Home » Halaqah 116: Pembahasan Dalil Pertama Hadits Irbadh (Bagian 2)

Halaqah 116: Pembahasan Dalil Pertama Hadits Irbadh (Bagian 2)

Halaqah yang ke-116 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mengatakan (Rahimahullahu Ta’ala)
بَابُ التَّحْذِيرِ مِنَ البِدَعِ
Bab tahdzir, peringatan, dari bid’ah-bid’ah.
‘Irbad ibn Sariyah mengatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan مَوْعِظَة kepada kami dengan sebuah nasehat yang sangat dalam, para sahabat radhiallahu ta’ala ‘anhum mereka mengatakan
قلنا يَا رَسُولَ اللَّهِ
wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
كَأَنَّها مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ
Sepertinya ini adalah nasehat, arahan, مَوْعِظَة, peringatan dari orang yang akan berpisah, مُوَدِّع artinya adalah orang yang akan berpisah, orang yang akan meninggalkan kita. Orang yang akan meninggalkan maka dia akan berpesan dengan pesan yang menurut dia adalah pesan yang paling penting, mereka mencerna dari ucapan-ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di sini bahwasanya beliau akan segera meninggalkan mereka, akan meninggal, akan meninggalkan para sahabat radhiallahu ta’ala anhum.
Inilah yang mereka pahami dari مَوْعِظَة nya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mereka merasakannya adalah orang yang akan berpisah dan berpisahnya adalah selama-lamanya, dan mereka mengenal bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan selama ini cahaya, memberikan petunjuk, memberikan pengarahan, tentunya para sahabat radhiyallahu ta’ala anhum merasa takut dan khawatir ditinggal oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, hanya saja itu harus terjadi, sunnatullah azza wa jall
كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٖ [ الـرحـمـن:26
كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ [ آل عمران:185
dan itu disadari oleh para sahabat radhiallahu ta’ala anhum, bagaimanapun kecintaan mereka kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pasti di sana ada waktu di mana mereka akan berpisah.
Maka mereka pun, dan ini adalah fiqihnya para sahabat radhiallahu ta’ala anhum, pemahaman mereka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bagaimanapun kecintaan kita Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam akan pergi dan yang mereka butuhkan disini adalah petunjuk dan wasiat Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ketika Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam meninggalkan para sahabat radhiallahu ta’ala anhum apa sebenarnya wasiat dan pesan beliau untuk para sahabat radhiallahu ta’ala anhum saat itu. Inilah yang sangat mereka butuhkan, karena selama ini tentunya mereka para sahabat radhiallahu ta’ala anhum mendapatkan manfaat yang banyak, keluar dari kegelapan jahiliyah kemudian masuk ke dalam alam yang terang benderang, merasakan hidup yang sangat nikmat di dalam Islam maka mereka pun meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memberikan wasiat, yang wasiat itu akan mereka pegang sampai mereka meninggal dunia.
Mereka pun mengatakan fa’aushīna, maka berikanlah wasiat kepada kami dan yang dimaksud dengan wasiat adalah pesan yang dikuatkan, itulah yang dimaksud dengan wasiat, bukan pesan biasa tapi dialah pesan yang dikuatkan, fa’aushīna maka berikanlah wasiat kepada kami. Tentunya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang disifati oleh Allah subhanahu wata’ala
عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
(QS. At Taubah: 128)
yang sangat menginginkan kebaikan bagi umatnya.
Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan wasiat kepada mereka dan tentunya wasiat disini bukan wasiat sembarang wasiat, ini adalah wasiat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka itu adalah sebuah keistimewaan, kemudian yang kedua disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di hari-hari yang mendekati kematian Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan tentunya orang yang demikian memberikan nasehat yang paling penting. Antum misalnya ingin meninggalkan orang yang antum kenal atau keluarga antum dan antum memberikan wasiat kepada mereka tentunya isi wasiat tadi adalah wasiat-wasiat yang menurut antum itu adalah hal yang paling penting, antum tidak akan berwasiat kepada mereka dalam perkara-perkara yang remeh apa yang menurut antum itu adalah penting itulah yang antum sampaikan.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan wasiat, kemudian Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ
Aku wasiatkan kalian dengan taqwa kepada Allah subhanahu wata’ala, sebelum wasiat-wasiat yang lain maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berwasiat dengan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala dan ini adalah wasiat Allah subhanahu wata’ala untuk orang-orang yang terdahulu dan untuk kita. Allah subhanahu wata’ala mengatakan
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
(QS. An-Nissa: 131)
Dan sungguh Kami telah wasiatkan kepada orang-orang sebelum kalian dan juga kepada kalian supaya kalian bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala.
Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendahulukan wasiat taqwa ini sebelum yang lain
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ
Aku wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top