Home » Halaqah 36: Bab 05 Mencukupkan Diri Dengan Mengikuti Alquran dan Sunnah – Pembahasan Dalil Pertama QS An Nahl 89

Halaqah 36: Bab 05 Mencukupkan Diri Dengan Mengikuti Alquran dan Sunnah – Pembahasan Dalil Pertama QS An Nahl 89

Halaqah yang ke-36 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mendatangkan 1 ayat & 1 hadits untuk menunjukkan tentang wajibnya mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan juga Sunnah yang merupakan dasar agama Islam.
Beliau mengatakan:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ [النحل:89]
“Dan Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur’an) sebagai penjelas untuk segala sesuatu”
Menunjukkan kepada kita bahwasanya di dalam Al Qur’an ada segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia di dalam kehidupan dia, kebahagiaan dia di dunia maupun di Akhirat.
Allah subhanahu wata’ala mengatakan – تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ – sebagai penjelas terhadap segala sesuatu, apa yang kita perlukan yang mendekatkan diri kita kepada surga dan dijauhkan dari neraka sudah diterangkan di dalam Al Qur’an, dia adalah kitab yang sempurna & di dalamnya telah dijelaskan segala sesuatu.
Hanya saja tidak semua orang mengetahui tentang kesempurnaan Al Qur’an tersebut. ada diantara mereka sesuai dengan ilmu yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepadanya bisa mengetahui dari sebuah ayat bahwasanya dia mengandung demikian & demikian, dan faedah ini tidak diketahui oleh yang lain, yang jelas Allah subhanahu wata’ala sudah mengabarkan bahwasanya di dalam Al Qur’an itu ada penjelasan terhadap segala sesuatu.
Jika memang itu sudah sempurna berarti seluruh kebaikan yang kita perlukan ada di dalam Al Qur’an, seandainya itu ada di dalam Taurat, Injil atau di dalam Weda atau Tripitaka ketahuilah bahwasanya itu sudah ada di dalam agama Islam. Kalau memang itu sebuah kebaikan maka itu ada di dalam agama Islam, lalu untuk apa kita mencari kebaikan tersebut di dalam kitab yang lain di dalam agama yang lain, kalau memang itu sudah ada di dalam agama Islam.
Seperti itu juga tentang masalah mengambil kebaikan dari ahlu bid’ah, ketahuilah bahwasanya seluruh kebaikan yang kita perlukan itu sudah ada di dalam ahli Sunnah, karena Ahlul Sunnah berpegang teguh kepada – القرءان تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ – dan berpegang kepada Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diwariskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
بيضاء نقية ما مامن شيء يقرب من الجنة ويباعد عن النار إلا وقد بين لكم
Oleh karena itu seluruh kebaikan yang kita perlukan di dalam dunia & agama kita ada di dalam agama Islam, ada di dalam Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Seandainya seseorang mengatakan itu aliran ada kebaikannya, mereka semangat di dalam ibadah, dakwah, amal ma’ruf nahi mungkar, ketahuilah sebenarnya kebaikan itu ada di dalam agama Islam, kalau kita urutkan kebaikan tersebut maka akan kembali kepada Al Qur’an dan juga hadits.
Oleh karena itu tidak perlu seseorang mengikuti seluruh aliran kita ambil baiknya dan ditinggalkan kejelekannya, kalau mereka memiliki kebaikan ketahuilah bahwasanya Ahlussunah sudah ada, tidak perlu kita mengikuti aliran² tersebut, kalau masih demikian berarti dia masih bingung/belum sadar bahwasanya di dalam Ahlussunah sendiri mereka berpegang dengan sesuatu yang sempurna, semua kebaikan ada di dalam Ahlusunnah.
Jadi kebaikan² yang ada di dalam aliran² tersebut pasti ada di dalam diri Ahlussunah, adapun kebaikan yang ada di dalam Ahlusunnah belum tentu ada pada diri mereka.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top