Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mengatakan
وقوله تعالى: إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ [آل عمران: 19].
Kemudian dalil yang kedua adalah firman Allah subhanahu wata’ala “sesungguhnya Agama – عِنْدَ اللَّهِ – disisi Allah subhanahu wata’ala (agama yang diridhoi disisi Allah subhanahu wata’ala) adalah agama Islam”
Yaitu Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, atau bisa diartikam Islam disini adalah Islam dengan makna yang umum yaitu agamanya para Nabi & juga para Rasul masuk di dalamnya adalah agamanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Menunjukan bahwasanya selain agama Islam adalah agama yang tidak di ridhoi, yang di ridhoi disisi Allah subhanahu wata’ala adalah Islam. Menunjukan bahwasanya selain agama Islam ini bukan diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala dan kewajiban kita adalah mencari keridhoan Allah subhanahu wata’ala dan menghindarkan diri dari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala.
Oleh karena itu mencari keridhoan & menghindari diri dari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala adalah sebuah kewajiban maka kewajiban kita adalah memeluk agama Islam, karena Islam inilah yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala.
Berarti – إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ – juga menunjukan tentang wajibnya memeluk agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena mencari keridhoan Allah subhanahu wata’ala dan menghindari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala adalah sebuah kewajiban.
وقوله تعالى: وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا
“Dan sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus”
فَاتَّبِعُوهُ
“Maka hendaklah kalian mengikuti jalan tersebut”
وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ
“dan janganlah kalian mengikuti jalan yang lain²”
فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ [الأنعام: 153]
“maka akan berpecah belah kalian dari jalan Allah subhanahu wata’ala”
Allah subhanahu wata’ala mengatakan “Dan sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus” yang dimaksud adalah Islam sebagaimana telah berlalu – الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ – adalah Al Islam dan ini disebutkan di dalam hadits an Nawas ibn Sam’an yang diriwayatkan al Imam Ahmad disini disebutkan tentang tafsir bahwasanya – الصِّرَاطَ – adalah al Islam.
Sudah kita sebutkan bahwa – الصِّرَاطَ – artinya adalah jalan, jalan yang lurus yaitu jalan yang menyampaikan kita kepada Allah subhanahu wata’ala & Islam adalah jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk sampai kepada Allah subhanahu wata’ala sehingga kalau ditafsirkan – الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ – dengan al Islam (shahih) & ternyata di dalam sebuah hadits
عن النواس بن سمعان رضي الله عنه قال عليه الصلاة والسلام: [ضرب الله مثلا صراطا مستقيما، وعلى جنبتي الصراط سوران ..
Allah subhanahu wata’ala membuat permisalan sebuah jalan yang lurus kemudian dipinggir jalan yang lurus tadi ada dua pagar
فيهما أبواب مفتحة،
Di dalam dua pagar tadi ada pintu² yang terbuka
وعلى الأبواب ستور مرخاة،
Dan diatas pintu² tadi ada tirai²
وعلى باب الصراط داع يقول: يا أيها الناس، ادخلوا الصراط جميعا ولا تعوجوا،
Dan dipintu – الصِّرَاطَ – ini ada seorang Da’i yang yang mengatakan “hai manusia masuklah kalian di dalam -الصِّرَاطَ – semuanya dan janganlah kalian meninggalkan – الصِّرَاطَ – ini”
وداع يدعو من فوق الصراط، فإذا أراد الإنسان أن يفتح شيئا من تلك الأبواب، قال: ويحك، لا تفتحه؛ فإنك إن تفتحه تلجه .
Disana ada orang yang menyeru ditengah² (syirot tadi) apabila dia akan membuka satu diantara pintu² tadi maka dia mengatakan – ويحك – celaka kamu jangan engkau membuka pintu² tadi, karena seandainya engkau membuka pintu² yang ada dipinggir tadi maka engkau akan masuk kedalamnya.
Ada yang melarang jangan engkau membuka pintu ini karena kalau dibuka pintunya niscaya engkau akan masuk kedalam pintu tadi, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
فالصراط الإسلام،
Yang dimaksud dengan shirot disini adalah al Islam.
والسوران حدود الله،
Dan dua pagar tadi adalah batasan² Allah subhanahu wata’ala,
والأبواب المفتحة محارم الله،
Dan pintu² yang terbuka tadi adalan perkara² yang diharamkan oleh Allah subhanahu wata’ala,
وذلك الداعي على رأس الصراط كتاب الله،
Dan Da’i yang berada dikepala shirot adalah kitabullah
والداعي من فوق الصراط واعظ الله في قلب كل مسلم
Dan Da’i yang ada diatas shirot , tadi yang mengatakan – لا تفتحه – jangan engkau buka pintu ini adalah yang memberikan dia peringatan/mengingatkan dia yang ada di dalam hati seorang muslim. Karena hati seorang muslim menjadikan dia cinta dengan keimanan
۞ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
[QS al Hujarat]
Dijadikan hati kita ini senang dengan keimanan & benci dengan kefasikan sehingga disana ada yang menasehati kita dalam hati kita (jangan, jangan).
Syahidnya disini adalah – الصراط الإسلام – Shirot tersebut adalah al Islam
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا
“sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus”
Maksudnya adalah Islam, dia adalah jalan yang lurus, jalan yang menyampaikan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dan ini adalah jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena Shiroti ini adalah jalanku
فَاتَّبِعُوهُ
maka hendaklah kalian mengikuti jalan tersebut.
Syahidnya disini Allah subhanahu wata’ala mengatakan – فَاتَّبِعُوهُ – maka hendaklah kalian mengikuti jalan tersebut yaitu – صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا – yang ditafsirkan dia adalah al Islam.
Perintah untuk mengikuti dan asal dari perintah adalah menunjukan kewajiban, jelas ayat ini menunjukan wajibnya mengikuti Islam yang dibawa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
فَاتَّبِعُوهُ
Hendaklah kalian mengikutinya.
Ditambah lagi
وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ
dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan.
Maksudnya adalah jalan-jalan selain al Islam, jalan-jalan selain sabilullah. Sabilullah hanya satu saja dan itulah yang lurus yang akan menyampaikan kepada Allah subhanahu wata’ala, adapun jalan selain ini maka disekitarnya ini banyak jalan-jalan baik sebelah kiri maupun sebelah kanan, disana ada aliran² /thoriqot² dan masing² jalan tersebut ada syaitan yang mengajak manusia untuk masuk kedalam jalan tersebut.
Dan syaitan tidak peduli, orang yang berjalan diatas jalan yang lurus tadi dia mau mengikuti jalan apa saja yang penting tujuan dia adalah bagaimana orang yang jalan diatas jalan yang lurus tadi dia menyimpang (mau ikut sufiyyah, mu’tazilah, jahmiah, khowarij) yang penting keluar dari jalan yang lurus mereka merasa sudah berhasil, kata Allah subhanahu wata’ala
وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ
Dan jangan engkau mengikuti jalan² tadi, disini kita dilarang mengikuti selain jalan Islam tadi/selain jalan Allah subhanahu wata’ala dan larangan pada asalnya diharamkan, diharamkan untuk mengikuti selain Islam.
Selain Islam yang murni yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diharamkan mengikuti jalan² tersebut menunjukan wajibnya mengikuti agama Islam. Ini bisa kewajiban mengikuti Islam diambil dari – وَلَا تَتَّبِعُوا- ditambah lagi dengan kalimat – وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ – selain orang yang mengikuti subul tadi dia melakukan perkara yang diharamkan
فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
Orang yang membiarkan diri dia dan diri orang lain mengikuti jalan² selain Islam tadi maka yang terjadi adalah jalan² tersebut akan memecah belah kalian dari jalan Allah subhanahu wata’ala karena jalan² tersebut banyak yang sebelumnya manusia berkumpul di jalan yang satu jalannya Allah subhanahu wata’ala kemudian ketika dia keluar satunya ingin ikut aliran yang lain akhirnya kalian berpecah belah di jalan Allah subhanahu wata’ala.
Perpecahan umat akibatnya adalah karena tidak mau mengikuti Islam yang murni yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam secara dzhohir maupun secara bathin.
Jadi ayat ini jelas tentang menunjukan wajibnya mengikuti Islam yang dibawa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]