Home » Halaqah 47: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Ihsan

Halaqah 47: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Ihsan

Materi HSI pada halaqah ke-47 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah adalah tentang landasan kedua ma’rifatu dinil islam bil adillah dalil ihsan.
Kemudian beliau rahimahullah mendatangkan dalil firman Allah,
وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌۭ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ
“Dan barangsiapa yang menyerahkan wajahnya kepada Allah, sedang dia orang yang Muhsin, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.” [QS. Luqman : 22]
Yuslim (يُسْلِمْ) menyerahkan diri dan dia merasa diawasi oleh Allah atau beribadah seakan-akan dia melihat Allah.
Muhsin (مُحْسِنٌۭ) di sini masuk di dalamnya Musyaahadah maupun Muraaqabah.
إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ
“Sungguh Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang Muhsin.” [QS. An-Nahl:128]
Di dalamnya masuk Musyaahadah dan Muraaqabah. Ini menunjukkan keutamaan orang-orang yang sampai derajat Ihsan. Allah akan bersama mereka. Allah bersama orang-orang yang Muhsin.
Orang yang merasa diawasi oleh Allah, Allah akan bersamanya, maksudnya Allah akan menolong dia. 
Ketika antum melakukan sesuatu dan antum ingat Allah (merasa diawasi oleh Allah), maka antum akan merasakan kemudahan dan mendapat pertolongan dari Allah. Allah memberikan Taufiq kepada kita untuk berakhlak dan beradab. Ini semua adalah bagian dari pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman,
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” [QS. At-Talaq : 3]
Dalil ayat Muraaqabah
Firman Allah,
وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱلۡعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ ۞ ٱلَّذِي يَرَىٰكَ حِينَ تَقُومُ ۞ وَتَقَلُّبَكَ فِي ٱلسَّٰجِدِينَ ۞ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
“Dan bertawakallah kepada Allah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang. Yang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk shalat). Dan (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” [QS. Ash-Shu’ara : 217-220]
Berarti di sini maqamnya adalah Muraaqabah.
Dan juga firman Allah,
وَمَا تَكُونُ فِي شَأۡنٖ وَمَا تَتۡلُواْ مِنۡهُ مِن قُرۡءَانٖ وَلَا تَعۡمَلُونَ مِنۡ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيۡكُمۡ شُهُودًا إِذۡ تُفِيضُونَ فِيهِۚ
“Dan tidaklah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat Al-Qur’an serta tidak pula kalian melakukan suatu amalan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya.” [QS. Yunus :61]
Berarti di sini maqamnya adalah Muraaqabah.

***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top