Home » Halaqah 17: Penjelasan Pokok Keempat Kitab Ushulussittah (Bagian 4)

Halaqah 17: Penjelasan Pokok Keempat Kitab Ushulussittah (Bagian 4)

Materi HSI pada halaqah ke-17 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab kitab Ushulussittah adalah tentang penjelasan pokok keempat kitab Ushulussittah bagian 4. Kemudian beliau mengatakan:
وَيَزِيْدُهُ وُضُوْحًا مَا صَرَّحَتْ بِهِ السُّنَّةُ فِيْ هَذَا مِنَ الْكَلَامِ الْكَثِيْرِ الْبَيِّنِ الْوَاضِحِ لِلْعَامِّيِّ الْبَلِيْدِ
Dan perkara ini menjadi jelas (yaitu) tentang masalah makna ilmu dan siapa ulama.
Menjadi jelas dengan apa yang datang didalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam yang dipahami oleh seorang yang bodoh sekalipun.
ثُمَّ صَارَ هَذَا أَغْرَبَ الْأَشْيَاءِ وَصَارَ الْعِلْمُ وَالْفِقْهُ هُوَ الْبِدَعُ وَالضَّلَالَاتِ
Kemudian setelah itu jadilah ini perkara yang aneh.
Seseorang apabila ceramah atau berbicara hanya berdasarkan Al Qur’an dan hadits maka ini dianggap sesuatu yang aneh, dan bahwasanya ini adalah tidak lumrah (berbicara hanya berdasarkan Al Qur’an dan juga hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam).
Kemudian jadilah yang dinamakan dengan ilmu adalah bid’ah dan kesesatan.
Inilah yang dimaksud dengan ilmu menurut sebagian manusia, apabila seseorang memiliki kemahiran didalam bid’ah, pengetahuan tentang bid’ah-bid’ah, amalan-amalan yang tidak berdasarkan Al Qur’an dan hadits maka dia dikatakan sebagai orang yang memiliki ilmu. Demikian pula kesesatan-kesesatan ini dianggap sebagai ilmu agama
Kemudian beliau mengatakan:
وَخِيَارُ مَا عِنْدَهُمْ لَبْسُ الْحَقِّ بِالْبَاطِلِ
Dan apa yang terbaik didalam mereka adalah mencampuri (membolak balik kebenaran dengan kebathilan).
وَصَارَ الْعِلْمُ الذِيْ فَرَضَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَى الْخَلْقِ وَمَدَحَهُ لَا يَتَفَوَّهُ بِهِ إِلَّا زِنْدِيْقٌ أَوْ مَجْنُوْنٌ
Kemudian menuntut sebagaian manusia bahwasanya ilmu yang tadi kita sebutkan yang telah diwajibkan oleh Allah atas makhluk-makhluknya dan telah Allah puji, mereka mengatakan, “Tidak menyampaikan ilmu ini kecuali zindiq atau majnun (seorang pendusta atau seorang yang gila)”
Dianggapnya orang yang ketika menyampaikan hanya qalallah qalarasul, dianggap ini adalah orang yang seorang yang zindiq atau seorang majnun (seorang pendusta atau seorang yang gila).
وَصَارَ مَنْ أَنْكَرَهُ وَعَادَاهُ وَصَنَّفَ فِيْ التَّحْذِيْرِ مِنْهُ وَالنَّهْيِ عَنْهُ هُوَ الْفَقِيْهُ الْعَالِمُ
Dan jadilah orang yang mengingkari cara seperti ini, dan memusuhi cara seperti ini bahkan mengarang karangan-karangan yang isinya adalah mengingatkan manusia dari menuntut ilmu dengan cara seperti ini dan melarang darinya disebut sebagai seorang yang faqih sebagai seorang yang ‘alim.
Yaitu orang-orang yang mengingatkan manusia dari ceramah-ceramah yang isinya adalah apa yang datang dari Allah dan rasul Nya dengan pemahaman para shahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum.
Dan ini semua termasuk talbis iblis yaitu supaya manusia jauh dari para ulama, jauh dari Al Qur’an, jauh dari hadits, jauh dari pemahaman para shahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum. Dan supaya mereka dekat dengan imam-imam kesesatan dekat, dekat dengan ulama su’, ulama-ulama yang tidak benar, tidak baik, itulah yang ingin disampaikan oleh pengarang pada perkara yang keempat ini.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Ushulussittah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top