Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah

Materi 21: Iman Kepada Kitab-Kitab, Al-Qur-anul Karim Adalah Kalamullah

Ahlus Sunnah wal Jama’ah beriman dan meyakini dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah Azza wa Jalla telah menurunkan kepada para Rasul-Nya Kitab-kitab yang berisikan perintah, larangan, janji, ancaman dan apa yang dikehendaki oleh Allah terhadap makhluk-Nya, serta di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ […]

Materi 05: Dalil ‘Aqli (Akal) yang Benar Akan Sesuai dengan Dalil Naqli/Nash yang Shahih

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang dalil ‘aqli (akal) yang benar akan sesuai dengan dalil naqli/nash yang shahih. Kata ‘Aql dalam bahasa Arab (etimologi) mempunyai beberapa arti [Lihat al-Madkhal li Diraasatil ‘Aqiidah al-Islaamiyyah ‘alaa Madzhab Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 40)], di antaranya : Ad-diyah (denda), al-hikmah (kebijakan),

Materi 20: Ru’-yatullaah (Melihat Allah pada Hari Kiamat) dan Iman kepada Malaikat

Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengimani bahwasanya kaum Muslimin akan melihat AllahSubhanahu wa Ta’ala pada hari Kiamat secara jelas dengan mata kepala mereka sebagaimana melihat matahari dengan terang, tidak terhalang oleh awan sebagaimana mereka melihat bulan di malam bulan purnama. Mereka tidak berdesak-desakan dalam melihat-Nya. Rasulullahu Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ

Materi 04: Setiap Sunnah yang Shahih yang Berasal dari Rasulullah Wajib Diterima, Walaupun Sifatnya Ahad

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang setiap sunnah yang shahih yang berasal dari Rasulullah wajib diterima walaupun sifatnya ahad. Hadits ahad adalah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits mutawatir atau tidak memenuhi sebagian dari syarat-syarat mutawatir.[Lihat an-Nukat ‘alaa Nuz-hatin Nazhar Syarah Nukhbatil Fikr (hal. 70-71) oleh Syaikh ‘Ali

Materi 19: Ahlus Sunnah Mengimani Tentang An-Nuzul (Turunnya Allah ke Langit Dunia)

Keyakinan wahdatul wujud [Inilah penamaan yang lebih tepat (dengan huruf wawu difat-hah) menurut kaidah bahasa Arab, walaupun lafazh yang lebih masyhur adalah wihdatul wujud] (meyakini bahwa semua yang ada ini hanya satu) dan i’tiqad bahwa Allah menjelma (hulul) pada makhluk-Nya, maka semua keyakinan ini adalah kufur dan mengeluarkan seseorang dari Islam. Keyakinan hululiyyah [Hululiyyah adalah

Materi 03: Kaidah dan Prinsip Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam Mengambil dan Menggunakan Dalil

Materi kajian selanjutnya dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang kaidah dan pinsip ahlus sunnah wal jamaah dalam mengambil dan menggunakan dalil. Sumber ‘aqidah adalah Kitabullah (Al-Qur-an), Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih dan ijma’ Salafush Shalih. Setiap Sunnah yang shahih yang berasal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wajib

Materi 18: Ahlus Sunnah Menetapkan Istiwa’ (Bersemayam) dan Ma‘iyyah (Kebersamaan Allah)

Keempat belas: AHLUS SUNNAH MENETAPKAN ISTIWA’ (BERSEMAYAM) Termasuk iman kepada Allah adalah iman kepada apa yang diturunkan Allah Azza wa Jalla dalam Al-Qur-an yang telah diriwayatkan secara mutawatir dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam serta yang telah disepakati oleh generasi pertama dari ummat ini (para Sahabat Radhiyallahu anhum) bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berada di

Materi 02: Definisi Salaf , Definisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Materi kajian selanjutnya dari kitab Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah tentang definisi salaf dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. C. Definisi Salaf (السَّلَفُ) Menurut bahasa (etimologi), Salaf ( اَلسَّلَفُ ) artinya yang terdahulu (nenek moyang), yang lebih tua dan lebih utama [Lisaanul ‘Arab (VI/331)]. Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan (سَلَفُ الرَّجُلِ) salaf seseorang, maksudnya kedua

Materi 17: Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Menetapkan Sifat Al-‘Uluw (Ketinggian) Bagi Allah

Sifat al-‘Uluw merupakan salah satu dari Sifat-Sifat Dzatiyah Allah Azza wa Jalla yang tidak terpisah dari-Nya. Sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala ini -sebagaimana sifat Allah lainnya- diterima dengan penuh keimanan dan pembenaran oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sifat Allah ini ditunjukkan oleh sama’ (Al-Qur-an dan As-Sunnah), akal, dan fitrah. Telah mutawatir dalil-dalil yang bersumber dari

Scroll to Top