Halaqah yang ke-33 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau berkata
وعن أبي هريرة قال: قال رسول الله
Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ثم يجيء الإسلام،
Kemudian datanglah Al Islam.
Allah subhanahu wata’ala mampu untuk menjadikan Islam yang maknawi yang berisi tentang amalan yang bathin amalan yang dzhohir, Islam di dalam masalah akidah, Islam di dalam masalah Ibadah, Islam di dalam masalah akhlak, datang kemudian dia juga mengatakan, يا ربي, wahai Rabb ku,
Menunjukkan bahwasanya apa yang ada di dalam hati kita berupa Islam, apa yang ada di dalam akhlak kita berupa Islam, di dalam ibadah kita berupa Islam, itu semua juga Allah subhanahu wata’ala yang menciptakan-Nya, dia mengatakan يا ربي (wahai Rabb ku). Dan Islam sebagaimana kita tahu dia adalah minal Ibadah, sudah berlalu di dalam Ushul atsTsalasah bahwasanya Ibadah secara umum terbagi menjadi 3, Islam, Iman & Ikhsan,
Masing² dari Islam, maupun Iman maupun Ikhsan membawa nya, Islam dibawahnya ada amalan² yang dzhohir, Iman ada amalan² yang bathin, Ikhsan adalah puncak di dalam Islam dan juga Iman.
Itu adalah pembagian ibadah secara global, ada 3 hal tersebut & semuanya adalah ibadah yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Maka dia mengatakan
يا ربي! أنت السلام
Dia mengatakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain, adapun yang lain mengatakan
– رب! أنا …
(kemudian dia menyebutkan dirinya).
Adapun Al Islam maka dia mengatakan
يا ربي! أنت السلام، وأنا الإسلام
Engkau wahai Rabb ku adalah as Salam, Engkaulah yang memberikan keselamatan, ada yang mengartikan Allah subhanahu wata’ala itu adalah as Salam maksudnya adalah memberikan keselamatan kepada makhluk-Nya, & ada yang mengatakan as Salam disini adalah selamat dari berbagai kekurangan atau maksud nya adalah yang memberikan keselamatan kepada yang lain dan dua²nya benar, Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang memiliki sifat² kesempurnaan tidak memiliki sifat kekurangan sedikit pun.
Dan Dia lah Allah subhanahu wata’ala yang memberikan keselamatan kepada makhluk-Nya
يا ربي! أنت السلام
Wahai Rabb ku Engkau lah Rabb ku yang memberikan keselamatan.
Sebagaimana di dalam hadits jangan kalian mengatakan
لا تقولوا: السلام على الله، فإن الله هو السلام.
Jangan kalian mengatakan, karena sebelumnya para shahabat ketika membaca tahiyat mereka mengatakan
السلام على الله،
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan “jangan kalian mengatakan yang demikian”
فإن الله هو السلام
Karena sesungguhnya Dialah Allah subhanahu wata’ala yang memberikan keselamatan. Karena orang yang mengatakan
السلام على الله،
Berarti mendoakan untuk Allah subhanahu wata’ala, semoga Allah subhanahu wata’ala selamat??
Ini jelas salah, karena
فإن الله هو السلام
Karena Allah subhanahu wata’ala itu justru Dia-lah yang memberikan keselamatan kepada kita.
يا ربي! أنت السلام،
Engkau adalah yang memberikan keselamatan
وأنا الإسلام، .
Dan aku adalah Islam (Al Islam)
Yaitu Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
فيقول: إنك على خير،
Kemudian Allah subhanahu wata’ala mengatakan “sesungguhnya engkau berada di atas kebaikan”
Sebagaimana Al Islam tadi mengatakan
أنت السلام، وأنا الإسلام
Berbeda dengan ucapan amalan² sebelumnya as Syiam, as Shodaqoh. Maka Allah subhanahu wata’ala pun ketika menjawab kepada Al Islam ini berbeda juga dengan jawaban Allah subhanahu wata’ala terhadap amalan² yang lain
فيقول: إنك على خير،
Sesungguhnya engkau berada di atas kebaikan
بك اليوم آخذ وبك أُعطي،
Dengan mu wahai Islam hari ini aku mengambil, menerima sebuah amalan, dengan apa Allah subhanahu wata’ala mengukur nya, bagaimana Allah subhanahu wata’ala mengambilnya – بك – yaitu dengan Islam.
Orang yang beragama diatasmu yaitu beragama denganmu memeluk mu wahai Islam maka Aku akan mengambilnya/menerimanya, barangsiapa yang beragama dengan mu wahai Islam yaitu Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka Aku akan mengambilnya/menerimanya, kalau tidak maka akan ditolak oleh Allah subhanahu wata’ala, dan syahidnya disini
بك اليوم آخذ
Menunjukkan bahwasanya syarat amal kita diterima dan diambil oleh Allah subhanahu wata’ala adalah keharusan kita untuk memeluk agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kalau tidak maka akan ditolak amalan seseorang.
وبك أُعطي
Dan denganmu wahai Islam Aku memberi,
Dengan sebab Islam inilah maka Allah subhanahu wata’ala memberikan pahala, ganjaran kepada orang yang melakukannya, jadi diterima di ambil oleh Allah subhanahu wata’ala dan diberikan ganjaran kepada orang tersebut dengan sebab dia memeluk agama Islam.
Dan ini menunjukkan tentang keutamaan agama Islam dan juga wajibnya memeluk agama Islam karena Islam adalah sebab Allah subhanahu wata’ala mengambil menerima sebuah amalan dan sebab Allah subhanahu wata’ala memberikan pahala kepada orang yang mengamalkan.
قال الله تعالى في كتابه:
Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam kitab Nya
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam sebuah agama maka tidak diterima darinya.
Disinilah kenapa beliau mendatangkan ayat ini karena kesesuaian tadi
بك اليوم آخذ وبك أُعطي
Dengan
فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ
Bika – بك – maksudnya adalah Islam tadi, dengan Islam hari ini aku mengambil dan denganmu wahai Islam Aku memberikan, maka ini semakna dengan firman Allah subhanahu wata’ala
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam maka tidak diterima darinya dan diakhirat dia termasuk orang² yang merugi. Karena tidak diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, tidak diambil oleh Allah subhanahu wata’ala & tidak diberikan pahala, padahal dia sudah capek di dunia menghabiskan waktunya kesana kemari, beribadah pagi & sore tapi ternyata ibadah² tersebut tidak diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala dihari tersebut (dihari Kiamat) hanya menerima dengan Islam & hanya memberi dengan Islam.
Harits ini diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad, Syaikh Al Albani mengatakan isnadnya dhoif
Berkata Abu Abdurrahman (Imam an Nasaii) Abbad Ibnu Rosid tsiqotun. Tapi dari al-Hasan
لم يسمع أبو هريرة
Disini الحسن mengatakan
حدثنا أبو هريرة
Padahal Al Hasan belum pernah mendengar dari Abu Hurairah, berarti hadits ini inqitho (terputus) sanadnya, berkata syuaib al-arnauth isnadnya dhoif.
Dia adalah hadits yang dhoif tetapi makna tentang bahwasanya tidak diterima sebuah amalan kecuali dengan Islam maka ini adalah maknanya yang benar, sesuai dengan firman Allah subhanahu wata’ala
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]