Home » Halaqah 02: Penjelasan Pokok Pertama Kitab Ushulussittah (Bagian 1)

Halaqah 02: Penjelasan Pokok Pertama Kitab Ushulussittah (Bagian 1)

Materi HSI pada halaqah ke-2 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Sirah nabawiyah adalah tentang penjelasan pokok pertama kitab Ushulussittah bagian 1.
Kemudian beliau rahimahullah mengatakan:
مِنْ أَعْجَبِ الْعُجَابِ ، وَأَكْبَرِ الآيَاتِ الدَّالَةِ عَلَى قُدْرَةِ الْمَلِكِ الْغَلَّابِ سِتَّةُ أُصُوْلٍ بَيَّنَهَا اللهُ تَعَالَى بَيَانًا وَاضِحًا لِلْعَوَامِّ فَوْقَ مَا يَظُنُّ الظَّانُّوْنَ
“Termasuk sesuatu yang paling mengherankan (yang paling menakjubkan) dan termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah yang paling besar yang menunjukkan tentang kekuasaan Allah Dzat yang Maha Menguasai.
Perkara-perkara atau pokok-pokok yang di jelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penjelasan yang sangat jelas bagi orang-orang awam di atas apa yang disangka oleh orang-orang yang menyangka”
Beliau (rahimahullah) mengatakan:
Termasuk sesuatu yang mengherankan dan menakjubkan dan menunjukkan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah perkara-perkara pokok yang dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala didalam Al Quran dengan penjelasan yang sangat jelas bahkan dipahami oleh orang-orang awam (orang-orang yang biasa didalam kecerdasannya) diatas dari apa yang disangka oleh orang-orang yang menyangka.
ثُمَّ بَعْدَ هَذَا غَلِطَ كثير من أَذْكِيَاءُ الْعَالَمِ
“Kemudian setelah itu salahlah kebanyakan dari orang-orang yang cerdas diantara manusia ini”
وَعُقَلَاءُ بَنِيْ آدَمَ
“Dan orang-orang yang berakal dari anak-anak Adam”
إِلَّا أَقَلَّ الْقَلِيْلِ
“Kecuali sedikit saja diantara mereka”
Maksud dari ucapan beliau rahimahullah didalam muqaddimah kitab beliau ini, adalah,
“Bahwasanya disana ada perkara-perkara (enam perkara) yang telah Allah jelaskan didalam Al Quranul Karim dengan penjelasan yang sangat jelas (saking jelasnya) perkara-perkara ini dipahami oleh orang-orang yang awam atau kasarannya orang yang bodoh orang yang Jahil. Tetapi banyak diantara orang-orang cerdas salah didalam memahami perkara ini.”
⇒ Dipahami oleh sebagian orang (bahkan orang yang awam) akan tetapi disana ada orang cerdas (bahkan di anggap pintar dan ulama oleh sebagian manusia) dia salah didalam memahami enam perkara ini.
(Ini adalah maksud dari ucapan beliau rahimahullah didalam muqaddimah kitab ini)
Sebelum beliau menyebutkan enam perkara ini, beliau ingin menyampaikan kepada kita, (mengingatkan kepada kita) bahwasanya perkara-perkara yang akan beliau sebutkan dipahami oleh orang awam akan tetapi banyak orang yang cerdas dan mengaku dia adalah pengemban ilmu agama ternyata dia salah didalam memahami perkara tersebut.
Dan ini menunjukkan bahwasanya,
“Hidayah dan taufiq adalah ditangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak berkaitan dengan kecerdasan seseorang”
Terkadang Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan al haq (kebenaran) kepada seorang (yang mungkin) diantara manusia sebagai orang yang awam. Namun Allah mengharamkan kebenaran ini dari sebagian orang yang dianggap sebagai orang yang cerdas.
Dan ini menunjukkan bahwasanya hidayah dan taufiq (petunjuk) adalah ditangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآء
“Allah Subhanahu wa Ta’ala menyesatkan siapa yang dikehendaki, dan memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki” (QS. An Nahl: 93/QS. Fathir: 8)
√ Allah Subhanahu wa Ta’ala menyesatkan siapa yang dikehendaki.
Meskipun dia orang yang cerdas, orang yang pintar, orang yang genius, dan memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki.
√ Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki.
Meskipun dia orang yang awam (dianggap terbelakang) oleh sebagian orang, tetapi kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala berkehendak untuk memberikan hidayah kepadanya niscaya dia termasuk orang yang mendapatkan petunjuk.
Dan ini menjadikan kita untuk senantiasa merendahkan diri kita dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, meminta hidayah kepada-Nya.
√ Kita jangan bertawakal dengan ilmu yang kita miliki.
√ Kita jangan bertawakal dengan kecerdasan yang kita miliki.
Kita harus meminta petunjuk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, supaya Allah menunjukkan kepada kita kebenaran dan menjauhkan kita dari syubhat dan juga kebathilan.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Ushulussittah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top