Materi HSI pada halaqah ke-19 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab kitab Ushulussittah adalah tentang penjelasan pokok kelima kitab Ushulussittah bagian 2. Kemudian beliau (rahimahullah) mengatakan:
وَآيَةٌ فِيْ سورة المائدة: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهِ فَسَوْفَ يَأْتِيْ اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهُ
Dan satu ayat didalam surat Al Maidah yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman barangsiapa diantara kalian yang murtad dari agamanya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mendatangkan sebuah kaum yang dicintai oleh Allah dan mereka juga mencintai Allah”
Dan ayat selanjutnya :
أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَـٰفِرِينَ يُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍۢ
“Yang mereka merendahkan diri dihadapan orang-orang yang beriman yang mereka memiliki i’zah, memiliki wibawa diatas orang-orang yang kafir, mereka berjihad dijalan Allah dan mereka tidak takut dengan celaan orang-orang yamg mencela”
Ini ada didalam surat Al Maidah ayat 54 dan disebutkan didalam ayat yang mulia ini beberapa sifat yang dimiliki oleh wali-wali Allah.
⑴ Mereka dicintai oleh Allah dan mereka pun mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kenapa dicintai oleh Allah? Karena mereka mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam seperti yang tadi kita sebutkan.
Mengikuti beliau dengan sebaik-baiknya, baik dalam aqidahnya, dalam ibadahnya dalam akhlaqnya dan mereka juga mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, lebih dari cintanya kepada hartanya, kepada jabatannya, daripada keluarganya, mencintai Allah lebih dari segala-galanya.
⑵ Mereka merendahkan dirinya terhadap orang-orang yang beriman, mencintai orang-orang yang beriman yang mereka adalah saudaranya.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang beriman adalah saudara”
المسلم أخو المسلم
“Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain”
Mereka merendahkan dirinya dihadapan orang-orang beriman, tidak menyombongkan dirinya, inilah diantara sifat wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun bersama orang-orang kafir maka mereka memiliki i’zah (memiliki wibawa) membenci orang-orang kafir tersebut.
⑶ Mereka adalah orang-orang yang berjihad dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rangka meninggikan kalimat Allah.
⑷ Dan mereka tidak takut celaan orang-orang yang mencela, ketika mereka beramar ma’ruf nahi munkar menegakkan agak Allah tentunya disana ada orang yang tidak senang, namun seorang wali Allah Subhanahu wa Ta’ala mereka tidak takut dengan celaan orang-orang yang mencela tersebut.
Inilah diantara sifat-sifat wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Kemudian yang ketiga,
وَآيَةٌ فِيْ يُوْنُسَ وَهِيَ قَوْلُهُ: {أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ . الذِيْنَ آمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ}
Dan satu ayat didalam surat Yunus yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya:
“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak takut dan mereka tidak bersedih”
Mereka adalah orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertaqwa.
Jelas didalam ayat ini, Allah menyebutkan kepada kita tentang sifat wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sesungguhnya wali-wali Allah, mereka tidak takut yaitu tentang apa yang akan mereka hadapi dimasa yang akan datang ketika hari kiamat.
Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan keamanan kepada mereka memberikan rasa tenang, memberikan rasa aman dimasa ketika manusia yang lain dalam keadaan takut.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَـٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al An’am: 82)
Orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanannya dengan kezhaliman yaitu dengan kesyirikan maka merekalah yang akan mendapatkan keamanan.
Karena di dunianya mereka menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Dan mereka tidak akan bersedih dengan apa yang sudah ditinggalkan dari dunia dan seisinya.
Mereka yakin bahwasanya apa yang mereka akan dapatkan disisi Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Siapa mereka?
Allah mengatakan:
Mereka wali-wali Allah, mereka adalah orang-orang yang beriman dan orang-orang yag Bertaqwa.
Apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan didalam sebuah ayat dua kalimat ini yaitu iman dan taqwa, maka iman dan taqwa ini memiliki makna yang berbeda.
- Iman adalah menjalankan perintah.
- Taqwa adalah menjauhi larangan.
Menjalankan perintah, dan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat banyak, dan perintah yang sangat besar adalah perintah untuk bertauhid (meng-Esa-kan Allah Subhanahu wa Ta’ala) yang dengan sebab inilah diutus para rasul, diturunkan kitab-kitab bahkan tidak diciptakan jinn dan manusia kecuali untuk menunaikan, mewujudkan, mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan juga manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”(QS. Adz-Dzariyat: 56)
Dan perintah pertama yang ada didalam Al Qur’an yang Allah sebutkan adalah perintah untuk bertauhid (meng-Esa-kan Allah Subhanahu wa Ta’ala) didalam ibadah.
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai manusia hendaklah kalian beribadah kepada Rabb kalian.” (QS. Al Baqarah: 21)
Siapa Rabb kalian?
ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dia adalah yang menciptakan kalian dan menciptakan orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertaqwa”
Ini adalah perintah pertama yang Allah sebutkan (yaitu) perintah untuk bertauhid.
Sebelum menyebutkan perintah-perintah yang lain, seorang wali Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah orang yang bertauhid, meng-Esa-kan Allah, mengajak manusia untuk beribadah hanya kepada Allah bukan beribadah kepada dirinya dan tidak mengajak manusia untuk menyembah kepada selain kepada Allah, memuja selain Allah mengagungkan selain Allah, ini lah seorang wali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan yang dimaksud dengan at-taqwa adalah meninggalkan larangan, dan larangan yang paling besar adalah larangan untuk melakukan kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌۭ
“Sesungguhnya kesyirikan adalah kezhaliman yang sangat besar” (QS. Luqman: 13)
Ditanya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam oleh seorang shahabat.
أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟
“Ya Rasulullah, dosa apa yang paling besar disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?”
Beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
أَنْ تَجْعَلَ لِلهِ نِدًّا، وَهُوَ خَلَقَكَ
“Engkau menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan dirimu”
Allah yang menciptakan kamu, kemudian engkau menyembah kepada selain Allah, menyerahkan ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau sebagian ibadah kepada selain Allah, seorang yang menjadi wali Allah adalah orang yang meninggalkan kesyirikan.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Ushulussittah]