Halaqah yang ke-67 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.
Masuk kita pada penyebutan ayat-ayat yang isinya adalah penafian secara mujmal (global), Allah subhanahu wata’ala menafikan dari dirinya kekurangan secara umum secara global di dalam beberapa ayat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah beliau berkata
وَقَوْلُهُ
Dan Firman Allah subhanahu wata’ala
فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا
Maka menyembahlah Allah subhanahu wata’ala dan bersabarlah didalam menyembah-Nya, apakah engkau mengetahui سَمِيًّا sesuatu yang serupa dengan Allah subhanahu wata’ala.
Didalam ayat ini dan juga ayat-ayat setelahnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membawakan ayat-ayat ini untuk menunjukkan kepada kita bahwasanya di dalam Al-Quran Allah subhanahu wata’ala banyak menafikan secara mujmal yaitu menafikan secara global, menafikan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala memiliki sekutu artinya Allah subhanahu wata’ala menafikan dari dirinya sekutu dan sesuatu yang semisal dengan Allah subhanahu wata’ala karena Dia-lah Yang Maha Sempurna yang mencapai puncak kesempurnaan didalam nama dan juga sifat-Nya, tidak ada yang menyerupai Allah subhanahu wata’ala di dalam sifat-Nya.
Diantara ayat yang beliau sebutkan adalah firman Allah subhanahu wata’ala di dalam surat Maryam
فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا
Ayat ini sebelumnya awal ayatnya adalah Allah subhanahu wata’ala mengatakan
رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا فَٱعۡبُدۡهُ وَٱصۡطَبِرۡ لِعِبَٰدَتِهِۦۚ هَلۡ تَعۡلَمُ لَهُۥ سَمِيّٗا ٦٥
Dia-lah Allah subhanahu wata’ala Robb bagi langit dan juga bumi dan apa yang ada di antara keduanya maka hendaklah engkau menyembah-Nya dan bersabar untuk menyembah-Nya.
Dia-lah Allah subhanahu wata’ala yang Robb, Dia-lah Robb bagi langit dan bumi, dan kalimat ربّ di dalam bahasa Arab itu ada beberapa makna atau mengandung beberapa makna diantaranya adalah yang mencipta dan Dia-lah yang memberikan rezeki, mengatur, ini adalah pengertian Robb
رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ
Dia-lah Allah subhanahu wata’ala menciptakan langit dan juga bumi dan apa yang ada di antara keduanya, berarti di sini ada penisbatan penetapan sifat rububiyah Allah subhanahu wata’ala dan sudah kita sebutkan bahwasanya nama Robb kebanyakan datang dalam keadaan mudhof, ada dalam ayat yaitu satu ayat disebutkan dalam keadaan nakiroh
سَلَٰمٞ قَوۡلٗا مِّن رَّبّٖ رَّحِيمٖ ٥٨
Maka ini satu-satunya ayat yang disebutkan di situ Robb dalam keadaan nakiroh
رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا
Dan apa yang ada di antara keduanya, kemudian setelah itu Allah subhanahu wata’ala menyuruh memerintah
فَاعْبُدْهُ
Maka hendaklah engkau menyembah-Nya
Berarti ini menunjukkan hubungan antara beriman dengan rububiyah Allah subhanahu wata’ala dan beriman dengan uluhiyah Allah subhanahu wata’ala, keyakinan bahwasanya Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya membawa kita untuk menyembah hanya kepada Allah, فَاعْبُدْهُ maka sembahlah Dia, Robb yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.
Apakah hanya sekali seseorang menyembah dan apakah seorang yang menyembah hanya kepada Allah subhanahu wata’ala dia akan terlepas dari gangguan manusia? فَاعْبُدْهُ Allah subhanahu wata’ala mengatakan
وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ
Dan hendaklah engkau bersabar di dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala
Kalimat اصْطَبِرْ ini lebih dalam dari pada اصْبِرْ, orang memulai ibadah sesuatu yang mudah tapi orang yang bersabar dalam menjaga ibadahnya kepada Allah subhanahu wata’ala ini lebih sulit, memulai biasanya lebih mudah daripada menjaga. Orang ingin menjaga shalat malamnya dia mulai hari pertama hari kedua mungkin mudah bagi dia tapi untuk menjaga shalat malam seterusnya ini sesuatu yang butuh perjuangan.
فَاعْبُدْهُ
Maka sembahlah Allah subhanahu wata’ala dan bersabarlah karena tidak ada yang mencipta kecuali Allah subhanahu wata’ala bagaimana kita tidak bersabar
فَٱعۡبُدۡهُ وَٱصۡطَبِرۡ لِعِبَٰدَتِهِۦ
Sembahlah Dia dan bersabarlah dalam beribadah kepadanya.
Dan ini bantahan terhadap sebagian orang yang mereka adalah mustakbirun (sombong) yang merasa bahwasanya mereka sudah sampai derajat ma’rifah sudah mengenal Allah subhanahu wata’ala lebih daripada yang lain akhirnya mereka meninggalkan peribadatan kepada Allah subhanahu wata’ala padahal Allah subhanahu wata’ala mengatakan kepada Nabi-Nya di sini فَٱعۡبُدۡهُ , maka hendaklah engkau wahai Muhammad menyembah-Nya, وَٱصۡطَبِرۡ لِعِبَٰدَتِهِۦ bahkan disuruh untuk bersabar didalam menyembah Allah subhanahu wata’ala bukan seperti mereka orang-orang yang sombong yang mereka mengaku mengenal Allah subhanahu wata’ala makanya mereka tidak menyembah Allah subhanahu wata’ala dan tidak bersabar untuk menyembah Allah subhanahu wata’ala.
Yang namanya ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala butuh kesabaran, dalam melaksanakan ibadah itu sendiri butuh kesabaran, dalam mentauhidkan Allah subhanahu wata’ala juga butuh kesabaran karena disana banyak musuh-musuh tauhid musuh-musuh ahli tauhid yang mereka tidak senang melihat orang yang mentauhidkan Allah subhanahu wata’ala
وَإِذَا ذُكِرَ ٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦٓ إِذَا هُمۡ يَسۡتَبۡشِرُونَ ٤٥
Kalau hanya disebutkan Allah subhanahu wata’ala saja tidak senang tapi kalau di sebutkan selain Allah subhanahu wata’ala, wali syekh fulan dan seterusnya maka mereka merasa murtah (senang) hatinya, فَٱعۡبُدۡهُ sembahlah Allah subhanahu wata’ala saja.
هَلۡ تَعۡلَمُ لَهُۥ سَمِيّٗا
Apakah engkau mengetahui لَهُ bagi Allah سَمِيّٗا sesuatu yang sebanding dengan Allah subhanahu wata’ala.
Adakah yang menciptakan langit dan bumi selain Allah subhanahu wata’ala sehingga sama-sama disifati sebagai Robb, jawabannya adalah tidak ada karena ini adalah istifham ingkariy, ini istifham هَلۡ تَعۡلَمُ لَهُۥ سَمِيّٗا apakah engkau mengetahui bagi Allah subhanahu wata’ala Dzat yang serupa dengan Allah subhanahu wata’ala, pertanyaan tapi maksudnya adalah pengingkaran, artinya Allah subhanahu wata’ala di sini mengingkari adanya sesuatu yang serupa dan sebanding dengan Allah subhanahu wata’ala
Dan Dia-lah Allah subhanahu wata’ala yang mengetahui segala sesuatu yang ada dilangit maupun yang ada di bumi, Allah subhanahu wata’ala mengabarkan di sini tidak ada yang sebanding dengan Allah subhanahu wata’ala, Dia-lah satu-satunya Dzat yang mencipta memberikan rezeki mengatur alam semesta dan tidak ada yang sebanding dan serupa dengan Allah subhanahu wata’ala
هَلۡ تَعۡلَمُ لَهُۥ سَمِيّٗا
Apakah engkau mengetahui sesuatu yang sebanding dengan Allah subhanahu wata’ala.
Berarti di sini Allah subhanahu wata’ala mengingkari karena Dia adalah istifham ingkariy, mengingkari adanya سَمِي bagi Allah subhanahu wata’ala, yang ini maksud dengan سَمِي adalah sesuatu yang serupa dengan Allah subhanahu wata’ala berarti yang diingkari oleh Allah subhanahu wata’ala adalah Allah subhanahu wata’ala mengingkari ayyakūna lahu samiyyan
هَلۡ تَعۡلَمُ لَهُۥ سَمِيّٗا
Apakah engkau mengetahui ada yang sebanding dengan Allah subhanahu wata’ala, berarti disini Allah subhanahu wata’ala mengingkari. Dan bagaimana sikap kita? Kalau ada pengingkaran disini maka kita mengingkari juga tidak ada yang sebanding dengan Allah subhanahu wata’ala dan ini adalah termasuk penafian yang mujmal, pokoknya tidak ada yang sebanding dengan Allah subhanahu wata’ala siapapun dia, mau nabi sekali pun apalagi wali tidak ada yang serupa dengan Allah subhanahu wata’ala. Kalau tidak ada yang sebanding dengan Allah subhanahu wata’ala maka kita menyembah hanya kepada Allah subhanahu wata’ala saja.
Kemudian yang kedua kita tetapkan kesempurnaan kebalikan dari sifat tadi, berarti Allah subhanahu wata’ala Dia-lah Yang Maha Esa Dia-lah yang memiliki sifat Ahadiah tidak ada yang serupa dengan Allah subhanahu wata’ala, Dia-lah Yang Esa satu-satunya di dalam dzat di dalam sifat tidak ada yang serupa dengan Allah subhanahu wata’ala, di dalam zatnya didalam sifatnya harus kita tetapkan kebalikan dari sifat tadi, kalau Allah subhanahu wata’ala mengingkari dari dirinya سَمِي maka kita ingkari kemudian kita tetapkan kesempurnaan kebalikan dari sifat tadi.
Ayat yang baru saja kita baca ini di dalamnya ada pembagian tauhid menjadi tiga tauhidu rububiyah tauhidu uluhiyah dengan tauhid asma dan juga sifat Allah subhanahu wata’ala. Ayat ini sering dijadikan dalil oleh Syaikh Abdul Massin Al Abbad ketika beliau menjelaskan tentang pembagian tauhid menjadi tiga, bahwasanya ayat ini menggabungkan antara tiga tauhid sekaligus. Demikian pula putra beliau yaitu Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul Massin Al Abbad hafidzahullahuta’ala, di kelas maupun di luar kelas beliau menyebutkan ayat ini di mana dikumpulkan di dalamnya tiga jenis tauhid sekaligus.
Kemudian Allah subhanahu wata’ala mengatakan
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Dan tidak ada bagi-Nya yang sebanding dengan-Nya.
Takdirnya adalah وَلَمْ يَكُن أَحَدٌ كُفُوًا لَّهُ di akhirkan apa yang seharusnya di depan dan di depan kan yang seharusnya di akhir ini faedahnya adalah untuk penekanan, أَحَدٌ tidak ada yang serupa dengan Allah subhanahu wata’ala كُفُو ini maknanya hampir sama dengan سَمِي yang serupa dengan Allah subhanahu wata’ala.
Berarti di sini Allah subhanahu wata’ala juga menafikan dari diri-Nya keserupaan, tidak ada yang serupa dan sebanding dengan Allah subhanahu wata’ala, kalau demikian maka tidak boleh kita menyerupakan Allah subhanahu wata’ala dengan makhluk baik di dalam sifat maupun perbuatan-Nya.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah]