Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah

Materi 27: Tanda-tanda Kiamat

Tentang datangnya hari Kiamat, maka tidak ada seorang pun yang mengetahui, baik Malaikat, Nabi, maupun Rasul, masalah ini adalah perkara ghaib dan hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala sajalah yang mengetahuinya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا […]

Materi 42: Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Mengikuti Sunnah Rasulullah Secara Lahir dan Batin

Termasuk jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah yaitu mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lahir dan batin dan mengikuti jalannya orang-orang yang terdahulu dari kaum Muhajirin dan Anshar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا

Materi 26: Isra Mi’raj

Ahlus Sunnah mengimani bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah di-isra’-kan oleh Allah dari Makkah ke Baitul Maqdis lalu di-mi’raj-kan (naik) ke langit dengan ruh dan jasadnya dalam keadaan sadar[Dalil yang menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Isra’ dan Mi’raj dengan jasadnya yaitu surat al-Israa’/17 ayat 1] sampai ke langit yang ke tujuh, ke

Materi 41: Berhukum Dengan Apa yang Diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Ahlus Sunnah adalah orang yang sangat mendambakan terlaksananya hukum Islam, sebagaimana dilaksanakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Khulafa-ur Rasyidin Radhiyallahu anhum. Prinsip Ahlus Sunnah tentang penegakan syari’at Islam di muka bumi dan berhukum dengan apa yang diturunkan Allah sebagai berikut: Berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala (dengan pemahaman yang luas)

Materi 25: Anjuran Bershalawat, Larangan Ghuluw Dalam Memuji Nabi

D. Anjuran Bershalawat Kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Di antara hak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disyari’atkan Allah Subhanahu wa Ta’ala atas ummatnya adalah agar mereka mengucapkan shalawat dan salam untuk beliau. Allah Subhanahu wa Ta’ala dan para Malaikat-Nya telah bershalawat kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan

Materi 40: Al-Wa’du Dan Al-Wa’iid

Al-Wa’du (الْوَعْدُ), yaitu nash-nash (Al-Qur-an dan As-Sunnah) yang mengandung janji Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada orang yang taat dengan ganjaran yang baik, pahala dan Surga. Adapun yang dimaksud dengan al-Wa’iid (الْوَعِيْدُ), yaitu nash-nash yang terdapat padanya ancaman bagi orang-orang yang berbuat maksiat dengan adzab dan siksaan yang pedih. Keyakinan Ahlus Sunnah mengenai al-Wa’du dan al-Wa’id

Materi 55: Hukum Thiyarah (Tathayyur, Menganggap Sial Karena Sesuatu)

Ahlus Sunnah tidak percaya kepada thiyarah atau tathayyur. Tathayyur atau thiyarah yaitu merasa bernasib sial karena sesuatu. Diambil dari kalimat: زَجَرَ الطَّيْرَ (menerbangkan burung). Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H) rahimahullah berkata: “Dahulu, mereka suka menerbangkan atau melepas burung, jika burung itu terbang ke kanan, maka mereka menamakannya dengan ‘saa-ih’, bila burung itu terbang ke

Materi 54: Al-Istisqa’ Bil Anwa’ (Menisbatkan Turunnya Hujan Kepada Bintang)

Secara bahasa (etomologi), istisqa’ (اَلإِسْتِسْقَاءُ) berarti memohon siraman hujan, dan anwa’ (اْلأَنْوَاءُ) adalah bentuk jamak dari naw-u (نَوْءٌ) yang berarti posisi bintang. Selanjutnya, kata ini dipakai untuk arti bintang saja (tanpa kata posisi). Ini adalah kebiasaan orang Arab menggunakan kata posisi atau tempat tersebut. Ini merupakan bentuk majaz mursal sehingga menurut istilah (terminologi) berarti memohon

Materi 53: Ilmu Nujum (Ilmu Perbintangan)

Ilmu nujum ini termasuk sesuatu yang dapat menafikan Tauhid dan menjerumus-kan pelakunya kepada kemusyrikan, karena orang itu menyandarkan suatu kejadian kepada selain Allah. Munajjim (ahli nujum) juga termasuk dalam kategori peramal menurut apa yang diistilahkan oleh sebagian ulama [Tanjim adalah meramal kejadian-kejadian di bumi berdasarkan petunjuk keadaan bintang]. Di dalam Shahiihul Bukhari dan Shahiih Muslim,

Scroll to Top