Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mengatakan,
وفي الصحيح عن حُذَيْفَةَ رضي الله عنه قال:
Dari Hudzaifah semoga Allah subhanahu wata’ala meridhoinya, beliau mengatakan
“يَا مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سُبِقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا، فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالاً لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلاَلاً بَعِيدًا”
Wahai (semuanya) – القراء – jama dari Qori (orang² yang mengilmui Al-Quran /menyibukan dirinya dengan Al-Quran/mengamalkan Isinya (ini perngertian – القراء – di zaman dahulu)).
Adapun dizaman sekarang maka setiap orang yang dzhohirnya menyibukan diri dengan Al-Quran, kemahiran di dalam Al-Quran meskipun dia tidak mengamalkan atau jauh amalannya dari Al-Quran maka maka dinamakan dengan Qori, dilihat adalah fasihnya dia di dalam membaca Al-Quran meskipun jauh antara amalannya dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka dinamakan dengan – القراء -.
Berarti disini (Qura) orang² yang shaleh, orang² yang benar² mengamalkan Islam mengilmui dan dia mengamalkan Islam itulah (Qura).
Hudzaifah ingin menasehati mereka dengan mengatakan – استقيموا – hendaklah kalian terus istiqomah (lurus) di dalam jalan kalian ini, kalian sebagai seorang Qura mengilmui & juga mengamalkan terus istiqomalah dalam keadaan seperti itu terus menuntut ilmu & terus mengamalkan apa yang kalian ilmui, artinya istiqomalah diatas Islam karena Qura adalah orang² yang melaksanakan Islam & juga mengilmui Islam, istiqomalah diatas Islam ini.
فَقَدْ سُبِقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا
Apabila kalian istiqomah maka sungguh kalian telah mendahului dengan pendahuluan yang sangat jauh.
Jika kalian (para Qura’) mereka terus istiqomah berjalan diatas Ilmu dan diatas amalan maka mereka akan terus melesat kedepan – سَبْقًا بَعِيدًا – dengan pendahuluan yang sangat jauh, terus mereka lurus diatas jalan yang lurus ini maka mereka terus akan berada didepan dan orang² akan berada dibelakang, jika mereka istiqomah terus diatas jalan yang lurus ini sehingga nanti mereka yang cepat sampai kepada tujuan, tapi kalau orang² yang istiqomah tadi
فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالاً
Kalau dia lebih memilih kekanan atau dia lebih memilih kekiri
لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلاَلاً بَعِيدًا
_Maka sungguh kalian akan tersesat dengan kesesatan yang nyata_
Kalau dia sesatnya memilihnya memilih jalan yang lain, padahal dia diatas jalan Ilmu, sudah tahu ilmunya (seorang Qori sudah tau ilmunya sudah tahu kebenaran) tapi dia memilih kekanan dan juga kekiri , maka ini melesatnya yang sangat jauh.
Berbeda orang yang menyimpang dan dia diatas kebodohan dia, dengan dia yang sudah tahu kemudian dia menyimpang maka ini sangat jauh penyimpangannya. Kalau misalnya orang² yang istiqomah tadi melenceng dari jalan lurus ini maka mereka akan tersesat dengan sesat yang jauh dan orang² yang dibelakang mereka akan segera menyusul, ini kalau mereka melenceng tapi kalau dia lurus istiqomah maka dia akan melesat kedepan dengan jarak yang sangat jauh.
Berarti Istiqomah disini (ucapan Hudzaifah) adalah istiqomah diatas Islam karena Qura adalah orang yang mengilmui Al-Quran dan mengamalkan Al-Quran, & Al-Quran adalah sumber Islam. Mengilmui Al-Quran & juga mengamalkannya berarti dia istiqomah diatas Islam itu sendiri.
Apa akibatnya?
Akibatnya adalah akan terus maju kedepan dan dia akan melesat kedepan dengan sebab dia istiqomah tapi kalau sampai dia menyimpang yaitu keluar dari Islam /jalan yang lurus, maka sungguh kalian telah tersesat dengan kesesatan yang jauh & tentunya menghindarkan diri dari sebuah kesesatan adalah sebuah kewajiban, berarti berpegang teguh dengan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebuah kewajiban karena dialah yang dengan sebabnya terhindar kita dari kesesatan dengan kita terus berpegang teguh dengan Islam ini maka kita akan terhindar dari kesesatan.
Menunjukan bahwasanya masuk Islam & berpegang teguh dengan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ini adalah sebuah kewajiban sehingga didatangkan disini ucapan Hudzaifah yang diriwayatkan oleh al Imam Bukhori di dalam bab Wujubul Islam.
Beliau mengatakan,
وعن محمد بن وضاح أنه كان يدخل المسجد، فيقف على الحلق فيقول: فذكره،
Beliau maksudnya (عن محمد) kalau di dalam shahih Bukhori tadi langsung disebutkan ucapan Hudzaifah tapi di dalam kitab Muhammad bin Wadho yang berjudul al Bida wan Nahyu anha disitu juga disebutkan oleh Muhammad bin Wadho dengan sanadnya tapi ada tambahan
قال كان خذيفة يدخل المسجد، فيقف على الحلق
Disebutkan dalam riwayat Ibn Wadho disini bahwasanya Hudzaifah dimana beliau mengucapakan – يا معشر القراء – beliau masuk kedalam masjid kemudian beliau berdiri didepan khilaq (jama dari khalaqo) jadi disana ada Qura yang sedang mempelajari Quran di dalam halaqoh². Dinamakan Khilaq karena mereka melingkar.
فيقول يا معشر القراء
Kemudian beliau menasehati mereka dan mengatakan – يا معشر القراء – ini tentang menunjukan – حرص – /semangat para shahabat yang diantaranya adalah Hudzaifah untuk menasehati mereka para Tholabul Ilm. Masuk ketika melihat ada thulabul Ilm mereka sedang mempelajari Al-Quran beliau naehati, yakin kalian dalam kebaikan kalau kalian terus seperti ini sungguh kalian akan melesat kedepan, tapi jika kalian menyimpang karena mereka (penuntut Ilmu) orang² yang menisbatkan kepada ilmu dilihat oleh orang, maka beliau mewanti² mereka jangan sampai kalian menyimpang dari jalan yang lurus, jika sampai menyimpang & kalian menyimpang diatas ilmu ini perkara nya besar dibelakang kalian ada orang² yang melihat kalian & mengikuti setiap apa yang kalian lakukan, ucapan/prilaku kalian diperhatikan jadi kalau sampai kita menyimpang maka ketahuilah dibelakang banyak orang yang mereka akan mencontoh.
Kemudian – فيقول: فذكره – maksudnya mengatakan – يا معشر القراء.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]