Materi HSI pada halaqah ke-24 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah adalah tentang landasan pertama ma’rifatullah bagian 12 dalil ibadah menyembelih. Beliau mengatakan,
ودليل الذّبح قوله تعالى
(قُلۡ إِنَّ صَلَاتِی وَنُسُكِی وَمَحۡیَایَ وَمَمَاتِی لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ لَا شَرِیكَ لَهُۥۖ )
[Surat Al-An’am 162 – 163]
“Dan dalil bahwasanya menyembelih hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, dalam firman Allah,
“Katakanlah sesungguhnya sholatku, dan sembelihanku, dan hidupku, dan juga matiku adalah lillaah, untuk Allah Rabbil ‘Alamin, Rabb Semesta Alam, tidak ada sekutu baginya.”
Allah mengatakan di dalam ayat ini وَنُسُكِى dan ‘nusuk’ maknanya adalah sembelihan.
لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Berikrar seorang muslim, bahwasanya sholatnya, ibadahnya, do’anya, demikian pula sembelihannya, amalan yang dilakukan ketika hidup, amalan yang dilakukan ketika dia meninggal dunia, adalah untuk Allah Rabbul ‘Alamin.
Menunjukkan bahwasanya sembelihan hanya untuk Allah, tidak boleh diserahkan kepada yang lain, tidak ada sekutu baginya.
Menyembelih bisa berupa ibadah. Dan apabila berupa ibadah maka tidak boleh seseorang menyembelih kecuali untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tidak boleh seseorang menyembelih dengan niat mengagungkan selain Allah, seperti seseorang yang menyembelih untuk jin, meskipun jin tersebut dinamai dengan berbagai nama, dinamai dengan Nyi Fulan, atau Kyai Fulan, atau dinamai dengan ‘yang mbahurekso’, dan intinya adalah semuanya jin.
Tidak boleh seseorang menyembelih seekor hewan misalnya, dengan tujuan untuk mengagungkan kepada makhluk seperti jin misalnya, dan ini semua adalah termasuk syirik. Karena menyembelih adalah ibadah, jika diserahkan kepada selain Allah maka orang yang melakukannya adalah orang yang musyrik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala) di dalam ibadahnya.
Dan syirik di sini bukan syirik yang kecil. Orang yang menyembelih untuk selain Allah, maka dia terjerumus ke dalam syirik yang besar, yang mengeluarkan dia dari Islam dan membatalkan seluruh amalannya.
Dan apabila dia meninggal dunia maka dia tidak akan diampuni dosa syirik tersebut oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik.” [QS. An-Nisa : 48]
Oleh karena itu hati-hati seorang muslim di dalam masalah ibadah ini (menyembelih) jangan sampai dia dalam kasus tertentu diperintahkan oleh orang lain untuk menyembelih untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kemudian beliau mengatakan,
ومن السنة :{لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ}
“Dan dalil dari sunnah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam,
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah.” [Hadits shahih riwayat Muslim nomor 1978]
Dan makna dari laknat Allah adalah dijauhkan dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang dilaknat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala maka dia dijauhkan dari rahmat Allah, dari kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hidup di dunia dalam keadaan tidak memiliki kasih sayang. Menunjukkan bahwasanya menyembelih adalah ibadah yang tidak boleh diserahkan kepada selain Allah.
وَمَن يَلْعَنِ اللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا
“Barangsiapa yang Allah laknat maka dia tidak akan menemukan penolong.” [QS. An-Nisa 52]
Bagaimana orang yang dilaknat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala mendapatkan pertolongan?
Oleh karena itu, ini menunjukkan tentang bahaya menyembelih untuk selain Allah. Tidak boleh seseorang menyembelih untuk makhluk dengan maksud ta’dhim (mengagungkan dia), merendahkan dirinya di hadapannya, mengharapkan manfaat, dan juga menghindarkan mudharat dari dirinya, kemudian dia menyembelih untuk makhluk tersebut.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah]