Halaqah yang ke-61 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Masuk pada pembahasan sifat di antara sifat-sifat Allah subhanahu wata’ala yaitu sifat Al-Makr li a’da’ihi yaitu sifat makar untuk musuh-musuh-Nya. Beliau mengatakan rahimahullah
وَقَوْلُهُ: وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَال
وَقَوْلُهُ
Dan firman Allah subhanahu wata’ala yang menunjukkan di antara sifat-sifat Allah subhanahu wata’ala, adalah firman Allah subhanahu wata’ala
وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَال
Dan Dia-lah Allah subhanahu wata’ala yang شَدِيدُ الْمِحَال yang sangat keras mihalnya. Al-mihal artinya yaitu menandingi makar, berarti maksudnya apabila disana ada yang berusaha untuk membuat makar, menipu Allah subhanahu wata’ala dan membuat makar kepada Allah subhanahu wata’ala maka Allah شَدِيدُ الْمِحَال Allah subhanahu wata’ala sangat membalas makar tersebut dan makar Allah subhanahu wata’ala lebih dahsyat.
Dan ini menunjukkan bahwasanya diantara sifat Allah subhanahu wata’ala adalah makar dan membuat tipu daya tapi harus kita ketahui disini membuat makar bagi orang yang membuat makar untuk Allah subhanahu wata’ala atau membalas makar orang yang berbuat makar untuk Allah subhanahu wata’ala. Orang yang mau menipu Allah subhanahu wata’ala atau memakari Allah subhanahu wata’ala maka Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang membalas makar tersebut, berarti ini diantara ayat yang menunjukkan bahwasanya diantara sifat Allah subhanahu wata’ala adalah Allah subhanahu wata’ala memakari musuh-musuh-Nya membalas makar musuh-musuh-Nya.
Para ulama menjelaskan disini harus kita menambah kalimat untuk musuh-musuh-Nya atau kepada musuh-musuh-Nya, tidak cukup kita mengatakan Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat makar dan asalnya yang namanya makar ini asalnya dia adalah tidak baik, menipu membuat makar, kapan dia baik ketika dia maksudnya adalah menunjukkan pembalasan karena ini menunjukkan tentang qudratullah (kekuasaan Allah subhanahu wata’ala) dan Allah subhanahu wata’ala telah mensifati diri-Nya di dalam Al-Quran dengan hal ini dan kalau kita perhatikan sifat tersebut senantiasa digandengkan dengan pembalasan yaitu membalas makar musuh-musuhnya.
الْمِحَال artinya adalah al-mughalabah artinya mengalahkan makar musuh-musuh-Nya, berarti di sini ada musuh yang berbuat makar kepada Allah subhanahu wata’ala kemudian Allah subhanahu wata’ala membalasnya dan disini disifati dengan syiddah berarti sangat dahsyat makar Allah subhanahu wata’ala kepada musuh-musuh-Nya. Sehingga pelan-pelan Allah subhanahu wata’ala menghancurkan mereka dari arah yang mereka tidak rasakan, ini berarti makar yang luar biasa, mereka merasa mengalahkan mereka merasa menipu Allah subhanahu wata’ala mereka merasa bisa menghancurkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghancurkan agama Islam ini ternyata secara tidak sadar dan ini tipu daya Allah subhanahu wata’ala dan makar Allah subhanahu wata’ala ini luar biasa dan mereka tidak merasa tahu-tahu mereka sudah di depan adzab yang menyedihkan dan mereka tidak merasa yang demikian.
Dan ini kejadian banyak sekali yang dialami oleh para nabi para rasul dan juga wali-wali Allah subhanahu wata’ala, bagaimana Allah subhanahu wata’ala membuat makar atau membalas makar orang-orang yang ingin menghancurkan Islam, ingin membunuh seorang nabi, memusuhi wali-wali Allah subhanahu wata’ala. Maka hati-hati orang-orang yang mereka siang dan malam membuat makar, membuat rencana bagaimana menghancurkan Islam bagaimana menghancurkan agama Allah subhanahu wata’ala, mereka membuat makar dan Allah subhanahu wata’ala akan membalas maka mereka dari arah yang mereka tidak sangka, mungkin mereka hancur lebur dengan sebab makar mereka sendiri, berusaha siang dan malam pagi dan sore mengumpulkan ilmuwan mengumpulkan orang-orang yang pintar dan seterusnya untuk menghancurkan Islam tapi Allah subhanahu wata’ala menghancurkan mereka dengan makar mereka tadi, akhirnya mereka saling membunuh satu dengan yang lain, hancur dari awal sampai akhir.
Kita lemah tetapi Allah subhanahu wata’ala Maha Kuat, kita tidak mengetahui apa yang mereka bicarakan tapi Allah subhanahu wata’ala mengetahui apa yang mereka pikirkan apa yang mereka rencanakan, maka seorang muslim dan kaum muslimin bertawakal kepada Allah subhanahu wata’ala, bersabar, pelajari agama, melaksanakan agama, menyampaikan agama dengan baik
وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لَا يَضُرُّكُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيًۡٔاۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا يَعۡمَلُونَ مُحِيطٞ ١٢٠
Kalau kalian bersabar kalian bertakwa maka makar mereka tidak akan memudhoroti kalian, Allah subhanahu wata’ala yang akan menghadapi mereka dengan makar-Nya yang luar biasa, sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala meliputi apa yang mereka kerjakan, maka kita tetapkan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala Dia memiliki sifat Al-Mihal sesuai dengan keagungan Allah subhanahu wata’ala.
Kemudian beliau mendatangkan firman Allah subhanahu wata’ala
وَقَوْلُهُ: وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Dan mereka membuat makar, merencanakan ingin memberikan mudhorot kepada nabiyullah ‘Isa ‘Alaihissalam, berencana melaporkan dan seterusnya membuat makar kepada nabi ‘Isa ‘Alaihissalam وَمَكَرَ اللَّه dan Allah subhanahu wata’ala juga membuat makar untuk mereka,
وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِين
Dan Allah subhanahu wata’ala Dia-lah sebaik-baik yang membuat makar.
Apa yang bisa dilakukan oleh seorang manusia, sampai dimana dia mampu membuat makar pasti dia memiliki keterbatasan, kekurangan ilmu kekurangan kemampuan tapi Allah subhanahu wata’ala ketika dia membalas makar musuh-musuh-Nya maka ini adalah makar yang dahsyat untuk mereka tidak bisa mereka menghadapi yang demikian. Allah subhanahu wata’ala Maha mengetahui apa yang mereka bicarakan dan akan membalas makar tersebut, apa yang terjadi Subhanallah Allah subhanahu wata’ala mengangkat nabi-Nya yaitu nabi ‘Isa ‘Alaihissalam, Allah subhanahu wata’ala tahu tentang apa yang direncanakan oleh mereka musuh-musuh nabiyullah ‘Isa ‘Alaihissalam.
Allah subhanahu wata’ala angkat nabi ‘Isa ‘Alaihissalam ke atas kemudian Allah subhanahu wata’ala menjadikan sebagian mereka ada yang mengatakan dia adalah orang yang berusaha untuk menunjukkan di mana nabi ‘Isa, dijadikan dia serupa dengan nabi ‘Isa ‘Alaihissalam, sehingga siapakah yang dibunuh siapakah yang disalib? Orang tersebut karena dia oleh Allah subhanahu wata’ala diserupakan seperti nabi ‘Isa, dari wujudnya dari fisiknya ini nabi ‘Isa tapi dari sifatnya ini bukan sifat nabi ‘Isa ‘Alaihissalam sehingga mereka menyalib dan mereka dalam keadaan ragu siapa sebenarnya yang mereka salib.
Adakah yang lebih dahsyat daripada makarnya Allah subhanahu wata’ala? Allah subhanahu wata’ala selamatkan nabi ‘Isa ‘Alaihissalam dan Allah subhanahu wata’ala ‘ala kulli syai’in qadir, menjadikan sebagian mereka justru yaitu musuhnya yang berusaha untuk menunjukkan dimana nabi ‘Isa supaya dia dibunuh justru dialah yang dijadikan serupa dengan nabi ‘Isa ‘Alahissalam sehinggga dialah yang dibunuh dan dialah yang disalib
وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِين
Dan Allah subhanahu wata’ala Dia-lah sebaik-baik yang membalas makar.
Kemudian beliau mendatangkan firman Allah subhanahu wata’ala
وَقَوْلُهُ: إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا وَأَكِيدُ كَيْدًا
Dan Firman Allah subhanahu wata’ala sesungguhnya mereka membuat makar, كَيْد ini hampir sama maknanya dengan makar (tipu daya), sesungguhnya mereka yaitu orang-orang musyrikin quraisy mereka membuat tipu daya untuk menghalangi dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
وَأَكِيدُ كَيْدًا
Dan Aku pun membuat tipu daya untuk mereka, sehingga mereka pun gagal dalam seluruh tipu daya mereka karena mereka menghadapi Allah subhanahu wata’ala yang Maha Mengetahui yang kalau dia membalas tipu daya musuh-musuh-Nya maka ini adalah pembalasan yang dahsyat, وَأَكِيدُ كَيْدًا dan Aku membuat makar dengan sungguh-sungguh. كَيْدًا ini adalah ta’kid yaitu menguatkan dan ini menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala dia memiliki sifat كَيْد dan sungguh-sungguh Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat كَيْد sesuai dengan keagungan Allah subhanahu wata’ala dan sama dengan sifat makar tadi kita takyid (ikat) di sini yaitu membuat tipu daya untuk musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala yang berusaha untuk menipu Allah subhanahu wata’ala.
Jadi tidak boleh kita mutlakkan begitu saja Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat كَيْد, tidak cukup disitu tapi kita katakan Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat كَيْد terhadap musuh-musuh-Nya yang membuat makar dan menipu Allah subhanahu wata’ala
وَقَوْلُهُ
Dan juga Firman Allah subhanahu wata’ala
وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ
Dan mereka membuat makar dan Kami pun membuat makar, وَمَكَرُوا مَكْرًا sungguh-sungguh mereka membuat makar dan Kami pun juga membuat makar, ini juga untuk menguatkan, مَكْرًا disini menguatkan, menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat ini tapi sekali lagi ini adalah untuk membalas makar musuh-musuh-Nya
وَهُمْ لا يَشْعُرُون
Dan mereka tidak menyadari yang demikian, ini kaum sebagian nabi yang mereka membuat makar kepada nabi tersebut dan berusaha untuk mengganggunya menyakitinya dan membuat makar akhirnya Allah subhanahu wata’ala membalas makar ini dan menghancurkan mereka.
Jadi disana ada empat ayat yang disebutkan oleh beliau di sini dari firman Allah subhanahu wata’ala
وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَال
sampai
وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ
Maka kita sebagai seorang muslim menetapkan sifat ini bagi Allah subhanahu wata’ala sesuai dengan keagungan-Nya dengan mentakyidnya (mengikatnya) yaitu Allah subhanahu wata’ala membuat makar untuk atau kepada musuh-musuh-Nya yang membuat makar untuk Allah subhanahu wata’ala.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]