Halaqah yang ke-116 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Beliau mengatakan
وَتَقُومُ الْقِيَامَةُ الَّتِي أَخْبَرَ اللهُ بِهَا فِي كِتَابِهِ
Dan akan datang kiamat (kebangkitan atau berdiri) yang dikabarkan oleh Allah subhanahu wata’ala di dalam Al-Qur’an, didalam banyak ayat, dengan nama Al-Qiyamah atau dinamakan Al-Ghasyiyah atau dinamakan Al Qari’ah maka itu adalah nama-nama hari kiamat yang kabar-kabarnya banyak sekali di dalam Al-Qur’an, itu akan terjadi.
وَعَلَى لِسَانِ رَسُولِه
Dan dengan lisan Rasul-Nya, artinya ada kabar-kabar yang bisa kita lihat di dalam Al-Qur’an dan di sana ada kabar-kabar tentang hari kiamat yang sampai kepada kita melalui lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
وَأَجْمَعَ عَلَيْهَا الْمُسْلِمُونَ
Dan disepakati oleh kaum muslimin semuanya, tidak ada orang Islam yang tidak percaya tentang hari kiamat kalau sampai dia tidak percaya bukan orang Islam, semua orang islam sepakat bahwasanya yaumul qiamah itu ada dan akan terjadi dan mereka tidak ragu meskipun hanya setitik atau lebih kecil dari satu titik, semuanya mereka yakin dengan seyakin-yakinnya bahwasanya hari kiamat itu akan ada, dan ini adalah bentuk keadilan Allah subhanahu wata’ala, Allah subhanahu wata’ala tidak membiarkan orang yang beramal sholeh di dunia ini sama dengan orang yang tidak beramal sholeh
أَمۡ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجۡتَرَحُواْ ٱلسَّئَِّاتِ أَن نَّجۡعَلَهُمۡ كَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَوَآءٗ مَّحۡيَاهُمۡ وَمَمَاتُهُمۡۚ
[Al-Jatsiyah:21]
أَفَنَجۡعَلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ كَٱلۡمُجۡرِمِينَ ٣٥
[Al-Qalam]
Apakah kami akan menjadikan orang-orang yang menyerahkan diri seperti orang-orang yang mujrimīn, orang Islam sama dengan orang kafir sama kehidupan dan kematiannya tidak akan ada hisab, tidak, Allah subhanahu wata’ala akan menghisab mereka, ini adalah kesepakatan kaum muslimin bahwasanya kiamat ini adalah sesuatu yang pasti terjadi, dan orang yang mengingkari kebangkitan maka mereka kuffar
زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَن لَّن يُبۡعَثُواْۚ
[At-Taghabun:7]
Orang-orang yang kafir mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dibangkitkan, ini keyakinan orang kafir.
فَيَقُومُ النَّاسُ مِنْ قُبُورِهِمْ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
Maka manusia akan berdiri dari kuburan mereka untuk Robbul ‘alamīn
يَوۡمَ يَقُومُ ٱلنَّاسُ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٦
[Al-Muthaffifin]
Ketika manusia akan berdiri untuk Robbil ‘alamīn, sehingga dinamakan dengan al-qiyamah karena mereka berdiri dari kuburan mereka dan bangkit dari kuburan mereka untuk Robbil ‘alamīn.
حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً
حُفَاةً (mufradnya حَافٍ) artinya adalah mereka ini yaitu manusia semuanya tidak memakai alas kaki, عُرَاةً (mufradnya عَارٍ) dalam keadaan mereka telanjang yaitu tidak memakai sehelai kain pun, jadi alas kaki mereka tidak pakai dan pakaian pun mereka tidak memakai meskipun satu benang, غُرْلاً (mufradnya أغرَل) dalam keadaan mereka tidak berkhitan, yang di dunia mereka punya pakaian mereka punya sandal mereka berkhitan maka nanti ketika dikumpulkan oleh Allah subhanahu wata’ala di hadapan Allah subhanahu wata’ala mereka dalam keadaan seperti ini, tidak memakai pakaian tidak memakai alas kaki dan juga tidak dalam keadaan berkhitan.
Ini berdasarkan sebuah hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
إنَّكُمْ مَحْشُورُونَ حُفاةً عُراةً غُرْلًا، ثُمَّ قَرَأَ: {كما بَدَأْنا أوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وعْدًا عليْنا إنَّا كُنَّا فاعِلِينَ} [الأنبياء: 104]
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan oleh Allah subhanahu wata’ala dalam keadaan tidak memakai alas kaki tidak memakai pakaian dan tidak berkhitan, kemudian Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam membaca Firman Allah subhanahu wata’ala ‘Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan tersebut Kami akan mengembalikan seperti itu (maksudnya adalah ketika kita diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala, dahulu kita dilahirkan oleh ibu kita dalam keadaan kita tidak memakai alas kaki dalam keadaan kita tidak memakai pakaian dalam keadaan kita tidak berkhitan) ini adalah janji dari Kami sesungguhnya Kami akan melakukan yang demikian.
Sebagian sahabat yaitu ‘Āisyah radliyallahu ta’ala ‘anha ketika beliau mendengar hadits ini beliau sebagai seorang wanita yang menjaga kesuciannya menjaga auratnya tidak terbiasa dengan yang demikian, jangankan yang demikian dia membuka auratnya bukan aurat yang besar itu saja sesuatu yang besar bagi mereka apalagi sampai terbuka auratnya semuanya dalam keadaan tidak memakai pakaian sedikitpun, maka ‘Āisyah Radiallahu ta’ala ‘anha bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
يا رسول الله النساء والرجال جميعا ينظر بعضهم إلى بعض
Ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam laki-laki dan wanita di hari tersebut mereka melihat satu dengan yang lain? karena semuanya di tempat yang sama, tidak ada di sana hijab tidak ada di sana bangunan tidak ada disana gunung semuanya di tempat yang sama, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan kejadian di hari tersebut itu lebih dahsyat daripada yang demikian. Orang sudah tidak memikirkan meskipun dia telanjang dan orang yang ada disekitarnya telanjang dia sudah tidak memikirkan kecuali keselamatan dia sendiri, dia sudah dalam keadaan takut kepada Allah subhanahu wata’ala perkaranya saat itu lebih dahsyat daripada itu semuanya.
Jangankan di waktu itu kita di dunia saja ada satu waktu dimana seseorang mungkin dia dalam keadaan tidak memakai pakaian karena ada kejadian karena ada musibah gempa misalnya atau rumahnya akan runtuh misalnya dan dia berada dikamarnya atau di kamar mandi dia keluar dalam keadaan tidak sadar bahwasanya tidak memakai pakaian, itu baru runtuhnya rumah lalu bagaimana dengan keadaan yang sangat agung yang sangat besar dihari kiamat.
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan
وأَوَّلُ مَن يُكْسَى يَومَ القِيامَةِ إبْراهِيمُ
Dan yang pertama kali akan diberikan pakaian oleh Allah subhanahu wata’ala adalah Nabi Ibrahīm, berarti sampai Nabi pun mereka juga dalam keadaan حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً dan yang pertama kali diberikan pakaian oleh Allah subhanahu wata’ala adalah Nabi Ibrahīm ‘Alaihissalam.
Kemudian beliau mengatakan
وَتَدْنُو مِنْهُمُ الشَّمْسُ
Dan akan mendekat matahari kepada mereka, di padang mahsyar dalam keadaan mereka tidak memakai pakaian tadi Allah subhanahu wata’ala akan mendekatkan matahari dan dekatnya disini bukan 100 kilo atau 50 kilo, disebutkan didalam hadits bahwasanya akan didekatkan matahari sehingga jarak antara mereka dengan matahari adalah satu mil, akan didekatkan matahari di hari kiamat kepada makhluk yaitu kepada manusia dan jin dan ashabul mauqif yang mereka berada di padang mahsyar sehingga jarak antara matahari dengan mereka hanya satu mil saja.
Berkata Sulaim Ibn Amir salah seorang perawi hadits dia mengatakan saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan satu mil disini, apakah maksudnya adalah jarak bumi yaitu satu mil yang kita tahu (1,6 km), atau yang dimaksud adalah mil yang digunakan untuk mencelak mata (alat celak mata) karena ini juga dinamakan dengan mil. Kalau yang dimaksud adalah 1,6 km itu saja sudah luar biasa panasnya, kita yang sekarang jaraknya dari kita ratusan ribu bahkan lebih km (149,6 juta km), jarak yang sangat jauh sebagian kita merasakan panas yang luar biasa khususnya ketika musim panas, bagaimana seandainya dia didekatkan sedikit, bagaimana seandainya jarak dia dengan matahari hanyalah satu mil saja.
Itu kalau satu mil dengan ukuran 1,6 km, lalu bagaimana kalau yang dimaksud satu mil adalah alat yang digunakan untuk mencelak mata tentunya ini adalah perkara yang sangat mengerikan, didekatkan matahari kepada manusia dalam keadaan dia tidak memakai pakaian dan itu bukan dalam waktu yang singkat satu jam atau dua jam, mereka berada di padang mahsyar dalam waktu yang sangat-sangat panjang bisa sampai ribuan tahun, dan lebih mengerikan lagi Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam disini mengatakan
وَيُلْجِمُهُم الأَرْض
dan manusia akan dibanjiri oleh keringat mereka sendiri. Ketika didekatkan matahari maka mereka berkeringat dan keringat yang keluar dari mereka bukan berdasarkan air yang ada pada tubuh mereka tapi berdasarkan amalan mereka, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
فيكون الناس على قد أعمالهم في العرق
Sehingga manusia sesuai dengan kadar amalannya (dosanya) di dalam keringatnya, yaitu kalau dosanya banyak maka keringatnya akan keluar banyak sehingga akan menggenangi tubuhnya saking banyaknya bisa sampai menutupi hidung dan juga mulutnya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelahnya mengatakan
فمنهم من يكون إلى كعبيه، ومنهم من يكون إلى ركبتيه، ومنهم من يكون إلى حقويه
Ada diantara mereka yang keringatnya sampai dua mata kaki dan ada diantara mereka yang sampai kepada dua lututnya dan ada diantara mereka yang sampai bagian pinggang (حقويه adalah tempat untuk mengikat sarung)
ومنهم من يلجُمه العرقُ إلجامًا
ada diantara mereka yang sampai tertutupi mulut dan juga hidungnya, dan ini menunjukkan tentang banyaknya dosanya
وأشار رسول الله، صلى الله عليه وسلم، بيده إلى فيه
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan dengan tangannya kepada mulutnya, sampai tertutupi mulutnya menunjukkan banyaknya dosa yang dia miliki.
Sehingga seseorang di sini takut kepada Allah subhanahu wata’ala dan takut di hari kiamat takut dari perbuatan dosa dan juga maksiat, sesuai dengan kadar dosa kita maka disitulah akan keluar keringat, sehingga seseorang bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala dimanapun dia berada, dan kalau dia melakukan kemaksiatan maka hendaklah dia segera mengikutkan kemaksiatan tadi dengan kebaikan artinya segera dia bertaubat beristighfar memperbanyak amal shaleh supaya dia keluar dari dunia ini dalam keadaan ringan tidak memiliki dosa yang banyak sehingga di padang mahsyar dia akan selamat bersama orang-orang yang selamat.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]