Halaqah yang ke-20 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mengatakan
قال مجاهد: السبل: البدع والشبهات
Berkata Mujahid (Ibnu Jabr al Makki) beliau adalah murid seniornya Abdullah Ibnu Abbas, diantara ucapan beliau
عرضت القرآن على ابن عباس ثلاثين مرة
“Aku membacakan mushaf dihadapan Abdullah Ibnu Abbas 3 kali”
أقف عند كل آية
“setiap ayat aku berhenti dan bertanya kepada beliau tentang ayat ini”
Jadi bukan hanya tasmi’ tapi juga mengambil tafsir dari Abdullah Ibn Abbas bukan hanya sekali tetapi sampai 3 kali, tentunya ini lain sekali beliau sudah faham dua kali beliau ternyata Abdullah Ibnu Abbas mengulang lagi tafsirnya tentunya lebih berbekas lagi ditambah yang ketiga tentunya mujahid memiliki kedudukan di dalam masalah ilmu tafsir apalagi dilihat guru beliau adalah Abdullah Ibn Abbas yang didoakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
اللّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ
As Subul – السبل – yang dimaksud disini – وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ – adalah – البدع والشبهات – bid’ah², & bid’ah sesuatu yang berada diluar Islam, kalau itu di dalam Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka itu tidak dinamakan dengan bid’ah, dia adalah sesuatu yang baru tidak ada di dalam Islam & di dalamnya adalah subhat kerancuan².
Dari satu sisi kelihatannya dia adalah benar tetapi setelah dari sisi yang lain ternyata dia adalah kebatilan, sebagaimana sebagian terkadang mendatangkan keumuman²
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
[QS Al Ahzab 41]
“wahai orang² yang beriman hendaklah kalian berdzikir dengan dzikir yang banyak”
Berdalil dengan ayat ini tentang Dzikir jamaah, ini dengan alasan didalam Al-Quran kita disuruh untuk berdzikir dengan dzikir yang banyak, orang yang masih kurang keilmuawannya sulit untuk membendung subhat seperti ini. Dilihat dari satu sisi adalah kita harus banyak dzikir kepada Allah subhanahu wata’ala tapi setelah dilihat dari sisi yang lain ternyata ini adalah sebuah bidah, sesuatu yang menyelisihi sunnah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan yang demikian.
Jadi yang menjadi sesuatu yang bidah asalnya amalan tersebut ada tetapi ditambah dirubah caranya dirubah tempatnya dirubah zamannya dirubah angkanya maka ini menjadi bidah Idzofiyah, asalnya disyariatkan tetapi ada idhofat (tambahan²) sehingga jadilah dia sebuah bidah ini yang kadang samar bagi seorang maka jalan² tadi adalah – البدع والشبهات – .
Yang menjadikan perpecahan itu adalah al Bida, adapun syahwat maka ada diantara orang² yang menempuh jalan yang lurus ini yang dia terjerumus kedalam syahwat, tapi yang menjadikan iftirokul ummah menjadi 73 golongan (72 golongan diantaranya masuk kedalam neraka dan 1 golongan merekalah yang masuk kedalam Surga) yang menjadikan mereka berpecah belah tersebut adalah bidah, adalah bid’ah² itiqodiah itulah yang menjadikan aliran² (A, aliran B, C(Mutazilah, Murjiah, Khowarij dan seterusnya)) dan bidah² yang ada pada aliran² tersebut yang ada di dalam hadits iftirokul ummah adalah bidah² yang tidak sampai mengeluarkan mereka dari agama Islam, tapi bidah tersebut termasuk dosa besar & dosa besar bidah ini adalah dosa besar yang berada dibawah kesyirikan
۞ إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ …
[QS An Nisa 48]
Bidah termasuk – دُونَ الشرك – berarti dia masuk dalam firman Allah subhanahu wata’ala -وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ -Allah subhanahu wata’ala masih mengampuni dosa yang dibawah syirik termasuk bidah diantaranya – لِمَن يَشَاءُ – bagi orang yang Allah subhanahu wata’ala kehendaki.
Oleh sebab itu aliran² yang ada yang mereka masuk kedalam 72 golongan, keyakinan ahlu sunnah mereka kelak (mereka dibawah kehendak Allah subhanahu wata’ala) kalau Allah subhanahu wata’ala menghendaki Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosa bidah yang dia lakukan, mungkin saja Allah subhanahu wata’ala ampuni mereka, Allah subhanahu wata’ala mengampuni sebagian dari mereka tapi kalau Allah subhanahu wata’ala menghendaki maka Allah subhanahu wata’ala memasukan dia kedalam Neraka dengan sebab bidah yang mereka lakukan.
Jadi bidah yang dilakukan oleh 72 golongan tadi adalah bidah yang tidak mukaffiroh bidah yang tidak sampai mengeluarkan mereka dari agama Islam. Tapi masuk kedalam dosa besar yang disebutkan oleh Allah – وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاء – ada diantara ahlu bidah yang mungkin dia mukhlis berbeda dengan ahlu bidah yang lain yang keliatan sombong mutakabbir suka mencela tidak menjaga lisannya ada sebagian ahlu bidah dia menjaga lisannya & kelihatan di dalam dirinya keinginan untuk mencari kebenaran, mereka bertingkat².
Oleh karena itu disini Mujahid menyebutkan
السبل: البدع والشبهات
Yang dimaksud dengan jalan² tadi adalah bidah²& juga syubhat² itulah yang menjadikan manusia berpecah belah karena bidah & syubhat ini orang yang berada di dalamnya menganggap dirinya berada diatas kebaikan sehingga disuruh untuk kembali kepada jalan yang tengah, jalan yang lurus sulit, menganggap ini yang benar, yang B-C juga demikian dan seterusnya, akhirnya
۞ …كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
[QS Ar Rum 32]
masing² merasa gembira hizb nya
Berbeda dengan ahlu syahwat ketika dia melakukan syahwatnya /mengikuti hawa nafsunya setelah melakukannya dia dalam keadaan menyesal dan tahu bahwasanya dia itu salah, meskipun ada seorang yang mungkin ditokohkan di dalam agama dia mengatakan halal tapi dia tidak akan percaya, apa yang ana lakukan itu adalah salah, tahu bahwasanya dia diatas kegelapan mengikuti hawa nafsunya & berkeinginan seandainya kelak dia akan kembali kepada Allah subhanahu wata’ala, kembali kepada jalan yang lurus.
Ini diakui oleh orang² yang minum²an keras atau wanita² yang menjadi pelacur & di dalam hati kecil mereka, mereka ingin untuk kembali seperti orang yang normal tapi tidak tahu bagaimana cara kembali, kadang ada diantara mereka yang menulis disecarik kertas ditempelkan dikamarnya “Ya Allah subhanahu wata’ala kapan dia kembali” mengungkapkan tentang penyesalan dia atas jalan yang sedang dia jalani sekarang ini, mereka adalah ahli syahwat.
Adapun ahlu Bidah mereka ahul subhat maka mereka merasa bahwasanya dia berada diatas jalan yang benar sehingga inilah yang memecah belah umat – فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ –
Sehingga tidak jauh apabila Mujahid disini menafsirkan assubul disini dengan al Bid’ah wa syubhat, menunjukan bahwasanya bidah² inilah yang menyebabkan perpecahan umat. Adapun sunnah maka dia lah yang menyatukan umat, inilah yang mengumpulkan kita, adapun kalau masing² kita masih berada di dalam aliran² tersebut maka kita akan terus berpecah belah tapi ketika kita mau berkumpul mempelajari aqidah yang benar, manhaj yang benar inilah yang akan mengumpulkan kita diatas jalan ini.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]