Halaqah yang ke-9 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Beliau mengatakan Rahimahullah
فَهَذَا اعْتِقَادُ الْفِرْقَةِ النَّاجِيَةِ الْمَنْصُورَةِ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ
I’tiqad yaitu keyakinan (aqidah) dan i’tiqad diambil dari kata ‘aqada yang artinya adalah mengikat. Yang dimaksud dengan aqidah adalah sesuatu yang kita gunakan untuk mengikat hati kita sehingga dia tidak bergerak kemana-mana dan itulah keyakinan dia, dan i’tiqad atau aqidah itu terbagi menjadi dua, ada Al-Aqidah yang shahihah dan ada di antaranya adalah aqidah yang Al-Bathilah.
Aqidah yang shahihah adalah aqidah yang berdasarkan Al-Qur’an, berdasarkan Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan pemahaman para salaf, ini adalah keyakinan yang benar, bersumber dari sumber yang benar yaitu Al-Qur’an dan Hadits karena itu adalah wahyu dari Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala dialah yang mengabarkan kepada kita tentang keyakinan-keyakinan yang benar tadi melalui Al-Qur’an dan Hadits, dengan pemahaman para salaf (pendahulu kita) yang telah dipuji oleh Allah subhanahu wata’ala, ini adalah aqidah yang benar.
Dan disana ada aqidah yang bathilah, ini adalah keyakinan-keyakinan yang digunakan oleh sebagian orang untuk mengikat hatinya tapi dia tidak berdasarkan Al-Qur’an dan hadits dengan pemahaman para salaf. Dan yang ingin disampaikan oleh beliau disini adalah aqidahnya الْفِرْقَةِ النَّاجِيَةِ. Beliau mengatakan
اعْتِقَادُ الْفِرْقَةِ النَّاجِيَةِ
Aqidah dan keyakinan firqoh (kelompok) yang najiyah, kelompok yang selamat. Pertama adalah selamat dari perpecahan, mereka tidak menyimpang dari jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan juga para sahabat dan kelompok ini adalah yang akan selamat dari nerakanya Allah subhanahu wata’ala, sehingga dinamakan dengan an-najiyah, kelompok yang selamat.
Diambil dari hadits di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan tentang adanya perpecahan umat menjadi tujuh puluh tiga golongan kemudian Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan kulluha fīnnar (semuanya masuk ke dalam neraka), perpecahan masuk ke dalam neraka illa wahidah (kecuali satu), berarti ada satu ini yang selamat dari perpecahan dan mereka selamat dari nerakanya Allah subhanahu wata’ala. Kemudian beliau mengabarkan bahwasanya golongan yang selamat ini mereka adalah orang-orang yang menetapi jalan Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan juga jalan para sahabatnya sehingga dinamakan mereka ini sebagai golongan yang selamat.
Semuanya ada tujuh puluh tiga firaq, tapi tujuh puluh dua firqah terancam dengan neraka adapun satu firqoh maka merekalah yang selamat sehingga kelompok ini dinamakan dengan Al Firqotun najiyah, ini adalah golongan yang selamat. Di sana ada al firq al halikah (aliran-aliran yang binasa) dan di sana ada al-firqoh an-najiyah. Kalau kita mengambil aqidah firoq tadi maka tempat ancamannya adalah sebagaimana dalam hadits kulluha fīnnar, itu kalau kita mengambil aqidah mereka, aqidah khawarij, aqidah mu’tazilah, aqidah murji’ah. Tapi kalau kita mengambil aqidahnya firqotun najiyah maka InsyaAllah kita akan selamat, sebagaimana firqotun najiyah mereka selamat.
Yang akan beliau sampaikan dalam kitab ini bukan aqidahnya firoq (aliran-aliran yang sesat) tapi yang akan beliau sampaikan adalah aqidah dari firqatun najiyah (kelompok yang selamat) yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits tadi
الْمَنْصُورَةِ
Dan mereka adalah golongan yang manshūroh (yang ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala) diambil dari hadits juga, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan yang maknanya
لا تزال طائفة من امتي على الحق منصورة لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ ولَا مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mereka berada di atas kebenaran, berpegang teguh dengan kebenaran, Al-Qur’an dan hadits dengan pemahaman para salaf, kemudian beliau mengatakan منصورة (mereka akan senantiasa di tolong), mereka ditolong karena mereka berada di atas kebenaran, orang yang berada di atas kebenaran, istiqomah menyebarkan Al-Haqq berarti dia menolong Allah subhanahu wata’ala dan orang yang menolong Allah subhanahu wata’ala dialah yang akan ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala
إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ؛ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
[QS. Muhammad: 7]
Kalau kalian menolong Allah subhanahu wata’ala maka Allah subhanahu wata’ala akan menolong kalian dan menjadikan kalian istiqomah di atas agama-Nya. Akan senantiasa ada diantara umat ini segolongan mereka atau sekelompok mereka yang berada diatas kebenaran, merekalah yang ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala
لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ ولَا مَنْ خَالَفَهُمْ
Tidak akan memudhoroti mereka orang yang meninggalkan mereka, ketika mereka butuh pertolongan manusia meninggalkan tidak peduli dengan nasib mereka, maka ini tidak memudhoroti mereka, yang akan menolong mereka Allah subhanahu wata’ala, kemudian juga
ولَا مَنْ خَالَفَهُمْ
Dan orang-orang yang menyelisihi mereka juga tidak akan memudhoroti mereka, senantiasa ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala dimanapun mereka berada, di berikan istiqomah di tengah-tengah fitnah
حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
sampai datang perkara Allah subhanahu wata’ala, yaitu dengan diutusnya angin yang apabila dihirup oleh seorang yang beriman maka dia akan meninggal dunia.
Berarti kalimat الْمَنْصُورَةِ disini juga diambil dari hadits, golongan inilah yang akan disebutkan oleh syaikhul Islam aqidah mereka, tentunya kita ingin mempelajari tentang aqidah golongan yang selamat ini dan golongan yang ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala supaya kita ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala, supaya aqidah kita ini sama dengan aqidah mereka sehingga kita ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala sebagaimana mereka ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala
إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ
Aqidah Al-firqotun najiyahAl-mansyuroh sampai datangnya hari kiamat. Yang dimaksud dengan datangnya hari kiamat disini bisa diartikan yang pertama ila qurbi qiyamissa’ah, sampai dekatnya datangnya hari kiamat, menjelang, bukan pas hari kiamat ketika ditiup sangkakala yang pertama, tidak, tapi menjelang terjadinya qiyamussa’ah, karena yang akan menghadapi qiyamussa’ah hanyalah orang-orang kuffar, meskipun bukan semua orang kafir tapi yang saat itu menghadapi qiyamussa’ah mereka adalah kuffar, merekalah syirarul halq ‘indallah sebagaimana disebutkan dalam hadits.
Adapun seorang muslim maka dia tidak akan menemui qiyamussa’ah, Allah subhanahu wata’ala dengan rahmatnya akan mencabut nyawa mereka sebelum datangnya qiyamussa’ah, yang dimaksud dengan إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ adalah sampai menjelang datangnya hari kiamat dan ini menunjukkan bagaimana aqidah ahlussunnah wal jama’ah ini adalah aqidah yang tsabitah (aqidah yang kokoh), dia tidak akan berubah dimanapun dia, kapanpun dia, sampai menjelang hari kiamat, sampai firqoh najiyah yang mereka yang terakhir di ambil nyawanya oleh Allah subhanahu wata’ala aqidahnya sama dengan aqidah firqoh najiyahyang sekarang masih hidup, karena dia berdasarkan al-quran dan hadits dengan pemahaman para sahabah.
Dan ada yang mengartikan إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ disini adalah ila qiyamissa’ati mautihim, yaitu sampai kematian mereka. Allahu a’lam yang pertama itu yang lebih jelas menurut saya yaitu sampai mendekati hari kiamat dan ini sesuai dengan yang ada dalam hadits tadi حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ sampai datang diutus angin yang barangsiapa diantara orang beriman yang menghirup angin tadi dia akan meninggal dunia. Disebutkan dalam hadits yang bahkan seandainya ada seorang yang beriman masuk ke dalam gunung niscaya angin tadi akan mengikuti, artinya menunjukkan bahwasanya setiap orang yang beriman saat itu sekecil apapun iman dia, dia akan meninggal dunia dengan sebab menghirup angin tadi.
: أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ
Ahli sunnah wal jama’ah, ini adalah nama lain dari Al-firqoh An-Najiyah (golongan yang selamat), nama lain dari Ath-Tha’ifah Al-Manshūrah (golongan yang ditolong), mereka adalah ahlussunnah wal jama’ah dan ini adalah isyarat bahwa sifat dari golongan yang selamat dan tertolong tadi mereka adalah ahli didalam sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, jalan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Islam sehingga sunnah di sini adalah Islam itu sendiri, Islam adalah jalan hidup Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan itulah jalan hidup kita.
Ahlussunnah adalah orang yang ahli di dalam Islam, kenapa mereka bisa dinamakan dengan ahli, ahli ini adalah orang yang paling dekat dengan sesuatu. Ada seorang Arab misalnya mengatakan ali ahli, isyarat kepada anaknya, kepada istrinya, kenapa dinamakan ahli karena mereka adalah orang yang paling dekat dengan kita. Ahli waris artinya adalah orang yang paling dekat dan dia adalah pewaris, dialah yang berhak untuk mewarisi harta seseorang.
Dan ahlussunnah kenapa dinamakan dengan ahlul sunnah, karena mereka sangat dekat dengan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bukan hanya sekedar mengaku saya adalah muslim tapi mereka getol dalam mempelajari islam itu sendiri, ditelusuri oleh mereka, dipelajari aqidahnya, dipelajari fiqihnya, sampai ada yang terus mengembangkan ilmunya, belajar tentang Ushul fiqih, belajar tentang bahasa yang digunakan, ini adalah sifat Ahlul Sunnah. Dan mereka bukan hanya mempelajari tapi mereka juga dekat dari sisi pengamalan, mereka bukan hanya masalah aqidah yang mereka amalkan, tentang tata cara shalatnya, bagaimana cara berpakaian mereka perhatikan, bagaimana mereka bermuamalah dengan orang lain juga mereka perhatikan, ingin benar-benar mempraktekkan Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bukan hanya sekedar pengakuan atau hiasan saja tapi benar-benar mereka praktekkan, merekalah ahlussunnah. Berarti kenapa mereka selamat dan kenapa mereka ditolong, karena sifat ini, karena mereka ahli dalam sunnah ‘ilman wa ‘amal (baik ilmu maupun amalan).
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]