Halaqah yang ke-29 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Allah subhanahu wata’ala menyebutkan di dalam surat Adz-Dzariyat nama dan juga sifat Allah subhanahu wata’ala. Syaikhul Islam mengatakan
وَقَوْلُهُ
Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala Dia-lah Yang Maha Memberikan Rezeki, yang memiliki kekuatan yang sangat kokoh.
Allah subhanahu wata’ala mengatakan
ذُو الْقُوَّةِ
Dia-lah Allah subhanahu wata’ala Yang Dzul Quwwah, yaitu yang memiliki kekuatan. Dzul Quwwah ini termasuk nama Allah subhanahu wata’ala dan Dia termasuk nama Allah subhanahu wata’ala yang mudhafah yang berupa mudhaf – mudhaf ilaih. Karena nama Allah subhanahu wata’ala kalau dilihat dari tarkibnya (susunannya) apakah itu kata yang berdiri sendiri atau dia adalah mudhaf – mudhaf ilaih terbagi menjadi dua. Ada nama Allah subhanahu wata’ala yang Mufrodah, dia satu kata saja bukan mudhaf – mudhaf ilaih, ini contohnya banyak, Ar-Rohman, Ar-Rahim, Al-‘Alim, Al-Hakim, Al-Khabir, As-Sami’, Al-Bashir.
Tapi disana ada asma’ al-mudhofah, nama-nama Allah subhanahu wata’ala yang di idhofahkan, di sana ada mudhof disana ada mudhof ilahi.
Contohnya adalah Dzul Quwwah disini, dan ذُو maknanya adalah shahib, shahibul quwwah, yang memiliki kekuatan. Contoh yang lain Malikul Mulk, Maliki Yaumiddin, maka ini adalah nama Allah subhanahu wata’ala yang mudhofah, atau Robbul ‘Alamin, Robbul ‘Arsy, berarti ini adalah nama Allah subhanahu wata’ala yang mudhofah yang di idhofahkan.
Dzul Quwwah,sifat Allah subhanahu wata’ala yang terkandung didalamnya adalah Al-Quwwah. Ada sebagian mengatakan apa bedanya dengan Qowi, dan Al- Qowi termasuk nama Allah subhanahu wata’ala, namun disana ada makna yang tersembunyi dalam penggunaan ذُو yang artinya adalah yang memiliki. Sebagian mengatakan bahwasanya maksudnya adalah kekuatan yang tidak akan berkurang, Dzul Quwwah yaitu senantiasa memiliki kekuatan yang luar biasa, tidak akan berkurang, maka Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang sangat kuat, tidak ada yang mengalahkan kekuatan Allah subhanahu wata’ala. Lihat bagaimana Allah subhanahu wata’ala menciptakan langit dan Allah subhanahu wata’ala menahan langit sebesar itu sehingga tidak jatuh, Dia-lah Allah subhanahu wata’ala yang menahan benda-benda angkasa sehingga masing-masing berjalan di jalannya tidak bertabrakan satu dengan yang lain, Allah subhanahu wata’ala Dia-lah Dzat Yang Maha Kuat.
Dan diantara faedah yang bisa kita ambil dari nama Allah Dzul Quwwah, seorang muslim atau seorang yang beriman tidak putus asa dengan apa yang menimpanya, Allah subhanahu wata’ala Robb yang dia sembah adalah Dzul Quwwah yang memiliki kekuatan yang luar biasa, Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu untuk melakukan segalanya. Sehingga ketika dia mendengar kekuatan yang dimiliki oleh musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala, yang mereka memiliki kekuatan demikian, kekuatan demikian, ketika dia mengingat Allah subhanahu wata’ala maka kekuatan-kekuatan musuh Allah subhanahu wata’ala adalah tidak ada bandingannya dengan kekuatan Allah subhanahu wata’ala. Ada orang-orang yang lebih kuat dari mereka dan mereka hancur karena mereka menentang Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala Dia-lah Yang Maha Kuat tidak ada yang mengalahkan kekuatan Allah subhanahu wata’ala.
Didalam ayat Al-Qur’an Allah subhanahu wata’ala ketika menceritakan ‘ad
فَأَمَّا عَادٌ فَٱسْتَكْبَرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ
Adapun ‘ad maka maka mereka sombong di bumi dengan tanpa hak
وَقَالُوا۟ مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً
Dan mereka mengatakan siapa yang lebih kuat daripada kami.
Allah subhanahu wata’ala ciptakan mereka menjadi kaum yang memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan yang lain, tapi mereka lupa kepada Allah subhanahu wata’ala dan sombong dengan kekuatan tadi, sampai mereka berkata مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً, bahwa siapa yang lebih kuat daripada kami, lupa bahwasanya Allah subhanahu wata’ala yang menciptakan mereka lebih kuat daripada mereka
أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِى خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً
[Fushshilat:15]
Apakah mereka tidak melihat bahwasanya Allah subhanahu wata’ala yang telah menciptakan mereka itu lebih kuat daripada mereka.
Yang menciptakan mereka, yang memberikan kekuatan kepada mereka lebih berhak memiliki sifat kekuatan daripada mereka, ini menjadi dalil bahwasanya di antara cara untuk mengenal sifat Allah subhanahu wata’ala adalah dengan akal dengan qiyas aula. Kalau makhluk yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat kesempurnaan, dan kekuatan adalah termasuk sifat kesempurnaan bagi makhluk, makhluk yang lebih kuat maka itu lebih sempurna, maka seluruh sifat kesempurnaan yang dimiliki oleh makhluk dan mungkin bagi Allah subhanahu wata’ala maka Allah subhanahu wata’ala lebih berhak memiliki sifat tersebut.
Seluruh sifat kesempurnaan yang dimiliki oleh makhluk dan mungkin Allah subhanahu wata’ala bersifat dengannya maka Allah subhanahu wata’ala lebih berhak memiliki sifat tersebut. Ini termasuk menetapkan sifat Allah subhanahu wata’ala dengan akal, jadi di sana ada sifat Allah subhanahu wata’ala yang ada di dalam dalil Al-Qur’an dan juga hadist dan juga bisa dia di waktu yang sama dengan akal juga bisa kita mengakui bahwa Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat tersebut. Berarti terkumpul didalamnya dalil naqli dan dalil aqli.
Kalau seorang makhluk dia memiliki sifat kesempurnaan tadi maka yang menciptakan itu lebih berhak, yang memberikan itu lebih berhak memiliki sifat tadi daripada makhluk tadi. Kalau makhluk tadi memiliki sifat kekuatan maka Allah subhanahu wata’ala lebih kuat dan Dia-lah yang memiliki sifat kuat tersebut dan sifat kuat yang dimiliki oleh Allah subhanahu wata’ala tentunya berbeda dengan sifat kuat yang dimiliki oleh makhluk, Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat kuat dan makhluk juga memiliki sifat kuat. Allah subhanahu wata’ala mengatakan
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً
[Ar-Rūm:54]
Allah subhanahu wata’ala Dia-lah menciptakan kalian dari kelemahan kemudian menjadikan setelah kelemahan tersebut kekuatan.
Allah subhanahu wata’ala berikan kepada kita kekuatan. Dan di dalam kisah Nabi Musa ‘Alaihissalam salah seorang dari putri Syu’aib berkata
إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُ
[Al-Qashash:26]
Wahai bapakku sewalah dia (Musa), sesungguhnya sebaik-baik orang yang kau sewa adalah orang yang kuat dan juga terpercaya.
Berarti makhluk juga memiliki sifat kuat, apakah ketika kita menetapkan sifat kuat bagi Allah subhanahu wata’ala dalam Firman-Nya Dzul Quwwah berarti kita menyerupakan Allah subhanahu wata’ala dengan makhluk? Jawabannya tidak. Kita memiliki kekuatan tapi sangat terbatas, apa yang bisa dilakukan oleh orang yang paling kuat di dunia, apa yang bisa diangkat, tapi kekuatan Allah subhanahu wata’ala adalah kekuatan yang sangat sempurna. Allah subhanahu wata’ala kuat dan Allah subhanahu wata’ala tidak pernah lelah, Allah subhanahu wata’ala mengatakan wa ma massanal bil lughub, dan kami tidak ditimpa oleh lelah atau capek, ini menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang memiliki kekuatan yang sangat sempurna dan luar biasa.
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Al-Matin ada yang menafsirkan maknanya adalah asy-syadid yaitu yang sangat kokoh yang sangat kuat, syiddatul quwwah. Sifat yang terkandung di dalamnya adalah Al-Matanah yang artinya adalah syiddatul quwwah, kekuatan yang sangat kokoh. Berarti di sini Allah subhanahu wata’ala menetapkan di dalam ayat ini disebutkan ada empat nama Allah subhanahu wata’ala dan masing-masing diantara nama tadi mengandung sifat.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]