Halaqah yang ke-40 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mengatakan
باب ما جاء في الخروج عن دعوى الإسلام
Ini adalah bab yang keenam yang didatangkan oleh Mualif di dalam kitab beliau fadhlul Islam.
Setelah beliau menyebutkan beberapa bab yang penting tentang masalah Islam,
Bab tentang keutamaan Islam,
Bab Wujubul Islam,
Bab Tafsiril Islam
Bab tentang kebatilan selain agama Islam
Dan kita telah mengambil bab yang kelima yaitu Bab وجوب الاستغناء بمتابعته الكتاب عن كل ما سواه. Bab tentang kewajiban untuk merasa cukup dengan mengikuti Al Qur’an dari segala sesuatu selain Al Qur’an & maksud dari penyebutan Al Qur’an mencakup di dalamnya adalah Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Semakin kesana semakin jelas tentang makna Islam yang dibawa beliau rahimahullah & bahwasanya termasuk konsekuensi dari keIslaman kita adalah merasa cukup dengan apa yang ada di dalam Islam, merasa cukup dengan apa yang ada di dalam Al Qur’an dan juga Sunnah & meninggalkan segala sesuatu selain agama Islam ini.
Maka di dalam bab yang keenam beliau ingin menyampaikan kepada kita bahkan tentang masalah nama / penyandaran / penisbatan, termasuk diantara konsekuensi dari keIslaman kita adalah kita menisbahkan diri kita / memberikan nama diri kita dengan nama² yang sudah Allah subhanahu wata’ala berikan kepada kita. Kalau sebelumnya seseorang dia di dalam Islam tetapi memakai nama² yang lain, bangga dengan nama² tersebut padahal itu semua adalah isinya bertentangan dengan agama Islam, mungkin namanya Islam tapi isinya bertentangan dengan agama Islam, atau memang aslan nama tersebut adalah nama yang tidak kembali kepada agama Islam itu sendiri.
Maka termasuk kesempurnaan keIslaman kita & konsekuensi dari keIslaman kita, kita lepas baju² yang tidak ada kaitannya dengan Islam & kita merasa cukup dengan nama yang sudah Allah subhanahu wata’ala berikan kepada kita, kita adalah muslim, kita adalah orang yang beriman, kita adalah hamba Allah subhanahu wata’ala atau nama² yang lain yang kalau dicermati Itu kembali kepada agama Islam (Itu tidak masalah).
Tapi kalau sampai kita masih taasub & fanatik bukan dengan Islam, Taasub & fanatik terhadap sukunya- negeri nya- yayasan nya/organisasi nya kemudian membangun loyalitas dan juga berlepas diri berdasarkan itu semua. Misalnya kalau sesama suku kita cintai diluar suku tidak dicintai meskipun dia berada diatas kebenaran, kalau berasal dari negara kita dicintai/loyal kepada nya kalau tidak kita berlepas diri, kalau sesama Yayasannya/organisasinya maka wala kepadanya tapi jika diluar organisasinya meskipun dia adalah muslim menyerahkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala maka dia berlepas diri. Maka ini bukan termasuk Islam seseorang.
Bahkan termasuk keIslaman seseorang adalah dia harus melepas itu semua & menjadi Wala dan juga Baro nya ini kepada Islam, berbaju dengan baju Islam memberikan nama kepada dirinya sesuai dengan nama yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepadanya.
Beliau mengatakan disini
باب ما جاء في الخروج عن دعوى الإسلام
Bab tentang apa² yang datang yaitu dalil² yang datang di dalam masalah keluar dari dakwah Al Islam, penyebutan Al Islam. Maksudnya adalah ancaman, kalau disini berbicara tentang Al khuruj keluar nya dari sebutan Islam menggunakan nama² yang lain, menggunakan nama diambil dari Imam nya, atau diambil dari ajaran nya yang dengannya dia menyelisihi ajaran Islam.
Berarti disini – الخروج عن دعوى الإسلام – disini tercela kalau itu tercela maka – ما جاء – disini apa yang datang minal Wa’id berupa ancaman. Dalil² disini adalah ancaman. Beliau mengatakan
وقوله تعالى: هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا [الحج: 78].
Mendatangkan firman Allah subhanahu wata’ala “Dia lah yang telah menamakan kalian sebagai Al Muslimin sebelumnya & di dalam Al Qur’an”
Kelengkapan dari ayat ini firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat Al Hajj
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Naam
هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ
Dialah Allah subhanahu wata’ala telah menyelamatkan kalian (setiap orang yang menyembah kepada Allah subhanahu wata’ala saja) sebagai muslimin sebelumnya,
Yaitu semenjak sebelumnya yaitu sebelum kita / sebelum umatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang di dalam kitab² sebelumnya, Allah subhanahu wata’ala menamakan setiap hamba Allah subhanahu wata’ala yang meng Esa kan Allah subhanahu wata’ala dinamakan sebagai muslimin, sebagaimana sudah berlalu ketika kita menyebutkan bagaimana dakwah Nabi Sulaiman
واعيني مسلمين
“hendaklah kalian datang kepadaku dalam keadaan muslimin”
Dan Nabi Musa ‘alaihissalam mengatakan,
إِن كُنتُمْ آمَنتُم بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّسْلِمِينَ
QS Yunus 84
Dan Allah subhanahu wata’ala mengatakan kepada Ibrahim
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
QS Al Baqarah 131-133
Demikianlah Allah subhanahu wata’ala menamakan orang² sebelum kita, para hamba Allah subhanahu wata’ala yang mereka meng Esa kan Allah subhanahu wata’ala di dalam ibadah dinamakan dengan Muslimin
وفي هذا
Demikian pula di dalam Al Qur’an orang yang menyembah Allah subhanahu wata’ala saja maka dinamakan sebagai seorang muslimin.
Allah subhanahu wata’ala mengatakan
هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ
Dan ini di dalam Al Qur’an, Dia-lah yang menamakan kalian sebagai الْمُسْلِمِينَ.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]