Home » Halaqah 26: Bab 03 Tafsirul Islam – Penjelasan Umum Bab dan Pembahasan Dalil Pertama QS Ali Imran 20

Halaqah 26: Bab 03 Tafsirul Islam – Penjelasan Umum Bab dan Pembahasan Dalil Pertama QS Ali Imran 20

Halaqah yang ke-26 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mengatakan
باب تفسير الإسلام
Bab tentang tafsir penjelasan hakikat Islam.
Setelah sebelumnya bab yang pertama beliau menjelaskan tentang keutamaan Islam, dibuat pembaca itu semangat untuk mengetahui apa itu Islam, dibuat pembaca semangat untuk mengamalkan Islam. Disebutkan dalil dari Al-Qur’an maupun dari As-Sunnah dan juga ucapan para Salaf, sehingga diharapkan setelah membaca bab tentang fadhlul Islam maka timbul di dalam dirinya semangat yang membara untuk mengilmui dan juga mengamalkan Islam.
Kemudian setelah itu beliau menyebutkan bab yang kedua tentang wajibnya Islam & bahwasanya keutamaan yang ada di dalam Islam, yang disebutkan pada bab yang pertama itu bukan istihbab antum mau Islam Alhamdulillah kalau tidak maka tidak masalah.
Beliau datangkan bab yang kedua mengingatkan bahwasanya keutamaan² tadi wajib harus kita dapatkan, keutamaan bukan hanya kepada sesuatu yang Sunnah bahkan sesuatu yang wajib sekalipun juga memiliki keutamaan yang sudah kita sebutkan contoh²nya, dengan adanya bab yang kedua semakin pembaca dibuat penasaran untuk mengetahui tentang apa itu Islam, mengapa sedemikian besarnya keutamaannya, bahkan dia adalah sesuatu yang wajib atas muslim dan juga muslimah.
Maka ini tentunya bagi orang yang memiliki khoir di dalam hatinya, benar² dia ingin mengikuti dan mengamalkan/mengetahui kebenaran maka akan timbul di dalam hatinya ingin tahu apa itu Islam, ingin mendapatkan keutamaan yang besar & ingin melakukan kewajiban karena ternyata dia diwajibkan atasnya dan selain dia, oleh sebab itu sangat tepat disini muallif mendatangkan bab yang ketiga – باب تفسير الإسلا – karena sebelumnya sudah menjadikan qori itu ingin tahu tentang apa itu Islam dengan menyebutkan keutamaannya dan juga tentang kewajiban Islam.
Yang seperti ini kalau bukan taufiq dari Allah subhanahu wata’ala maka tentu tidak akan bisa didapatkan, oleh sebab itu penting sekali dari awal disebutkan orang yang ingin menulis sebuah kitab memohon pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala supaya diberkahi dan dimudahkan di dalam menulis kitab yaitu dengan memulai kitabnya dengan basmalah. Ini diantara berkahnya, ini diantara buah yang bisa kita ambil karena adanya taufiq dari Allah subhanahu wata’ala dan juga pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala dimudahkan seseorang untuk bisa menyusun kitab dengan kerangka pikiran yang bisa dipahami oleh pembaca.
Baik
باب تفسير الإسلام
Yaitu bab tentang penjelasan tentang Islam itu sendiri, apa itu sebenarnya hakikat dari Islam, beliau mendatangkan satu ayat kemudian 4 hadits yang dengannya beliau berharap bisa menjelaskan kepada kita tentang apa sebenarnya makna Islam. Apakah Islam hanya sekedar amalan yang ada di dalam hati ataukah Islam hanya sekedar amalan dzhohir ataukah Islam yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mencakup amalan yang dzhohir & bathin.
Disinilah beliau akan mendatangkan dalilnya & kita melihat bagaimana dan apa yang beliau bawakan diantara dalil-dalil tersebut.
وقول الله تعالى: فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ [آل عمران:20]
“Maka apabila mereka menghujatmu tidak menerima dakwah mu”
فَقُلْ أَسْلَمْتُ
“maka katakanlah”
وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ
“aku telah menghadapkan wajahku kepada Allah subhanahu wata’ala dan orang² yang mengikuti diriku”
Yaitu orang² yang mengikuti diriku juga menghadapkan wajahnya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Ini adalah ayat yang sebelumnya Allah subhanahu wata’ala mengatakan
۞ شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلۡعِلۡمِ قَاۤىِٕمَۢا بِٱلۡقِسۡطِۚ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ
[Surat Ali ‘Imran 18]
“Allah subhanahu wata’ala bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia & para Malaikat dan juga orang² yang berilmu tegak dengan keadilan tidak ada sesembahan selain Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Berbicara tentang masalah Tauhid yang sudah kita sampaikan penjelasan tentang ayat ini ketika membahas tentang Al-Ushul atsTsalasah.
۞ ان الدين عند الله الاسلام
“sesungguhnya agama disisi Allah subhanahu wata’ala adalah Islam”
Yaitu agama yang diridhai disisi Allah subhanahu wata’ala adalah Islam.
وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ
“dan tidaklah orang² yang diberikan Al Kitab (yaitu orang² Yahudi dan Nasrani) berselisih kecuali setelah datang kepada mereka Ilmu”
Saling mendholimi diantara mereka
وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
QS Ali Imran 19
“dan barangsiapa yang kufur dengan ayat² Allah subhanahu wata’ala, maka sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala adalah Dzat yang sangat cepat hisab-Nya”
Kemudian Allah subhanahu wata’ala mengatakan
۞ فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ ۗ
“Maka seandainya mereka membantahmu/menghujatmu”
Artinya mereka tidak mau menerima Islam yang dibawa olehmu, membantahmu-membangkangmu, tidak mau menerima Islam yang dibawa oleh dirimu wahai Muhammad,
فَقُلْ
katakanlah kepada mereka,
أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ
Aku telah menyerahkan wajah ku kepada Allah subhanahu wata’ala.
Dan sesuatu yang paling mulia/ terhormat di dalam diri kita adalah wajah, kalau kita sudah serahkan wajah kita kepada Allah subhanahu wata’ala dan dia adalah sesuatu yang paling terhormat yang kita miliki, tentunya anggota badan yang lain juga mengikuti, wajah, badan, tangannya juga menyerahkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala tidak menyentuh kecuali yang diperbolehkan oleh Allah subhanahu wata’ala, lisannya juga menyerahkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala, tidak berbicara kecuali yang diridhai oleh Allah subhanahu wata’ala, matanya juga menyerahkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala, tidak melihat kecuali yang diperbolehkan oleh Allah subhanahu wata’ala, telinganya juga demikian, hatinya juga tidak melakukan kecuali yang diridhai oleh Allah subhanahu wata’ala, dipenuhi hatinya oleh keikhlasan, mahabbah, rasa takut kepada Allah subhanahu wata’ala.
Adapun riya dan juga sum’ah, hasad, dendam yang disitu ada mengikuti hawa nafsu, dan disitu ada jenis dari pembangkangan terhadap Allah subhanahu wata’ala, karena orang yang dendam/hasad ini mengikuti hawa nafsunya, disingkirkan itu semuanya, di tundukan hatinya sebagaimana wajah nya diserahkan kepada Allah subhanahu wata’ala maka hatinya juga diserahkan kepada Allah subhanahu wata’ala.
Dan ini mencakup anggota badan kita maupun apa yang ada di dalam hati kita,
Berarti
أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ
Penyebutan wajah disini bukan berarti pembatasan tapi dia adalah isyarat bahwasanya seluruh apa yang dia miliki baik yang dzhohir maupun bathin semuanya menyerahkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala .
Berarti Islam tafsirnya bukan hanya sesuatu yang dzhohir saja atau sesuatu yang bathin saja, tetapi Islam penyerahan diri secara total baik dzhohir nya maupun bathin nya.
Ini adalah Tafsirul Islam, bahwasanya Tafsirul Islam adalah penyerahan diri secara total baik dzhohir maupun bathin.
Inilah yang ada di dalam Fadhlul Islam bab yang pertama adanya penyerahan total dzhohir maupun bathin maka dia akan mendapatkan keutamaan yang besar yang disebutkan di dalam bab yang pertama. Dan ini yang dimaksud dengan Wujubul Islam , yang wajib untuk Islam bukan hanya dzhohir saja bukan hanya bathin saja tetapi kedua²nya.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top