Home » Halaqah 54: Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar (Bagian 2)

Halaqah 54: Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar (Bagian 2)

Materi HSI pada pertemuan halaqah ke-54 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang beberapa kejadian di padang mahsyar bagian 2. Di antara kejadian di Padang Mashyar bahwasanya Allah Subhanahu wata’ala akan bertanya kepada para Malaikat dan Nabi Isa ‘alaihissalam.

Allah Subhanahu wata’ala menyebutkan di dalam Surat Sabaa 40-42 bahwasanya di Padang Mahsyar, Allah Subhanahu wata’ala akan bertanya kepada para Malaikat yang disembah oleh sebagian manusia sebagai penghinaan terhadap orang-orang musyrikin yang dahulu menyembah mereka:

“Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?”.
Para malaikat menjawab:
“Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami bukan mereka. Akan tetapi sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin tersebut.”

⇒ Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah Subhanahu wata’ala baik orang yang shalih, benda mati dan yang lain-lain maka pada hakekatnya mereka menyembah jin karena yang menyuruh mereka untuk menyekutukan Allah Subhanahu wata’ala adalah jin.

Apabila mereka menaati berarti mereka telah menyembah jin tersebut.
Para malaikat pun tidak berkuasa untuk memberikan manfaat dan tidak pula mudharat kepada orang-orang yang telah menyembah mereka.

Para penyembah malaikat itu pun akan diadzab oleh Allah Subhanahu wata’ala.
Di dalam Surat Al Maidah 116-117 Allah menyebutkan bahwasanya Allah Subhanahu wata’ala akan bertanya kepada Nabi Isa ‘alaihissalam, sebagai penghinaan dari Allah Subhanahu wata’ala terhadap orang-orang Nashrani, yang menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai Tuhan.
“Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia:
‘Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allah?’
Isa menjawab:
“Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku untuk mengatakannya.
Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau mengetahuinya.
Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib.

Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu:
‘Sembahlah Allah Rabb-ku dan Rabb kalian.’
Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama mereka.
Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau lah yang mengawasi mereka.
Dan Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu.”

Demikianlah keadaan para malaikat dan Nabi Isa ‘alaihissalam.

  • Mereka adalah makhluk yang taat beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala.
  • Senang apabila manusia hanya menyembah kepada Allah Subhanahu wata’ala.
  • Dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka.

Demikian pula orang-orang yang shalih dan wali-wali Allah Subhanahu wata’ala, manusialah yang terlalu berlebih-lebihan terhadap mereka;

  • Membuat patung mereka.
  • Memajang gambar mereka.
  • Membangun dan menghias kuburan mereka.
  • Meyakini bahwasanya mereka mengetahui yang ghaib.
  • Berdo’a kepada mereka.
  • Bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka.
  • Beri’tikaf di kuburan mereka.
  • Menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.
  • Membangun masjid di atas kuburan mereka atau memasukkan kuburan mereka di dalam masjid.
  • Bertawassul dengan do’a mereka setelah mereka meninggal dunia atau menganggap orang-orang shalih tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah.

Ini semua termasuk berlebihan.

Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan:

  1. Kaum Nabi Nuh ‘alayhissalām yang berlebihan terhadap 5 orang shalih yang disebutkan di dalam surat Nuh ayat yang ke-23.
  2. Atau seperti keadaan sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan, Husain, dan sebagian keturunan Beliau radhiyallāhu ‘anhum kemudian berlebih-lebihan terhadap mereka.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top