Materi HSI pada halaqah ke-78 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah adalah tentang landasan ketiga ma’rifatul nabiyyikum Muhammadin: Rasulullah telah memperingatkan dari semua bentuk kejelekan.
Beliau mengatakan
ولا شر إلا حذرها منه
Dan tidak ada kejelekan dosa maksiat dan seterusnya kecuali beliau sudah mengingatkan dari kejelekan tersebut
Kebaikan beliau tunjukkan kepada umat, kalau itu sebuah kejelekan yang bisa memudhoroti manusia, membawakan kecelakaan kepada mereka di dunia maupun di akhirat maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam akan mengingatkan dan tidak akan takut beliau untuk mengingatkan manusia dari kejelekan tersebut, sekecil apapun kejelekan tadi beliau sampaikan kepada manusia, sekecil apapun. Apalagi dosa dosa yang besar, kebid’ahan, kesyirikan, maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan manusia dari kejelekan-kejelekan tadi.
Allah subhanahu wata’ala mensifati beliau sebagai orang yang حَرِيصٌ
حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ
[At Taubah:128]
Orang yang sangat حَرِيصٌ yaitu orang yang sangat menginginkan kebaikan untuk kita
ولا شر إلا حذرها منه
tidak ada kejelekan kecuali telah diingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini berdasarkan sebuah hadits yaitu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ
“Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun sebelumku kecuali wajib baginya untuk menunjukkan umatnya kepada kebaikan yang diketahuinya untuk mereka dan memperingatkan mereka dari keburukan yang ia ketahui untuk mereka.” (HR. Muslim)
Berarti ini adalah sifat para nabi dan para rasul baik Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maupun nabi dan rasul sebelum beliau, maka semuanya kewajiban bagi mereka adalah menjelaskan kepada umat kebaikan yang dia tahu dan mengingatkan mereka kejelekan yang mereka tahu.
Tidak ada yang disembunyikan oleh para nabi dan juga para rasul, tidak ada yang mereka takuti, yang mereka takuti hanyalah Allah subhanahu wata’ala, Allah subhanahu wata’ala wahyukan kepada mereka, mereka sampaikan menginginkan kebaikan bagi mereka, حَقًّا عَلَيْهِ kewajiban bagi mereka untuk menunjukkan umat kebaikan yang dia tahu dan mengingatkan kejelekan yang mereka tahu.
Tentunya di dalam menyampaikan kebaikan atau mengingatkan manusia dari kejelekan para nabi dan juga para rasul mereka memiliki manhaj, memiliki cara, dari mana caranya Allah subhanahu wata’ala juga mewahyukan kepada mereka. Seperti misalnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan tentang masalah tauhid, mengingatkan manusia dari kesyirikan dan memprioritaskan itu semua sebelum diturunkan kepada beliau tentang syariat-syariat yang lain, sebelum diturunkan kepada beliau larangan tentang khamr, larangan tentang berzina dan seterusnya.
Semua beliau sampaikan tapi jangan lupa di sana ada cara, ada tahapan, jadi bukan berarti kita harus menyampaikan semuanya kemudian seseorang tidak ada aturan di dalam menyampaikan, semuanya betul akan kita sampaikan, tentang riba akan kita sampaikan, perzinahan akan kita sampaikan, tapi seseorang ada caranya, ada tahapannya. Sebagaimana ini dilakukan oleh para nabi dan juga para rasul mereka menyampaikan semuanya bukan berarti mereka tidak punya cara, tidak punya tahapan di dalam berdakwah, tetap harus bertahap di dalam berdakwah.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah]