Home » Halaqah 118: Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang Kitab Amalan Manusia

Halaqah 118: Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang Kitab Amalan Manusia

Halaqah yang ke-118 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Masuk pada masalah beriman dengan hari akhir, di sini beliau tidak menyebutkan tsumma tapi mengatakan
فَتُنْصَبُ الْمَوَازِينُ، وَتُنْشَرُ الدَّوَاوِينُ،
karena memang di sana ada khilaf diantara para ulama tentang urutannya.
Beliau mengatakan
وَتُنْشَرُ الدَّوَاوِينُ
dan akan dibuka kitab (jamak dari دِيْوَان)
وَهِيَ صَحَائِفُ الأَعْمَالِ
dan yang dimaksud adalah kitab-kitab yang isinya adalah amal, kitab yang dahulu para malaikat menulis dalam kitab tersebut apa yang dilakukan oleh manusia
وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ ١٠
كِرَامٗا كَٰتِبِينَ ١١
يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ ١٢
kemudian
فَآخِذٌ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ
ini terjadi setelah hisab (setelah Allah subhanahu wata’ala menghisab), ada mengatakan demikian dan ada yang mengatakan sebelum hisab, Allah subhanahu wata’ala menghisab para hambanya kemudian setelah itu diberikan kepada mereka kitab yang berisi amalan mereka
Ada diantara mereka yang mengambil kitabnya dari kanannya (dengan tangan kanannya), dan tentunya ini adalah orang-orang yang beriman orang-orang yang bertakwa mereka akan mengambil kitab tersebut dengan tangan kanannya
وآخِذٌ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ
dan ada diantara mereka yang mengambil kitabnya dengan tangan kirinya
أَوْ مِنْ وَّراءِ ظَهْرِهِ
atau dari arah belakangnya, ini berdasarkan Firman Allah subhanahu wata’ala dalam dua ayat Al-Qur’an
فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ ٧
فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابٗا يَسِيرٗا ٨
وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦ مَسۡرُورٗا ٩
[Al-Insyiqaq]
فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقۡرَءُواْ كِتَٰبِيَهۡ ١٩
إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ٢٠
فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ٢١
فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ٢٢
قُطُوفُهَا دَانِيَةٞ ٢٣
كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيٓ‍َٔۢا بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ ٢٤
[Al-Haqqah]
Berarti orang yang akan mengambil kitabnya dengan tangan kanannya dia akan dihisab dengan hisab yang mudah dan akan kembali kepada keluarganya dalam keadaan dia bergembira dan mengatakan
ٱقۡرَءُواْ كِتَٰبِيَهۡ
silahkan kalian baca kitabku ini, dia merasa gembira dengan apa yang dia terima mengambil kitabnya dengan tangan kanannya kemudian dia menceritakan apa yang dilakukan di dunia sehingga dia bisa mendapatkan kemuliaan dari Allah subhanahu wata’ala mengambil kitabnya dengan tangan kanannya
إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ
aku dahulu di dunia yakin bahwasanya aku akan dihisab oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga dia sudah menghitung hisabnya sendiri didunia, apa yang sudah saya lakukan berupa amalan kewajiban mana yang belum aku laksanakan amalan sunnah apa yang masih aku tinggalkan dosa apa yang sering aku lakukan, dia menghisab dirinya sendiri karena dia tahu bahwa dia akan dihisab kelak dihari kiamat
فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ
maka orang yang demikian dia akan berada di kehidupan yang menjadikan dia puas berbeda dengan kehidupan dunia
فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ
di dalam surga yang tinggi
قُطُوفُهَا دَانِيَةٞ
yang buah-buahannya didekatkan oleh Allah subhanahu wata’ala
كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيٓ‍َٔۢا بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ
hendaklah kalian makan dan minum dengan nyaman dengan nikmat dengan sebab apa yang sudah kalian lakukan pada hari-hari yang telah berlalu yaitu di dunia, berarti orang tersebut di dunia benar-benar memanfaatkan umurnya usianya untuk beriman dan juga beramal sholeh, ini orang yang mereka akan mengambil dengan tangan kanannya.
Adapun orang yang kafir dan juga orang yang munafik maka Allah subhanahu wata’ala akan menghinakan mereka mengambil kitab dengan tangan kiri dari arah belakang dan ini mengisyaratkan tentang musibah besar yang akan menimpa mereka, mereka akan berteriak dan mereka akan mengatakan bahwasanya harta mereka tidak bermanfaat jabatan mereka tidak bermanfaat berangan-angan seandainya mereka tidak menerima kitabnya sebagaimana Allah subhanahu wata’ala ceritakan dalam Al-Qur’an
وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ ظَهۡرِهِۦ ١٠
فَسَوۡفَ يَدۡعُواْ ثُبُورٗا ١١
وَيَصۡلَىٰ سَعِيرًا ١٢
إِنَّهُۥ كَانَ فِيٓ أَهۡلِهِۦ مَسۡرُورًا ١٣
إِنَّهُۥ ظَنَّ أَن لَّن يَحُورَ ١٤
[Al-Insyiqaq]
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari arah belakang, dihinakan dia diberikan kitabnya bukan dari depan tapi dari belakang dan ini adalah kehinaan maka dia akan berteriak ‘celaka aku’
وَيَصۡلَىٰ سَعِيرًا
dan dia akan masuk ke dalam jahannam
إِنَّهُۥ كَانَ فِيٓ أَهۡلِهِۦ مَسۡرُورًا
dulu di dunia dia dalam keadaan bersama keluarganya berhura-hura bermewah-mewahan tapi
إِنَّهُۥ ظَنَّ أَن لَّن يَحُورَ
dia menyangka bahwa dia tidak akan kembali kepada Allah subhanahu wata’ala tidak akan dihisab, hasilnya kecelakaan baginya di akhirat, berbeda dengan orang yang pertama tadi dia beriman dengan hisab.
وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ٢٥
Dan adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kirinya maka dia mengatakan Seandainya aku tidak diberikan kitabku, seandainya disana ada pilihan dia akan memilih tidak diberikan kitabnya karena isinya kekufuran isinya kemaksiatan dosa
وَلَمۡ أَدۡرِ مَا حِسَابِيَهۡ ٢٦
Seandainya aku tidak dihisab
يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ٢٧
Seandainya kematian itu menyudahi segalanya.
Seandainya aku mati saja daripada harus menghadapi adzab yang sangat besar tapi itu hanya sekedar angan-angan bagi mereka saja mereka tidak akan mati, la yamutu fīha wa la yahya mereka tidak akan mati di dalamnya dan tidak akan hidup, tidak akan mati tidak akan dikeluarkan nyawa dari jasad mereka supaya mereka terus merasakan adzab selamanya dan mereka tidak hidup maksudnya adalah tidak hidup normal seperti yang lain tapi hidup dalam keadaan diadzab
مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي مَالِيَهۡۜ ٢٨
tidak bermanfaat bagiku (yaitu saat itu) hartaku, harta yang dia miliki mungkin bermilyar-milyar bertriliun-triliun yang mungkin sebagian mereka mendapatkan harta tadi dengan cara yang mudah sehingga menumpuk hartanya tapi ketika di dunia dia tidak taat kepada Allah subhanahu wata’ala maka harta tadi tidak akan bermanfaat disisi Allah subhanahu wata’ala
هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ٢٩
[Al-Haqqah]
jabatanku kekuasaanku hilang, yang dulunya di dunia mungkin dia tinggal menyuruh dia memiliki petugas keamanan yang menjaga dia maka semuanya tidak akan bermanfaat baginya di hari kiamat kalau di dunia dia tidak beramal dan tidak bertakwa.
Berarti ada diantara mereka yang mengambil kitabnya dengan tangan kanan dan ada diantara mereka yang mengambil kitabnya dengan tangan kiri dari arah belakangnya
كَمَا قَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
Sebagaimana Firman Allah subhanahu wata’ala
وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلۡزَمۡنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِي عُنُقِهِۦۖ وَنُخۡرِجُ لَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا ١٣
ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا ١٤
[Al-Isra’]
Dan setiap manusia kami akan lazimkan dia طَٰٓئِرَهُ (sesuatu yang terbang berupa amalannya baik amalan yang baik maupun yang buruk) di lehernya (maksudnya ini menunjukkan bahwasanya apa yang sudah ditakdirkan oleh Allah subhanahu wata’ala bagi seseorang berupa amalan itu pasti akan terjadi, itu sesuatu yang lazim bagi dia sebagaimana lazimnya leher dia)
وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلۡزَمۡنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِي عُنُقِهِۦ
maka setiap manusia akan kami harus kan dia (sesuatu yang lazim sesuatu yang akan terjadi) amalan yang sudah kami takdirkan untuknya baik amal yang baik maupun amalan yang buruk
وَنُخۡرِجُ لَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا
dan dihari kiamat Kami akan mengeluarkan untuknya sebuah kitab yang akan dia temui dalam keadaan terbuka, sehingga bisa dia baca bukan suatu yang tertutup sehingga dia tidak bisa membacanya, kemudian dikatakan kepadanya
ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ
Hendaklah engkau baca kitabmu ini. Dan ketika disuruh untuk membacanya ini juga menunjukkan tentang kesempurnaan keadilan Allah subhanahu wata’ala, Allah subhanahu wata’ala menyuruh malaikat untuk menulisnya dan dibukakan kepadanya dan disuruh untuk membacanya ini semua adalah menunjukkan tentang kesempurnaan keadilan Allah subhanahu wata’ala tidak ada yang didzhalimi di hari tersebut.
كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا
maka cukuplah dirimu hari ini adalah sebagai penghitung untuk dirimu sendiri, engkau baca sendiri engkau mengetahui apa yang engkau lakukan di dunia.
Maka tentunya para ikhwah sekalian kita ingin kelak membaca kitab kita dalam keadaan gembira dalam keadaan kita bangga dan pulang kepada keluarga kita dalam keadaan kita bergembira dan berbahagia, sekarang kembali kepada kita masing-masing mau kita isi apa buku tadi, kalau kita ingin kitab-kitab nanti berisi tentang amal-amal shaleh maka sekarang waktunya kita menanam, isi waktu-waktu kita 24 jam dalam sehari ini untuk beramal saleh, kalau memang bisa 24 jam tadi isinya adalah amal shaleh maka lakukan supaya penuh kitab kita ini dengan berbagai amal shaleh dari semenjak bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan usahakan tidur kita juga bernilai amalan.
Ketika seseorang niatkan didalam tidurnya supaya besok dia bisa melakukan ibadah dengan baik bangun diwaktu subuh pada waktunya ingin melakukan shalat malam maka semoga tidur yang dia lakukan di malam hari itu bisa mendapatkan pahala, jangan sampai kita sia-siakan waktu kita, jangan mengatakan inikan perkara yang boleh, perkara yang boleh yang mubah kalau kita berlebihan maka ini bisa menjadikan hati kita kesat bisa menjadikan kita tidak nyaman dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala.
Seorang muslim secara umum menjaga waktunya dan khususnya seorang thalibul ‘ilm menjaga waktunya lebih ketat lagi dan tidak bermudah-mudahan membiarkan waktunya begitu saja tanpa ada manfaat, tapi hendaklah dia ingat dan kita mempelajari aqidah bukan hanya sekedar dihafal dalilnya diketahui tentang maknanya tapi kita mengamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kelak di sana ada timbangan kelak di sana ada kitab yang dibuka, dan ini termasuk keadaan dimana seseorang tidak ingat dengan orang lain ketika dia akan mengambil kitabnya dengan tangan kanan atau dengan tangan kiri karena orang yang mengambil kitabnya dengan tangan kanan dia akan فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ sementara yang mengambil kitabnya dengan tangan kiri maka dia akan masuk ke dalam jahannam.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top