Author name: Hamba Allah

Materi 28: Munculnya Imam Mahdi dan Keluarnya Dajjal

Salah satu tanda Kiamat yang besar adalah munculnya Imam Mahdi. Ahlus Sunnah memahami Imam Mahdi sebagai berikut: Di akhir zaman akan muncul seorang laki-laki dari Ahlul Bait. Allah memberi kekuatan kepada agama Islam dengannya. Dia memerintah selama 7 tahun, memenuhi dunia dengan keadilan setelah (sebelumnya) dipenuhi oleh kezhaliman dan kezhaliman. Ummat di zamannya akan diberikan […]

Materi 29: Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam di Akhir Zaman

Ahlus Sunnah mengimani tentang turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman. Sifat-sifat Nabi ‘Isa Alaihissallam yang tercantum di berbagai riwayat adalah beliau seorang laki-laki, berperawakan tidak tinggi juga tidak pendek, kulitnya kemerah-merahan, rambut-nya keriting, berdada bidang, rambutnya meneteskan air seolah-olah beliau baru keluar dari kamar mandi, beliau membiarkan rambutnya terurai memenuhi kedua pundaknya. Setelah keluarnya

Materi 30: Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj di Akhir Zaman dan Terbitnya Matahari dari Barat

Ahlus Sunnah meyakini tentang adanya Ya’juj dan Ma’juj yang mereka akan keluar di akhir zaman. Ya’juj dan Ma’juj adalah manusia biasa seperti layaknya manusia lainnya. Mereka mirip dengan orang bangsa at-Turk (mereka adalah orang kafir), dengan mata sipit, berhidung pesek, berambut pirang, sekalipun bentuk dan kulit mereka bervariasi. Fitnah ini terjadi pada masa Nabi ‘Isa

Materi 31: Ahlus Sunnah Mengimani Adanya Yaumul Akhir

Termasuk beriman kepada hari Akhir yaitu mengimani apa-apa yang dikabarkan (disampaikan) oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang apa-apa yang terjadi setelah kematian. Hukum beriman kepada hari Akhir adalah wajib. Allah dan Rasul-Nya sering menyebutkan tentang iman kepada Allah dan hari Akhir, hal ini menunjukkan pentingnya beriman kepada hari Akhir. Beriman kepada Allah berarti beriman

Materi 32: Ahlus Sunnah Meyakini Adanya Hisab, Al-Mizan, al-Haudh dan Adanya ash-Shirath

Adanya hisab adalah benar menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah serta ijma’ para ulama. Hisab secara bahasa (etimologi) adalah perhitungan. Sedangkan secara syar’i (terminologi) adalah Allah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya tentang amal-amal mereka. Sebagaimana firman Allah al-Hasiib: إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ “Sesungguhnya kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” [Al-Ghaasyiyah/88:

Materi 33: Ahlus Sunnah Mengimani : Syafa’at, Surga dan Neraka serta Tidak Ada Lagi Kematian

Ahlus Sunnah mengimani adanya syafa’at pada hari Kiamat. Syafa’at menurut bahasa (etimologi) berarti menggenapkan, menggabungkan atau mengumpulkan sesuatu dengan sejenisnya. Syafa’at juga berarti wasilah (perantara) dan thalab (permintaan). Syafa’at menurut istilah (terminologi) berarti: اَلتَّوَسُّطُ لِلْغَيْرِ بِجَلْبِ مَنْفَعَةٍ أَوْ دَفْعِ مَضَرَّةٍ. “Menjadi perantara bagi orang lain dengan tujuan mengambil manfaat atau menolak bahaya.” Syarat diberikannya syafa’at

Materi 34: Iman Kepada Qadar(Takdir) Baik Dan Buruk

Golongan yang selamat, Ahlus Sunnah wal Jama’ah beriman kepada qadar yang baik maupun buruk. Iman kepada qadar meliputi iman kepada setiap nash tentang qadar serta tingkatannya. Tidak ada seorang pun yang dapat menolak ketetapan Allah Azza wa Jalla. Iman kepada qadar memiliki empat tingkatan: Pertama: Al-‘Ilmu (Ilmu) Yaitu, mengimani bahwa Allah dengan ilmu-Nya, yang merupakan

Materi 35: Ahlus Sunnah Adalah Ahlul Wasath

Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah Ahlul Wasath (ummat yang pertengahan di antara firqah-firqah [Firqah adalah kelompok atau golongan, aliran, pemahaman yang menyimpang dari pemahaman para Sahabat Radhiyallahu anhum. Mereka mempunyai prinsip dan kaidah da-lam beragama yang berbeda dengan prinsip ‘aqidah dan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah.] yang menyimpang). Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan

Materi 36: Prinsip Ahlus Sunnah tentang Dien dan Iman

Termasuk prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwa dien dan iman adalah ucapan dan pengamalan, perkataan hati dan lisan, amal hati, lisan dan anggota tubuh. Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena perbuatan dosa dan maksiat. Prinsip Ahlus Sunnah tentang iman adalah sebagai berikut: Iman adalah meyakini dengan hati, mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan

Scroll to Top