Halaqah yang ke-125 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Masih kita pada pembahasan ash-shirath, disebutkan dalam hadits bahwasanya manusia saat itu terbagi menjadi tiga, yang pertama adalah orang yang melewati dan selamat sampai keseberang tanpa disambar duri / pengait besi, semoga Allah subhanahu wata’ala menjadikan kita termasuk golongan ini dan perlu iman dan juga amal shalih kesungguhan di dalam bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala, iman bukan hanya dengan angan-angan kalau memang kita punya keinginan maka kita berusaha untuk semangat melaksanakan beramal.
Kemudian golongan yang kedua mereka yang selamat melewati neraka akan tetapi mereka terkoyak badannya, terkoyak tapi tidak sampai jatuh kedalam neraka dengan sambaran-sambaran besi dan juga duri tadi terkoyak badannya, dan tentunya ini adalah perkara yang mengerikan juga seorang berada di atas jembatan demikian tersambar meskipun tidak sampai jatuh tapi perkara yang mengerikan.
Dan ada diantara mereka yang tersambar dan terjatuh ke dalam jahannam, ini tiga golongan yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits ini. Di dalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan
فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ
Akulah yang pertama kali melewati jembatan ash-shirath, Allah subhanahu wata’ala memberikan keutamaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Beliaulah yang pertama kali melewati jembatan ash-shirath
وَدُعَاءُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ
dan doa para rasul di hari tersebut mereka mengatakan Ya Allah subhanahu wata’ala selamatkan selamatkan, karena memang keadaan yang sangat menakutkan dan sangat mengerikan, para Rasul ‘alaihimussalam sampai mereka berdoa ya Allah subhanahu wata’ala selamatkan selamatkan
وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ
dan di dalamnya ada pengait pengait besi seperti duri sa’dan
أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ
bukankah kalian melihat bagaimana duri sa’dan
قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ
mereka mengatakan iya ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهَا لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ
ketahuilah bahwasanya itu seperti duri sa’dan tidak mengetahui besarnya kecuali Allah subhanahu wata’ala
فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ
maka dia menyambar manusia sesuai dengan kadar amalan mereka
مِنْهُمْ الْمُوبَقُ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ الْمُخَرْدَلُ ثُمَّ يَنْجُو
ada diantara mereka yang terjatuh binasa dengan sebab amalannya, yang dimaksud dengan amalan disini adalah dosa, jadi terkadang sesuai dengan amalannya maksudnya adalah amal sholeh dan terkadang maksudnya adalah amal yang tholeh, seperti ketika mereka di padang mahsyar keluar keringat sesuai dengan amalannya yang dimaksud amal yang jelek, disini juga demikian menyambar sesuai dengan amalan mereka maksudnya adalah amal jelek mereka, ada di antara mereka yang terjatuh dan ada diantara mereka yang terkoyak kemudian dia selamat. Di dalam hadits yang lain
فَأَكُونُ أنَا وَأُمَّتِيْ أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ
Jadilah aku dan umatku orang yang pertama kali melewatinya
وَلاَ يَـَتكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلاَّ الرُسُلُ
tidak berbicara di hari tersebut kecuali para rasul
وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ
dan doa para rasul dihari tersebut adalah Ya Allah subhanahu wata’ala selamatkan selamatkan, dan seterusnya.
Kemudian di dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya akan selamat orang-orang yang beriman, disebutkan rombongan pertama yang melewati jembatan ash-shirath mereka seperti bulan di malam bulan purnama jumlah mereka ada 70.000 orang dan merekalah orang-orang yang tidak dihisab kemudian setelah itu datang rombongan yang wajah mereka seperti bintang yang paling terang, ini menunjukkan tentang bahwasanya yang melewati jembatan ash-shirath ini rombongan-rombongan, rombongan yang pertama adalah orang-orang yang wajah mereka seperti bulan purnama yang mereka berjumlah tujuh puluh ribu orang dan mereka adalah orang-orang yang tidak dihisab.
فَإِنَّ الْجِسرَ عَلَيْهِ كَلاَلِيبُ تَخْطِفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِم
Beliau mengatakan di sini bahwasanya al-jisr yaitu ash-shirath diatasnya ada kalalīb yang menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka, sebagaimana dalam hadits dengan lafadz seperti ini dan yang dimaksud adalah dosa mereka.
فَمَنْ مَرَّ عَلَى الصِّرَاطِ؛ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Maka barangsiapa yang melewati jembatan ash-shirath dia akan masuk ke dalam surga, kabar gembira bagi kalian dihari tersebut adalah masuk ke dalam surganya Allah subhanahu wata’ala, kalau sudah melewati jahannam depan kita yang ada adalah surga, orang yang bisa melewati jembatan ini maka dia akan masuk kedalam surga.
Orang-orang yang masuk kedalam neraka saat itu adalah orang-orang yang beriman yang mereka dikehendaki oleh Allah subhanahu wata’ala untuk masuk kedalam neraka dengan sebab dosa mereka, sehingga disana banyak dalil-dalil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berbagai macam dosa yang bisa menggelincirkan seseorang masuk kedalam jahannam, terkadang dosa tersebut berupa ucapan terkadang berupa perbuatan, di dalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
إنَّ الْعبْدَ لَيَتَكلَّمُ بالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ تَعالى لا يُلْقي لهَا بَالًا يهِوي بهَا في جَهَنَّم
Seorang hamba terkadang dia mengucap ucapan yang merupakan ucapan yang dimurkai oleh Allah subhanahu wata’ala dia tidak menganggap besar ucapan tadi (tidak memperdulikan) ternyata itu menjadi sebab dia masuk kedalam neraka.
Kadang seseorang masuk kedalam neraka dengan sebab ucapannya dan tentunya masih banyak di sana dosa-dosa besar yang disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan itu yang bisa menyebabkan seseorang masuk kedalam neraka, contoh misalnya dosa bid’ah
كل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار
dan setiap yang sesat ini masuk ke dalam neraka, orang yang melakukan bid’ah di dunia ini bisa menjadi sebab dia masuk kedalam neraka. Kemudian juga disana ada berdusta atas nama rasul
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
barangsiapa yang berdusta atas nama diriku maka hendaklah dia menyiapkan tempatnya didalam neraka, juga kesombongan
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
tidak akan masuk ke dalam surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan meskipun hanya sebesar dzarrah (semut kecil).
Memakan makanan yang haram, seseorang tidak ikhlas dalam menuntut ilmu, menuntut ilmu agama tapi niatnya bukan karena Allah subhanahu wata’ala, seorang muslim yang bunuh diri atau seorang muslim yang membunuh tanpa haq, memakan riba demikian pula bisa menjadi sebab seseorang masuk ke dalam jahannam, orang yang menggambar makhluk hidup, orang yang paling dahsyat adzabnya di hari kiamat adalah orang yang menggambar makhluk hidup, wanita-wanita yang berpakaian tapi mereka telanjang, muslimah beriman kepada Allah subhanahu wata’ala tapi dia tidak menjaga hijabnya membuka auratnya maka ini juga bisa menjadi sebab masuknya dia ke dalam neraka, wanita-wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أكْثَرُ أهْلِهَا النِّسَاءُ، يَكْفُرْنَ
Aku di tunjukan tentang neraka maka tiba-tiba aku melihat sebagian besar penduduknya adalah dari kalangan wanita, jadi kalau dibandingkan antara laki-laki dan wanita penduduk neraka yang paling banyak adalah wanita dan ternyata sebabnya adalah mereka mengingkari kebaikan suaminya, perbuatan baik yang dilakukan suaminya kepadanya
لو أحْسَنْتَ إلى إحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شيئًا، قالَتْ: ما رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
Seandainya salah seorang diantara kalian sudah berbuat baik kepada wanita dalam waktu yang lama kemudian suatu saat dia melihat kejelekanmu dia akan mengatakan aku tidak melihat kebaikan pada dirimu sedikitpun, ini namanya mengingkari kebaikan ini juga ternyata menjadi sebab masuknya seorang wanita ke dalam neraka.
Kemudian juga durhaka kepada orang tua, dayyuts, seorang yang menipu bawahannya menipu rakyatnya, ini semua adalah menjadi sebab seseorang masuk kedalam nerakanya Allah subhanahu wata’ala, kita berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala dari jahannam dan seluruh amalan yang mendekatkan kepada jahannam, bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala sesuai kemampuan kita, bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala dimanapun kita berada dan seandainya di sana ada dosa maka segera seseorang mengikuti perbuatan dosa tadi dengan kebaikan, dengan bertobat dengan beristighfar dengan beramal sholeh sehingga Allah subhanahu wata’ala hapuskan dosa tadi dan tidak menjadi sebab masuknya seseorang ke dalam neraka jahannam.
Karena kalau kita beristighfar dan bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala dengan taubat yang nasuha dan taubat tersebut diterima oleh Allah subhanahu wata’ala maka dihapuskan dosa tadi sehingga tidak ada musibah dengan sebab dosa tadi di dunia dan juga tidak ada adzab dengan sebab dosa tadi di akhirat
التائب من الذنب كمن لا ذنب له
Orang yang bertaubat dari sebuah dosa itu seperti orang yang tidak memiliki dosa.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]