Halaqah yang ke-166 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Beliau mengatakan
وَلَهُم مِّنَ السَّوَابِقِ وَالْفَضَائِلِ مَا يُوجِبُ مَغْفِرَةَ مَا يَصْدُرُ مِنْهُمْ
Dan bagi mereka, seandainya terjadi dan ada di antara mereka yang melakukan dosa, dosa besar sekalipun, dan bagi mereka para sahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum dari keutamaan-keutamaan yang mereka mendahului kita di dalamnya, mendahului kita dalam berdakwah mendahului kita dalam beriman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendahului kita dalam berhijrah mendahului kita dalam menolong, berinfaq, mereka memiliki sawabiq, banyak mendahului kita dalam berbagai kebaikan
وَالْفَضَائِلِ
dan mereka memiliki keutamaan-keutamaan, secara umum para sahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum memiliki keutamaan sebagaimana telah berlalu di dalam ayat
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ
Allah subhanahu wata’ala ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah subhanahu wata’ala, mereka adalah sebaik-baik manusia dan mereka memiliki pahala yang besar sebagaimana dalam hadits perbandingan antara infaq yang dikeluarkan oleh salah seorang di antara kita dan infaq yang dikeluarkan oleh salah seorang diantara para sahabat, seandainya seorang diantara kita berinfaq dengan emas sebesar gunung uhud dan mereka berinfaq dengan satu mud makanan niscaya pahala yang kita dapatkan tidak akan sampai kepada satu mud mereka
مَا يُوجِبُ مَغْفِرَةَ مَا يَصْدُرُ مِنْهُمْ
keutamaan tadi karena mereka terdahulu dan mereka juga memiliki keutamaan yang besar ini bisa jadi menjadikan sebab Allah subhanahu wata’ala mengampuni apa yang keluar dari mereka berupa dosa. Jadi seandainya mereka benar-benar berdosa dan itu adalah memang keadaan manusia demikian tapi mereka memiliki keutamaan yang menjadi sebab diampuninya dosa mereka
إِنْ صَدَرَ
kalau memang ada di antara mereka yang melakukan dosa, seandainya mereka melakukan dosa atau salah seorang diantara mereka melakukan dosa adanya fadha’il yang dia miliki adanya sawabiq yang dia miliki itu menjadi sebab diampuninya dosa seseorang
حَتَّى إنَّهُمْ يُغْفَرُ لَهُم مِّنَ السَّيِّئَاتِ مَا لاَ يُغْفَرُ لِمَنْ بَعْدَهُمْ
sampai sesungguhnya mereka ini (para sahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum) diampuni untuk mereka dosa-dosa yang mungkin tidak diampuni bagi orang-orang yang datang setelah mereka. Jadi seandainya di sana ada dosa kalau itu dilakukan oleh salah seorang diantara kita tidak diampuni tapi kalau dilakukan oleh seorang sahabat keadaannya lain sebabnya karena keutamaan yang besar yang Allah subhanahu wata’ala telah memberikan taufiq kepada mereka untuk mendapatkan keutamaan tadi.
Contoh seperti apa yang terjadi pada sahabat Hatib ibn Abi Balta’ah dimana beliau sempat mengutus seseorang mengirim surat memberitahu ke orang-orang Makkah akan kedatangan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat sebentar lagi untuk membuka kota Makkah, akhirnya diwahyukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Ali dan salah seorang sahabat untuk mengejar wanita yang menjadi utusan tadi, setelah tertangkap wanita tadi dan diambil suratnya diketahui bahwasanya yang mengirim adalah Hatib ibn Abi Balta’ah, sampai akhirnya sebagian ingin membunuh Hatib dan ini adalah pengkhianatan, memberitahukan kepada musuh tentang apa yang akan kita lakukan.
Tapi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mencegah yang demikian dan mengabarkan kepada para sahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum bahwasanya Allah subhanahu wata’ala telah melihat Ahlul Badr dan Hatib ibn Abi Balta’ah termasuk Ahlul Badr yang ikut berperang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada tahun yang kedua Hijriyah, bertemu antara 300 lebih para sahabat dengan kurang lebih 1.000 orang musyrikin, kemudian Allah subhanahu wata’ala mengatakan kepada mereka
اعمَلُوا مَا شِئتُم ، فَقَد غَفَرتُ لَكُم
Silahkan kalian melakukan apa yang kalian inginkan sesungguhnya Aku telah mengampuni dosa-dosa kalian, Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosa-dosa yang dilakukan oleh Ahlul Badr karena Allah subhanahu wata’ala tahu bahwa mereka akan meninggal dalam keadaan Islam dan seandainya mereka berbuat salah mereka akan segera bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sehingga sebenarnya Hatib ibn Abi Balta’ah melakukan sesuatu yang sangat besar kalau dilakukan oleh selain beliau, tapi Allah subhanahu wata’ala mengampuni dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sampai mengatakan demikian dan tidak menegakkan hukum kepada Hatib ibn Abi Balta’ah dan memaafkan apa yang dilakukan oleh Hatib ibn Abi Balta’ah. Ini menunjukkan bahwasanya para sahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum diampuni untuk mereka apa yang tidak diampuni untuk yang lain
لأَنَّ لَهُم مِّنَ الْحَسَنَاتِ الَّتِي تَمْحُو السَّيِّئَاتِ مَا لَيْسَ لِمَنْ بَعْدَهُمْ
Karena mereka memiliki kebaikan-kebaikan yang banyak yang menghapuskan dosa-dosa kebaikan yang tidak dimiliki oleh orang yang datang setelahnya.
Jadi kalau dihitung hasanat yang dimiliki oleh para sahabat ini sangat banyak sekali, kebaikan hijrah kebaikan nusrah kebaikan ittiba’ ikhlas amalan-amalan hati infaq fī sabilillah, mereka memiliki kebaikan yang banyak yang menjadikan dosa yang mereka lakukan ini diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala
إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّئَِّاتِۚ
[Hud:114]
Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu menghapuskan kejelekan-kejelekan, Allah subhanahu wata’ala yang mengatakan demikian, yang dimiliki oleh para sahabat adalah kebaikan-kebaikan yang banyak.