Halaqah yang ke-27 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Beliau mendatangkan beberapa ayat yang isinya adalah penetapan sifat ilmu bagi Allah subhanahu wata’ala
Didalam ayat yang lain yaitu surat Al-An’am, Allah subhanahu wata’ala mengatakan
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ
Dan di sisi-Nya ada kunci-kunci ilmu ghoib, ada yang mengartikan kunci-kunci di sini adalah khoza’in yaitu perbendaharaan ilmu ghoib itu di sisi Allah subhanahu wata’ala.
لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ
Tidak mengetahuinya kecuali Allah subhanahu wata’ala. Disebutkan dalam sebuah hadits tentang makna مَفَاتِحُ الْغَيْبِ, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
مِفْتَاحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ اللَّهُ
Kunci-kunci ilmu ghoib itu ada lima, tidak mengetahuinya kecuali Allah subhanahu wata’ala. Haditsnya Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari.
لاَ يَعْلَمُ مَا تَغِيضُ الأَرْحَامُ إِلاَّ اللَّهُ
Tidak ada yang mengetahui apa yang dikandung oleh rahim kecuali Allah subhanahu wata’ala, yaitu yang mengetahui dia kelak akan menjadi seorang laki-laki atau wanita dan seterusnya, tidak ada yang mengetahui yang demikian kecuali Allah subhanahu wata’ala, ini sebelum Allah subhanahu wata’ala mengabarkan kepada malaikat, setelah Allah subhanahu wata’ala mengabarkan kepada malaikat dia laki-laki atau perempuan maka ini tidak lagi menjadi ilmu ghoib karena sudah diberitahukan oleh Allah subhanahu wata’ala kepada malaikat sehingga bisa diketahui laki-laki atau wanita setelah berapa bulan, yaitu kalau sudah diketahui berarti ini bukan lagi ilmu ghoib tapi sebelumnya tidak ada yang bisa mengetahui.
وَلاَ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ إِلاَّ اللَّهُ
Dan tidak mengetahui apa yang terjadi besok kecuali Allah subhanahu wata’ala.
Dukun tidak tahu, tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang kecuali Allah subhanahu wata’ala, bahkan dusta setiap orang yang mengaku mengetahui ilmu yang ghoib, para peramal para dukun yang dengan berbagai cara mereka menipu manusia.
وَلاَ يَعْلَمُ مَتَى يَأْتِي الْمَطَرُ أَحَدٌ إِلاَّ اللَّهُ
Tidak mengetahui kapan akan datang hujan seorangpun kecuali Allah subhanahu wata’ala. Dengan ilmu yang yakin di atas keyakinan besok akan terjadi hujan, yang mengetahui hanya Allah subhanahu wata’ala saja, kalau kita hanya memperkirakan, disana ada mendung itu kita hanya memperkirakan saja adapun ilmu yang pasti yang mengetahui Allah subhanahu wata’ala.
وَلاَ تَدْرِي نَفْسٌ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِلاَّ اللَّهُ
Sebuah jiwa tidak mengetahui kapan dia meninggal dunia kecuali Allah subhanahu wata’ala, dimana dia meninggal dunia kecuali Allah subhanahu wata’ala
وَلاَ يَعْلَمُ مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ اللَّهُ
Dan tidak mengetahui kapan terjadinya As-Sa’ah (tiupan sangkakala yang pertama) kecuali Allah subhanahu wata’ala.
Ini adalah مَفَاتِحُ الْغَيْبِ lima perkara yang merupakan kunci ilmu ghoib, tidak mengetahuinya kecuali Allah subhanahu wata’ala. Kemudian Allah subhanahu wata’ala mengatakan
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
Dan Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang mengetahui apa yang ada di darat maupun yang ada di lautan. Yang ada di darat seluruhnya Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui, tentang diri kita, tentang makhluk yang lain, pohon, hewan dan apa yang ada di dalam daratan maka Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui, dan apa yang ada di lautan dengan berbagai jenis ikannya dan benda-benda yang ada di dalamnya, kapal-kapal yang karam dan seluruh makhluk hidup dan makhluk yang mati di sana Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui.
Dia-lah Allah subhanahu wata’ala yang mengetahui segala sesuatu apa yang terjadi di lautan, mungkin di sana ada peninggalan-peninggalan Firaun yang dikisahkan dalam Al-Qur’an tenggelamnya dia di dalam laut, dan kapal-kapal yang besar yang mereka tenggelam dan tidak diketahui kabarnya, Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui apa yang terjadi di dalam sana, Dia-lah Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Mengetahui segala sesuatu di darat maupun di laut.
وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا
Dan tidaklah jatuh sebuah daun kecuali Allah subhanahu wata’ala mengetahui, Subhanallah, jatuhnya daun misalnya di malam hari dan kalau kita hitung berapa jumlah daun yang ada dibumi, satu persatu jatuhnya dia Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui, kapan jatuhnya, karena sebab apa karena angin atau karena digoyang oleh orang, di mana dia jatuhnya, bagaimana dia jatuhnya itu tidak lepas dari ilmu Allah subhanahu wata’ala. Kalau yang demikian saja Allah subhanahu wata’ala mengetahui lalu bagaimana dengan yang perkara-perkara yang lain.
وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ
Dan tidak pula biji-bijian yang ada dalam kegelapan-kegelapan bumi. Karena cahaya tidak sampai ke dalam sana tapi biji-bijian yang ada di sana Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui, dan kita tidak melihat ternyata mungkin di bawah rumah kita ada biji ini, ternyata di sana ada biji ini, di bawah bumi itu banyak biji-bijian, mungkin terbawa air, mungkin di bawah burung atau dilempar oleh seseorang, bentuknya kecil tapi Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui, ketika turun hujan tertimpa air kemudian Allah subhanahu wata’ala menghendaki dia untuk tumbuh.
وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِين
Dan tidak ada sesuatu yang basah ataupun yang kering kecuali itu semuanya ada dalam kitab yang jelas, yaitu dalam lauh al-mahfudz. Bagaimana seseorang ragu bahwasanya Allah subhanahu wata’ala memiliki ilmu yang Maha Sempurna. Kemudian Allah subhanahu wata’ala mengatakan
وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنثَى وَلا تَضَعُ إِلاَّ بِعِلْمِه
Dan tidaklah seorang wanita mengandung dan tidak melahirkan kecuali dengan ilmu Allah subhanahu wata’ala. Mengandung sebabnya apa, berapa lama dia mengandung, apa yang terjadi dalam perutnya dan ketika melahirkan juga demikian kapan dia akan lahir, Allah subhanahu wata’ala yang menentukan Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Mengetahui, dimana dia akan melahirkan Allah subhanahu wata’ala yang juga mengetahui tidak ada yang luput dari ilmu Allah subhanahu wata’ala. Kemudian ayat yang terakhir
وَقَوْلُهُ: لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Supaya kalian mengetahui bahwa Allah subhanahu wata’ala Dia-lah Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu dan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang ilmunya meliputi segala sesuatu. Ini Allah subhanahu wata’ala sebutkan setelah Allah subhanahu wata’ala menyebutkan tentang penciptaan Allah subhanahu wata’ala terhadap tujuh langit dan juga bumi, Allah subhanahu wata’ala mengatakan
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ وَّمِنَ الْاَرْضِ مِثْلَهُنَّ
[At-Talaq:12]
Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang menciptakan tujuh langit dan bumi yang semisalnya, ada yang mengatakan bumi juga tujuh,
يَتَنَزَّلُ الْاَمْرُ بَيْنَهُنَّ
Perintah Allah subhanahu wata’ala turun antara langit dan bumi, yaitu Allah subhanahu wata’ala mewahyukan kepada seorang nabi seorang rasul
لِتَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Supaya kalian mengetahui bahwasanya Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu. Yaitu Allah subhanahu wata’ala menciptakan diantara faedahnya supaya kita paham, supaya kita mengetahui bahwasanya Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.
Jadi tidak ada keputusasaan pada diri seorang muslim tidak ada putus asa terhadap rahmat Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang untuk mampu melakukan segala sesuatu, Dia-lah yang bisa menghilangkan dari kita bala’ dalam sekejap dalam sedetik atau kurang dari sedetik Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu untuk melakukan segalanya, senantiasa ada dalam diri seorang muslim harapan, keluar dari berbagai problem baik problem pekerjaan atau rumah tangga, Allah subhanahu wata’ala mampu untuk menolong dia dan melakukan apa yang kita minta dari Allah subhanahu wata’ala.
وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Dan supaya kita mengetahui bahwasanya Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Kalau kita memperhatikan ciptaan Allah subhanahu wata’ala langit maupun bumi dan bagaimana itqannya (detailnya) Allah subhanahu wata’ala menciptakan ciptaan tersebut, di sini kita mengetahui bahwasanya Allah subhanahu wata’ala ilmunya adalah sangat-sangat luas dan sangat detail, berarti ayat ini juga menunjukkan kepada kita bahwa Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat ilmu, yaitu dalam Firman-Nya
وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Dan bahwasanya ilmu Allah subhanahu wata’ala ini meliputi segala sesuatu.
Disana ada aliran atau orang yang menyimpang dalam masalah penetapan sifat ilmu bagi Allah subhanahu wata’ala dan ayat-ayat ini membantah itu semua, seperti misalnya orang-orang qadariyah yang mengatakan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala tidak mengetahui sesuatu kecuali setelah terjadinya, ini adalah keyakinan yang menyimpang dan jelas ini bertentangan dengan firman-firman Allah subhanahu wata’ala yang sudah disebutkan oleh Syaikhul Islam sebagiannya dalam kitab ini. Dia mengatakan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala tidak mengetahui kecuali setelah terjadinya, padahal Allah subhanahu wata’ala mengatakan
وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Dan dalam ayat kursiy
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
Allah subhanahu wata’ala mengetahui apa yang sudah berlalu dan apa yang akan terjadi, maka ini menunjukkan tentang kesempurnaan ilmu Allah subhanahu wata’ala, tidak seperti yang di yakini oleh sebagian firoq dhollah (aliran yang sesat), ini semua karena mereka tidak kembali kepada Al-Qur’an dan juga hadits dengan pemahaman para salaf, dan mereka kembali kepada akal-akal mereka sendiri sehingga terjatuhlah mereka ke dalam kesesatan.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]