Halaqah yang ke-153 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.
Beliau menyebutkan sebuah permasalahan yang penting diketahui oleh seorang muslim yaitu tentang masalah ikhtilaf Ahlussunnah Wal Jama’ah tentang siapa yang lebih afdhal Utsman atau Ali, disebutkan bahwasanya mereka menjadikan yang ketiga adalah Utsman yang keempat adalah Ali, ternyata sebenarnya di dalamnya ada khilaf diantara Ahlussunnah Wal Jama’ah siapa yang lebih afhal apakah Utsman Ibn Affan radhiyallāhu ta’ala ‘anhu atau Ali Bin Abi Thalib radhiyallāhu ta’ala ‘anhu.
مَعَ أَنَّ بَعْضَ أَهْلِ السُّنَّةِ كَانُوا قَدِ اخْتَلَفُوا فِي عُثْمَانَ وَعَلِيٍّ رَضَيَ اللهُ عَنْهُمَا
Bersamaan dengan itu sebagian Ahlussunnah Wal Jama’ah mereka dahulu berselisih pendapat tentang masalah Utsman dan Ali
بَعْدَ اتِّفَاقِهِمْ عَلَى تَقْدِيمِ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ
setelah mereka semuanya bersepakat mendahulukan Abu Bakar dan Umar, jadi Ahlussunnah Wal Jama’ah sepakat kalau Abu Bakar dan Umar itu lebih afdhal daripada Utsman dan juga Ali, yang menyelisihi itu adalah ahlu bida, Ahlussunnah Wal Jama’ah semuanya sepakat tidak ada khilaf bahwasanya Abu Bakar dan Umar itu adalah yang lebih afdhal daripada Utsman dan juga Ali
أَيُّهُمَا أَفْضَلُ؟
Perselisihan mereka adalah siapa di antara keduanya Utsman dan juga Ali radhiyallāhu ta’ala ‘anhuma yang lebih afdhal, kemudian di sini beliau menyebutkan pendapat-pendapat tersebut.
فَقَدَّمَ قَوْمٌ عُثْمَانَ: وَسَكَتُوا
Ada sebagian Ahlussunnah Wal Jama’ah yang mereka mendahulukan Utsman, Abu Bakar, Umar kemudian Utsman, kemudian mereka diam, tidak menyebutkan siapa yang ke empat
أَوْ رَبَّعُوا بِعَلِيٍّ
Ada diantara mereka yang menjadikan yang keempat adalah Ali, jadi Abu Bakar, Umar, Utsman kemudian menentukan yang keempat Ali Bin Abi Thalib radhiyallāhu ta’ala ‘anhu.
Jadi ada di antara mereka yang sampai kepada Utsman kemudian setelahnya mereka diam dan ini sesuai dengan ilmu yang sampai kepada mereka bukan berdasarkan hawa nafsu, ada di antara mereka yang menyebutkan yang keempat adalah Ali sesuai dengan ilmu yang sampai kepada mereka bukan berdasarkan hawa nafsu.
وَقَدَّم قَوْمٌ عَلِيًّا
Dan ada sebagian kaum yaitu sebagian Ahlussunnah Wal Jama’ah yang mereka mendahulukan Ali, mengatakan yang paling afdhal adalah Abu Bakar kemudian Umar kemudian Ali baru setelah itu Utsman, berarti ini pendapat yang ketiga
وَقَوْمٌ تَوَقَّفُوا
dan ada sebagian yang mereka tawaquf tidak menyebutkan pendapatnya, yang jelas Abu Bakar kemudian Umar, mana yang lebih afdhol Ali atau Utsman mereka tidak menyebutkan pendapatnya, mereka berhenti tidak bisa mengatakan Utsman yang lebih afdhal dan tidak bisa mengatakan Ali yang lebih afdhal, ini semua terjadi berdasarkan ilmu yang sampai kepada mereka.
Diantara yang mendahulukan Ali Bin Abi Thalib radhiyallāhu ta’ala ‘anhu di atas Utsma radhiyallāhu ta’ala ‘anhu beliau adalah Sufyan Ats-Tsauri dan beberapa orang bersama beliau yang berasal dari kūfah sebagaimana hal ini disebutkan oleh Al Imam An-Nawawi rahimahullāh beliau mengatakan telah berkata sebagian ahlussunnah dari ahlul kūfah mereka berkata dan berpendapat mendahulukan Ali di atas Utsman, maksudnya adalah dalam keutamaan. Kemudian Syaikhul Islam beliau menyebutkan bahwasanya Sufyan Ats-Tsauri dan sebagian orang kūfah mereka menguatkan bahwa Ali itu lebih afdhal daripada Utsman, kemudian setelah itu beliau mengatakan
لَكِنِ اسْتَقَرَّ أَمْرُ أَهْلِ السُّنَّةِ عَلَى تَقْدِيمِ عُثْمَانَ، ثُمَّ عَلِيٍّ
Setelah terjadi perbedaan pendapat tersebut di awal maka setelah itu menetap pendapatnya Ahlussunnah Wal Jama’ah (sudah tidak berubah lagi kemudian mereka semuanya sepakat) mengatakan bahwa Utsman lebih afdhal daripada Ali radhiyallāhu ta’ala ‘anhum jami’an, jadi yang dinukil dari Sufyan Ats-Tsauri tadi dan sebagian ahlul kūfah kemudian setelah itu dinukil bahwasanya mereka rujuk dari pendapatnya dan mengatakan seperti yang lain bahwa Utsman radhiyallāhu ta’ala ‘anhu itu lebih afdhal daripada Ali Bin Abi Thalib radhiyallāhu ta’ala anhum jami’an.
Saya nukilkan disini ucapan Abdullah Ibn Umar radhiyallāhu ta’ala ‘anhuma yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari, beliau mengatakan
كُنَّا نُخَيِّرُ بيْنَ النَّاسِ في زَمَنِ النَّبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ؛ فَنُخَيِّرُ أبَا بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرَ بنَ الخَطَّابِ، ثُمَّ عُثْمَانَ بنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عنْهمْ
Kami dahulu menyebutkan siapa yang lebih khoir di antara manusia di zaman Rasulullāh ﷺ, yaitu kami para sahabat berarti bukan hanya satu orang, kami para sahabat dahulu menyebutkan siapa yang lebih afdhal di antara para sahabat, kemudian beliau mengatakan maka kami meyakini bahwasanya Abu Bakar itulah yang paling khair (baik) kemudian Umar kemudian Utsman.
Berarti ucapan beliau kami di sini menunjukkan bahwasanya para sahabat radhiyallāhu ta’ala ‘anhum mereka meyakini dengan keyakinan yang sama bahwa Utsman radhiyallāhu ta’ala ‘anhu itu lebih afdhal daripada Ali radhiyallāhu ta’ala ‘anhu dan inilah yang menjadi pendapat akhir para ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah, sampai yang sebelumnya mendahulukan Ali di atas Utsman seperti Sufyan Ats-Tsauri dinukil dari beliau tentang rujuknya beliau dari pendapat beliau yang pertama.