Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tumbuh sebagai seorang pemuda yang dijaga oleh Allah, terjauh dari kotoran-kotoran Jahiliyyah dan kebiasaan mereka. Paling menjaga kehormatan, paling baik akhlaknya, sangat pemalu, paling jujur ucapannya, sangat menjaga amanah, jauh dari perilaku jorok dan kasar, sehingga dikenal diantara masyarakat Jahiliyyah sebagai seorang Al-Amiin (yang dapat dipercaya).
Beliau dikenal banyak silaturahim, menghormati tamu, membantu yang lain di dalam kebaikan, memakan dari usaha sendiri, dan qona’ah (merasa cukup dengan apa yang Allah berikan).
Ketika beliau berumur 14 atau 15 tahun terjadilah perang al-Fujjar antara Quraisy dan Kinanah melawan Qois dan ‘Aylan, namun tidak ada riwayat yang shahih yang menyebutkan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu ikut berperang.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sempat menghadiri sebuah kesepakatan antara Bani Hasyim, Bani Umayyah, Bani Zahroh, dan juga Bani Makzum yang isi kesepakatan tersebut adalah untuk saling menolong dan saling membantu orang yang didholimi, serta mengembalikan kebaikan kepada yang memiliki.