Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Kita beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala bukan hanya sekedar ibadah, tapi kita ingin supaya ibadah kita diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, telah disampaikan bahwasanya Ibadah yang akan bermanfaat bagi seseorang di hari Kiamat yang akan diberikan pahala oleh Allâh itu adalah ibadah yang maqbul, ibadah yang memang diterima/dianggap oleh Allah subhanahu wata’ala itulah yang diberikan pahala. Itulah yang akan berpengaruh di dalam kehidupan di dunia ini karena terkadang pahala dari amal sholeh kalau memang amal sholeh itu diterima, Allah subhanahu wata’ala berikan pahalanya sebagian di dunia, atau pahala yang didapatkan oleh seseorang di alam kuburnya, ganjaran yang dia dapatkan ketika dibangkitkan, dikumpulkan, dihisab, melewati jembatan Ash Siroth dan seterusnya itu adalah kalau amalan kita diterima Allah subhanahu wata’ala, tidak semua amalan yang diamalkan oleh seseorang kemudian dia mendapatkan tsamaroh/buahnya, yang akan didapatkan buahnya apabila amalan tersebut -مقبلا عند الله …
۞ مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ
[QS An Nahl 97]
Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amal sholeh baik laki-laki maupun wanita dan dia dalam keadaan beriman maka akan Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang toyyibah.
Ini jika amalan sholehnya diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, diterima baru dia mendapatkan ganjaran – حَيَاةً طَيِّبَةً – di dalam kehidupan di dunia ini
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan sungguh Kami akan membalas dia dengan ganjaran mereka dengan amalan yang paling baik yang mereka kerjakan,
kapan ini ? Apabila diterima amalannya.
Tujuan kita beramal adalah bagaimana supaya amalan kita ini diterima, oleh karena itu para salaf mereka berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala untuk supaya diterima amalannya, semangat & berusaha bagaimana amalannya benar² diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, diantara usaha mereka adalah tentunya belajar. Karena diterimanya amalan ini ada syarat, harus sesuai dengan Sunnah kalau tidak maka tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala maka mereka belajar bagaimana ibadahnya sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Disamping itu juga mereka mempelajari bagaimana supaya ikhlas belajar Tauhid, belajar Aqidah ditambah mereka berdoa meminta kepada Allah subhanahu wata’ala supaya diterima amal sholeh. Sebagian salaf 6 bulan pertama setelah bulan Ramadhan mereka gunakan memperbanyak meminta kepada Allah subhanahu wata’ala supaya diterima amal sholehnya selama bulan Ramadhan, mereka menunjukan kepada Allah subhanahu wata’ala bahwasanya mereka butuh amalannya ini diterima sehingga mereka (yulihun) merengek² bagaimana amalannya diterima oleh Allah subhanahu wata’ala karena inilah yang akan bermanfaat bagi mereka & akan mereka petik buahnya di dunia maupun di Akhirat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setiap hari diantara dzikir yang dibaca shalat Shubuh
اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا
Beliau membaca & meminta kepada Allah subhanahu wata’ala amalan yang diterima, bukan hanya sekedar amalan saja, tapi ingin amalan yang diterima.
Nabi Ibrahim alaihi salam & juga Ismail ketika diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk membangun dan menaikkan Kabah
۞ وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ
[QS Al Baqorah 127]
Itu doa yang pertama sebelum doa
۞ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
[QS Al Baqoroh128]
Dan mengatakan
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ
[QS Al Barqoroh 129]
Doa yang pertama adalah
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Kenapa demikian, karena mereka yaitu al Anbiya wa sholihun mengetahui tentang keutamaan amalan yang diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, itulah keinginan kita bukan hanya sekedar mujarrot al amal kemudian kita lupakan dan kita cuek apakah diterima atau tidak.
Sebagian salaf saking inginnya dia dan rindunya dia dengan diterimanya amalan dia mengatakan:
“seandainya aku mengetahui bahwasanya Allah subhanahu wata’ala menerima 2 rakaat dariku niscaya aku adalah orang yang menjadi paling gembira/bahagia didunia”
Karena di dalam sebuah ayat Allah subhanahu wata’ala mengatakan
۞ … قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
[QS Al Maidah 27]
Karena Allah subhanahu wata’ala itu hanya menerima dari orang yang bertaqwa.
Kalau diterima meskipun dua rakaat menunjukan bahwasanya dia termasuk orang yang bertaqwa & orang yang bertaqwa merekalah yang berhak, merekalah yang disediakan syurga ‘uiddat lil muttaqin (surga disediakan bagi orang² yang bertaqwa).
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]