Berkatalah orang-orang yang dianggap lemah kepada pembesar-pembesar mereka:
“Kalau bukan karena kalian tentulah kami dahulu menjadi orang-orang yang beriman.”
Pembesar-pembesar tersebut membantah dan mengatakan:
“Apakah kami yang telah menghalangi kalian dari petunjuk, sesudah petunjuk itu datang kepada kalian? Tidak! Sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa.”
⇒ Maksudnya: kalian sendirilah yang menginginkan kesesatan dan kami hanya mengajak.
Orang-orang yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan:
“Tidak! Sebenarnya tipu daya kalian malam dan siang itulah yang menghalangi kami, ketika kalian menyuruh kami untuk kafir kepada Allah Subhanahu wata’ala dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.”
Akhirnya semuanya menyesal tatkala melihat adzab. Demikianlah keadaan para pembesar dan tokoh masyarakat yang mengajak kepada kesyirikan dan menghalangi manusia dari tauhid.
Mereka berlepas diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka sedikit pun. Para pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh tersebut dan para pembesar juga celaka. Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka.
Jadilah seorang tokoh masyarakat yang mengajak kepada tauhid. Dan apabila dia adalah orang yang lemah maka janganlah dia mengikuti kemauan para pembesar ataupun orang banyak, apabila dia menghalangi manusia dari tauhid dan mengajak kepada kesyirikan.
Semoga Allah Subhanahu wata’ala memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka. Menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita. Dan menghilangkan kesombongan dari dalam diri kita. Dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala.
Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah Subhanahu wata’ala akan bertanya kepada orang-orang musyrikin tentang sesembahan selain Allah Subhanahu wata’ala yang mereka sembah di dunia, di manakah mereka pada hari tersebut.
Dan Allah Subhanahu wata’ala akan bertanya kepada mereka tentang bagaimana sikap mereka terhadap ajakan para Rasul ‘Alaihimussalam. Di dalam Surat Al-Qashash ayat 62-66, Allah Subhanahu wata’ala akan memanggil orang-orang musyrikin dan menghina mereka dengan bertanya:
“Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian sangka mereka adalah sekutu-sekutu-Ku?”
Kemudian Allah Subhanahu wata’ala akan berkata kepada orang-orang musyrikin:
“Berdoalah kalian kepada sekutu-sekutu kalian!”
Maka sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa berbuat apapun dan tidak menjawab seruan mereka.
Barulah mereka mengetahui bahwasanya sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa menolong mereka sedikit pun.
Allah juga akan bertanya kepada mereka:
“Apakah jawaban kalian terhadap ajakan para Rasul?
Yaitu apakah kalian membenarkan mereka dan mengikuti ajakan mereka untuk bertauhid?”
Demikianlah keadaan orang-orang musyrikin, sesembahan-sesembahan mereka di dunia;
- Tidak bisa mengabulkan do’a mereka ketika sangat dibutuhkan.
- Tidak bisa menolong mereka di hadapan Allah Subhanahu wata’ala, bahkan mereka berlepas diri.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ
وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang berdo’a kepada selain Allah yang tidak bisa mengabulkan sampai hari kiamat?
Dan mereka lalai dari doa orang yang berdo’a kepada mereka.
Dan apabila manusia dikumpulkan, mereka akan menjadi musuh bagi orang-orang yang menyembah mereka.
Dan mereka akan mengingkari ibadah yang dilakukan orang-orang musyrikin terhadap mereka.” (QS Al Ahqaaf: 5-6)
Adapun orang yang bertauhid, maka Allah Subhanahu wata’ala akan menolong mereka di dunia maupun di akhirat.