Home » Halaqah 22: Diantara Pelajaran dari Dakwah Sirriyyah yang Dilakukan Oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam

Halaqah 22: Diantara Pelajaran dari Dakwah Sirriyyah yang Dilakukan Oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam

Materi HSI pada halaqah ke-22 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang diantara pelajaran dari dakwah sirriyyah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari dakwah sirriyyah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :

1. Pentingnya mendakwahi orang-orang yang paling dekat.

Ketika dakwah Sirriyyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendakwahkan Islam kepada orang-orang yang sangat dekat dengan Beliau, baik keluarganya maupun teman-teman dekat Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian pula setiap orang yang terlihat pada dirinya tanda kebaikan, mencintai kebaikan dan kebenaran, yang Beliau mengenal mereka dengan baik dan mereka pun mengenal Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan baik.

Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu adalah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam semenjak sebelum Beliau menjadi Nabi.

Beliau adalah orang kaya dan memiliki kedudukan yang tinggi diantara orang-orang Quraisy.

Beliau adalah sosok yang dicintai oleh manusia dan memiliki akhlak yang mulia. Banyak orang yang mendatangi beliau karena ilmunya dan perdagangannya, serta karena baiknya akhlak beliau.

Setelah masuk Islam, beliau radhiyallahu ‘anhu aktif mendakwahi manusia kepada Islam dengan cara rahasia. Beliau mendakwahi orang-orang yang beliau percaya dan mereka biasa mendatangi beliau radhiyallahu ‘anhu.

Telah masuk Islam dengan sebab beliau, Utsman Ibnu ‘Affan, Az Zubair bin Al Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqos, Tholhah bin Ubaidillah, dll.

Kemudian masuklah ke dalam Islam banyak orang, baik laki-laki maupun wanita, sehingga mulailah tersebar kabar tentang Islam di kota Mekkah dan Islam menjadi bahan pembicaraan.

2. Bahwa seorang muslim diperintahkan mengambil sebab yang dhohir.

Dakwah sirriyyah Beliau adalah dengan perintah Allah, bukan karena Beliau ﷺ tidak beriman dengan takdir Allah, tetapi ini adalah pelajaran bagi seorang dai supaya mengambil sebab-sebab kebaikan dan sebab-sebab keselamatan.

Diantara Pelajaran yang bisa kita ambil:
3. Bahwa mengingkari kemungkaran apabila mengakibatkan akan terjadi kemungkaran yang lebih besar maka tidak boleh mengingkari kemungkaran tersebut.

Di awal dakwah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengingkari orang-orang musyrikin secara terang-terangan karena yang demikian akan menjadikan kemungkaran yang lebih besar dan akan menjadikan dakwah berhenti sebelum berkembang.

***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Sirah Nabawiyyah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top