Halaqah yang ke-41 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Allah subhanahu wata’ala telah menamakan kita & menamakan orang² sebelum kita yang mereka adalah orang² yang meng Esa kan Allah subhanahu wata’ala di dalam ibadah sebagai muslimin, maka cukupkan dengan nama tersebut, jangan kita memilih nama yang lain, karena Allah subhanahu wata’ala sudah memberi nama kita dengan nama tersebut .
Di dalam penamaan Allah subhanahu wata’ala tentunya disana adalah penanaman yang paling baik, Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang memberikan kita dengan nama tersebut & tidak sembarangan Allah subhanahu wata’ala memberikan nama. Oleh karena itu keluar dari nama ini yaitu nama Islam atau nama yang tidak kembali kepada makna Islam maka ini termasuk ketidaksempurnaan di dalam keislaman seseorang.
Bahkan memberi nama kita dengan Muslimin atau dengan nama yang kembali makna nya kepada Islam ini adalah hukumnya wajib. Tidak boleh seseorang keluar dari nama selain nama Islam, sebagaimana Allah subhanahu wata’ala telah menanamkan kita dengan Muslimin maka itulah yang kita jadikan nama, jangan kita keluar dari selain nama tersebut kemudian membuat nama² yang lain yang mubtadaah yang mungkin nama nya dilihat dari lafadz nya tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam agama Islam demikian pula isinya bahkan tidak sesuai & tidak mencerminkan agama Islam itu sendiri.
Seandainya seseorang yang diamalkan adalah amalan Islam dari awal hingga akhir tapi dia tidak memberikan nama kepada dirinya sendiri dengan nama yang Allah subhanahu wata’ala berikan, tidak kembali dengan makna Islam maka ini adalah perkara yang diharamkan. Apalagi selain nama & nisbah tidak sesuai dengan Islam & tidak kembali kepada nilai² Islam ternyata isinya juga bertentangan dengan agama Islam maka ini – ظلمات فوق زلمة (kegelapan diatas kegelapan) .
Jadi keharusan kita adalah isinya sesuai dengan Islam penamaannya juga harus sesuai dengan Islam, itu yang Allah subhanahu wata’ala inginkan dari kita. Jangan kita mencari nama yang lain, kita berikan kepada diri kita sesuai dengan nama yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepada kita, muslimin, mukminin, ibadallah, orang-orang yang beriman atau orang² Islam atau hamba² Allah subhanahu wata’ala, ini semua kalau dilihat maka kembali kepada satu makna atau nama² yang lain yang kembali kepada nilai² Islam itu sendiri.
هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا
Dia lah Allah subhanahu wata’ala yang telah menanamkan kalian dengan Muslimin, sebelum ini, yaitu yang ada di dalam kitab² sebelumnya Allah subhanahu wata’ala menamakan umat² sebelumnya adalah muslimin juga -وَفِي هَذَا – dan di dalam Al Qur’an ini Allah subhanahu wata’ala menamakan kita sebagai muslimin.
Maka ini adalah dalil tentang wajibnya menamakan diri sesuai dengan nama yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepada kita, karena nama ini jelas ada pengaruhnya kepada diri seseorang & Allah subhanahu wata’ala sekali lagi memberikan nama kepada kita dengan Muslimin mukminin ibadallah pasti disana ada hikmahnya.
Allah subhanahu wata’ala pilih diantara sekian banyak nama, kemudian Allah subhanahu wata’ala memilih nama² tersebut. Nama ini berpengaruh dengan kejiwaan, dengan amalan seseorang, ketika diberi nama dengan Muslimin & kita mengetahui dengan maknanya muslimin berarti menyerahkan diri, berarti kita sebagai seorang yang muslim harus menyerahkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala secara total, kami dinamakan dengan mukminin yaitu orang² yang beriman maka kalau orang yang beriman konsekuensinya adalah demikian & demikian, kita harus percaya, harus beramal, harus beriman dengan takdir, beriman dengan hari akhir & jika beriman kita harus beramal.
Atau dinamakan dengan ibadallah berarti kita adalah hamba Allah subhanahu wata’ala, yang namanya hamba harus beribadah kepada Al Ma’bud, taat kepada-Nya bukan membangkang, membenarkan apa yang Dia ucapkan & bukan mendustakan apa yang Dia ucapkan, mengikuti Rasul yang Dia utus, bukan membangkang kepada Rasul yang Dia utus. Itu adalah pengaruh dari sebuah nama kepada kejiwaan seseorang.
Maka Allah subhanahu wata’ala memberikan nama kepada kita dengan muslimin, mukminin, ibadallah, tentunya disana ada hikmah, ada pengaruh terhadap diri kita maka jangan kita mencari nama yang lain.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]