adalah orang-orang Sufiyyah dan juga ahlul kalam sehingga dengan sebab ini beliau beberapa kali di penjara di antaranya adalah pada tahun 705 Hijriyah kemudian pernah beliau juga dikeluarkan kemudian masuk dan dikeluarkan lagi kemudian masuk kembali dan sebabnya adalah bermacam-macam terkadang sebabnya adalah dari tuduhan-tuduhan orang-orang Sufiyyah pernah beliau di penjara karena tuduhan-tuduhan orang-orang Sufiyyah atau terkadang mereka adalah dari para qurro tadi dari para qodhi tadi yang merasa bahwasanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ini banyak menyelisihi mereka dalam masalah fatwa dan juga pendapat-pendapat.
Kemudian Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah beliau meninggal dunia pada malam Senin tanggal 20 Dzulqo’dah tahun 728 Hijriyah dan yang menghadiri jenazah beliau saat itu adalah cukup banyak dan ini adalah seperti yang diucapkan oleh Al-Imam Ahmad bin Hanbal.
Katakan kepada ahlul bid’ah bahwasanya yang akan menentukan antara kami dan juga kalian adalah ketika disaksikannya jenazah-jenazah itu, maksud beliau adalah diantara hal yang menunjukkan bahwa seseorang diatas haq adalah ketika manusia memiliki qobul, memiliki rasa cinta Allah ta’ala menanamkan rasa cinta tadi kepada para hamba-Nya, ketika Allah ta’ala mencintai seorang hamba maka Allah ta’ala akan menjadikan di dalam hati para hamba-Nya yang lain ini rasa cinta terhadap hamba tadi, sehingga ketika dia meninggal dunia banyak orang yang berkeinginan untuk menghadiri jenazahnya, mendoakan beliau.
Berbeda dengan ahlu bid’ah yang mereka adalah orang yang melakukan perkara-perkara yang menyimpang yang menjadikan murka Allah ta’ala dan terkadang mereka melakukan itu diantaranya adalah untuk mencari pujian manusia atau pengikut yang banyak tapi justru yang mereka dapatkan adalah kebencian dari manusia, meskipun secara dhohir mungkin mereka mengikuti di belakang ahlul bid’ah tapi didalam hatinya tidak ada kecintaan sebagaimana mereka mencintai ulama ahlussunnah, sehingga ketika meninggal dunia para ahlul bid’ah tadi yang mungkin dalam kehidupan sehari-hari sebelumnya dia punya banyak pengikut tapi ketika meninggal dunia ternyata tidak menghadiri jenasahnya kecuali sangat sedikit, karena manusia benci dan ditancapkan didalam hati mereka oleh Allah ta’ala perasaan tidak senang dengan ahlul bid’ah tadi.
Maka itu adalah sejarah singkat, biografi singkat tentang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]