Home » Halaqah 123: Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang Shirath (Bagian 3)

Halaqah 123: Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan tentang Shirath (Bagian 3)

Halaqah yang ke-123 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqidah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
Kita sekarang sedang membahas tentang ucapan Muallif
يَمُرُّ النَّاسُ
an-nās disini maksudnya adalah orang-orang yang beriman.
Masih saat itu orang-orang munafik bersama orang-orang yang beriman, setelah mereka bangkit dari sujud maka dibentangkan ash-shirāth yaitu jembatan yang berada di atas jahannam, kemudian keadaan menjadi gelap gulita sebagaimana disebutkan dalam hadits dan hadits ini shohih diriwayatkan oleh Imam Muslim, ada seorang Yahudi bertanya
أين يكون الناس يوم تبدل الأرض غير الأرض والسماوات؟
Di manakah manusia ketika diganti bumi dan juga langit, ketika diganti bumi dengan bumi yang lain dan langit juga demikian, maka Rasulullāh ﷺ mengatakan
هم في الظلمة دون الجسر
mereka berada di tempat yang gelap sebelum jembatan, makanya Syaikhul Islam menggunakan kalimat الْجِسْرُ (jembatan) karena Nabi ﷺ mengatakan demikian.
Kemudian orang-orang yang beriman diberikan cahaya sesuai dengan amalan mereka, ketika keadaan gelap maka orang-orang yang beriman diberikan cahaya oleh Allāh ﷻ dengannya mereka bisa melihat. Di sebutkan dalam hadits Abdullah bin Mas’ud Nabi ﷺ mengatakan maka Allāh ﷻ memberikan kepada mereka cahaya sesuai dengan kadar amalan mereka, ini menunjukkan tentang pentingnya kita musabaqah dalam beramal shaleh dan bagaimana pengaruh dari amal yang kita lakukan di dunia dengan cahaya yang akan kita dapatkan ketika kita berada di sebelum jembatan.
Sesuai dengan kadar amalan mereka, semuanya bersyahadat semuanya beriman kepada Allāh ﷻ tapi Allāh ﷻ tidak akan menyamakan antara orang yang banyak beramal dan baik dalam beramal dengan selain mereka, Allāh ﷻ Maha Adil tentunya orang yang baik amalannya akan dibedakan dari pada orang jelek amalannya.
فمِنهم مَن يُعطى نُورَه مِثلَ الجَبَلِ العَظيمِ
Ada diantara mereka yang diberikan cahaya seperti gunung yang besar, berarti sangat terang-benderang ditempat yang gelap kemudian dia memiliki cahaya sebesar gunung yang besar dengan leluasa dia akan berjalan ini orang yang di dunianya dia beramal dengan baik dengan ikhlas sesuai dengan sunnah memperbaiki amalannya
يَسعى بَينَ أيديهم
gunung tersebut berjalan di depannya, sehingga dengan leluasa dia berjalan
ومنهم مَن يُعطَى نُورَه أصغَرَ مِن ذلك
dan di antara mereka ada yang diberikan cahaya lebih kecil daripada itu, lebih kecil daripada gunung yang besar
ومنهم مَن يُعطى مِثلَ النَّخلةِ بيَدِه
ada diantara mereka yang diberikan cahaya sebesar pohon kurma yang berada di tangannya, tentunya berbeda yang memiliki cahaya berada didepannya yang cahaya tersebut adalah cahaya yang besar dan ada yang memiliki cahaya-cahaya di sebelah kanannya dan hanya sebesar pohon kurma, tentunya berbeda dengan yang pertama tadi
ومِنهم مَن يُعطى أصغَرَ مِن ذلك
dan ada diantara mereka yang diberikan cahaya lebih kecil daripada itu, mungkin sama-sama di sebelah kanan tapi dia lebih kecil daripada pohon kurma, semuanya kembali kepada amalan kita masing-masing silahkan kita memilih mau mendapatkan cahaya yang besar atau cahaya yang kecil
حتى يَكونَ آخِرُهم يُعطَى نُورَه على إبهامِ قَدَمِه
hingga ada diantara mereka yang diberikan cahaya oleh Allāh ﷻ karena saking sedikitnya amalan yang dilakukan di dunia memiliki cahaya sebesar jempol kakinya, kecil sesuai dengan amalan dia di dunia
يُضيءُ مَرَّةً ويُطفَأُ مَرَّةً
terkadang dia bercahaya dan terkadang dia padam, dia sudah kecil ternyata tidak terus-menerus dia bercahaya
فإذا أضاءَ قَدَمَه قَدَّمَ
kalau dia terang (hidup) maka dia menggerakkan kakinya kedepan kemudian dia berjalan
وإذا أُطفِئَ قامَ
dan apabila padam maka dia berhenti, tidak berani untuk berjalan, dia berjalan ketika bercahaya meskipun hanya sedikit (kecil). Kita disini bisa membayangkan bagaimana berbeda-beda antara orang yang beriman dengan yang lain, sama-sama orang yang beriman sama-sama mereka beramal shaleh tapi Allāh ﷻ membedakan antara satu dengan yang lain, Allāh ﷻ Maha Adil.
Orang-orang munafik juga diberi cahaya oleh Allāh ﷻ dan mereka mengikuti Allāh ﷻ karena mereka secara dzahir dahulu menyembah Allāh ﷻ namun cahaya mereka padam sebelum mereka sampai ke ash-shirāth, adapun orang-orang yang beriman maka terus mereka memiliki cahaya sesuai dengan kadar amalannya.
Jadi orang-orang munafik dapat cahaya sebentar dan mungkin di situ mereka bergembira ternyata mendapat cahaya seperti orang-orang yang beriman tapi sekali lagi Allāh ﷻ menipu mereka pada kesempatan tersebut dan cahaya tersebut padam sebelum mereka sampai kepada jembatan ash-shirāth, disebutkan dalam hadits
ويعطى كل إنسان منهم منافقاً أو مؤمناً نوراً
dan diberikan setiap manusia baik yang munafik maupun orang yang beriman cahaya, demikian Nabi ﷺ mengabarkan. Kemudian mereka mengikuti Allāh ﷻ
وعلى جسر جهنم كلاليب وحسك
dan di atas jembatan jahannam ada كلاليب (besi yang diujungnya agak bengkok, jamak dari كلوب) dan juga ada duri
تأخذ من شاء الله، ثم يطفأ نور المنافقين
dia akan mengambil / menyambar siapa yang Allāh ﷻ kehendaki kemudian akan padam cahaya orang-orang munafiq.
Di dalam Al-Qur’an Allāh ﷻ menyebutkan tentang kisah dan ini adalah detik-detik dimana orang-orang munafik akan berpisah dengan orang-orang yang beriman, ini perlu kita pahami karena mungkin sebagian kita masih membayangan bahwa yang akan melewati jembatan ash-shirāth ini adalah orang munafik orang kafir orang musyrik mereka juga melewati jembatan ini, ternyata dalil tidak mengatakan demikian, akan dipisahkan dan yang melewati ash-shirāth hanyalah orang-orang yang beriman saja. Allāh ﷻ mengatakan dalam Al-Qur’an (Surah Al-Hadid:12-15)
يَوۡمَ تَرَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَسۡعَىٰ نُورُهُم بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَبِأَيۡمَٰنِهِمۖ
Hari dimana engkau akan melihat orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun wanita akan berjalan cahaya mereka dari depan mereka dan juga kanan mereka, tadi disebutkan dalam hadits ada diantara mereka yang cahayanya di depan mereka dan ada yang cahayanya berada di sebelah kanan mereka
بُشۡرَىٰكُمُ ٱلۡيَوۡمَ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ
kabar gembira bagi kalian di hari ini surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kalau sudah disitu berarti akhir dari kehidupan mereka nanti adalah surga, ini adalah kabar gembira bagi orang-orang yang beriman, Alhamdulillāh Allāh ﷻ menyelamatkan mereka dari kesyirikan dari kekufuran ahlul kitab dari kenifaqan, kabar gembira bagi mereka adalah surga
خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٢
mereka kekal di dalam surga dan itu adalah keberuntungan yang besar
يَوۡمَ يَقُولُ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتُ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ
Hari di mana orang-orang munafik yang laki-laki maupun wanita, jadi orang munafik bukan hanya laki-laki saja disana ada wanita-wanita yang mereka sifatnya juga nifaq, mereka berkata kepada orang-orang yang beriman
ٱنظُرُونَا نَقۡتَبِسۡ مِن نُّورِكُمۡ
tunggu kami, karena dipadamkan cahaya mereka sehingga mereka dalam keadaan gelap, melihat orang-orang beriman mereka punya cahaya yang punya cahaya bisa berjalan, akhirnya mereka mengatakan tunggu kami, kami ingin mengambil manfaat dari cahaya kalian
قِيلَ ٱرۡجِعُواْ وَرَآءَكُمۡ فَٱلۡتَمِسُواْ نُورٗاۖ
dikatakan kepada mereka kembalilah kalian ke belakang maka carilah cahaya sendiri, cahaya yang dimiliki oleh orang-orang beriman adalah untuk orang-orang yang beriman luar dan dalam mereka bukan untuk orang-orang munafik seperti mereka yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran
فَضُرِبَ بَيۡنَهُم بِسُورٖ لَّهُۥ بَابُۢ
maka dibentangkan / dibuatkanlah di antara mereka dengan sebuah pagar / batas yang memiliki pintu
بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحۡمَةُ
didalamnya ada rahmah, yaitu bagian yang disitu ada orang-orang yang beriman maka disitu ada rahmah
وَظَٰهِرُهُۥ مِن قِبَلِهِ ٱلۡعَذَابُ ١٣
adapun sebaliknya maka di sana ada adzab, yaitu sisi yang disitu ada orang-orang munafik, satu dinding / pembatas yang sisi orang-orang yang beriman adalah rahmah dari Allāh ﷻ dan sebaliknya di sana ada adzab
يُنَادُونَهُمۡ أَلَمۡ نَكُن مَّعَكُمۡۖ
mereka memanggil-manggil, memanggil-manggil orang-orang yang beriman, dan mengatakan bukankah kami dulu bersama kalian, kami dulu shalat bersama kalian haji bersama kalian berjihad bersama akan tinggal di negeri kalian
قَالُواْ بَلَىٰ
dijawab oleh orang-orang beriman iya kalian bersama kami
وَلَٰكِنَّكُمۡ فَتَنتُمۡ أَنفُسَكُمۡ
tapi kalian dahulu telah memfitnah diri kalian sendiri, yaitu dengan kenifakan kalian merusak diri kalian sendiri
وَتَرَبَّصۡتُمۡ
dan kalian dulu menunggu-nunggu, yaitu menunggu-nunggu kehancuran orang-orang beriman, ini sifat orang munafiq yang mereka tunggu kekalahan orang yang beriman hancurnya orang-orang yang beriman
وَٱرۡتَبۡتُمۡ
dan kalian dalam keadaan ragu dengan kebenaran yang dibawa oleh Nabi ﷺ
وَغَرَّتۡكُمُ ٱلۡأَمَانِيُّ
Dan kalian tertipu dengan angan-angan kalian sendiri, mereka berangan-angan bahwasanya sebentar lagi negeri Islam ini akan hancur dan kita akan kembali menang kita akan kembali menguasai ini angan-angan kalian sehingga terus kalian dalam keadaan demikian sampai Allāh ﷻ mematikan kalian
حَتَّىٰ جَآءَ أَمۡرُ ٱللَّ
sampai datang urusan Allāh ﷻ
وَغَرَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ ١٤
dan telah menipu kalian penipu
فَٱلۡيَوۡمَ لَا يُؤۡخَذُ مِنكُمۡ فِدۡيَةٞ وَلَا مِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ
maka dihari ini tidak akan diambil dari kalian tebusan, kalian mungkin di dunia punya harta dunia punya anak punya istri tidak akan diambil dari kalian tebusan sedikitpun, itu tidak akan bermanfaat bagi kalian
وَلَا مِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ
dan tidak akan diambil tebusan dari orang-orang yang kafir, yaitu orang-orang yang memang orang-orang musyrikin orang-orang ahlul kitab, baik dari orang munafik maupun dari mereka tidak akan diambil tebusan
مَأۡوَىٰكُمُ ٱلنَّارُۖ هِيَ مَوۡلَىٰكُمۡۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ ١٥
tempat kembali kalian adalah neraka dan neraka itu adalah mawla kalian dan itu adalah sejelek-jelek tempat kembali.
Ini adalah waktu dimana terpisah antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang munafiqin, sehingga orang-orang beriman ketika melihat keadaan demikian mereka berdoa kepada Allāh ﷻ mengatakan
رَبَّنَآ أَتۡمِمۡ لَنَا نُورَنَا وَٱغۡفِرۡ لَنَآۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ٨
[At-Tahrim]
Wahai Rabb kami sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah dosa kami sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.
Maka ini adalah waktu dimana Allāh ﷻ memisahkan antara orang-orang beriman dengan orang-orang munafiqin sehingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang beriman saja, sehingga kita katakan
يَمُرُّ النَّاسُ عَلَيْهِ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ
manusia akan melewati jembatan ash-shirāth ini sesuai dengan kadar amalannya dan yang dimaksud dengan manusia disini adalah orang-orang yang beriman.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top