Home » Halaqah 67: Perang Badr Kubro (Bagian 3)

Halaqah 67: Perang Badr Kubro (Bagian 3)

Materi HSI pada halaqah ke-67 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Sirah nabawiyah adalah tentang perang Badr Kubro bagian 3. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melihat semangat kekompakan & keberanian para shahabat untuk berperang, mulailah beliau mengatur pasukan, beliau menunjuk Musa’ad bin Umair sebagai pembawa Liwa yang berwarna putih & memberikan dua Royah yang berwarna hitam kepada Ali bin Abi Thalib & Sa’ad bin Muaz sementara Qois bin Abi So’soah dibagian belakang.
Yang dimaksud dengan Liwa adalah bendera besar & yang dimaksud dengan Royah adalah bendera yang kecil.
Orang-orangMusyrikin berselisih pendapat, sebagian mereka ingin kembali ke Mekkah tanpa berperang karena menganggap musuh mereka adalah keluarga mereka sendiri, namun Abu Jahal tetap menginginkan untuk berperang. Akhirnya pendapatnyalah yang dimenangkan kemudian mereka mengirim mata-mata untuk mengetahui jumlah kaum muslimin.
Berkata Abu Jahal
اللَّهُمَّ أَقْطَعَنَا الرَّحِمَ وَآتَانَا بِمَا لَا نَعْرِفُهُ فَأَحْنِهِ الْغَدَاةَ
“Ya Allah, siapa diantara kami yang memutus silaturahim & datang dengan apa yang kami tidak tau, maka binasakanlah dia besok”
Orang-orang Islam telah sampai ke Badr & sudah melihat tempat peperangan sebelum kedatangan orang-orang musyrikin.
Ali bin Abi Tholib radiallahu anhu menceritakan bahwa pasukan kaum muslimin pada malam tersebut (malam tgl 17 Ramadhon) bermalam dalam keadaan mereka tidur sementara didepan mereka dalam jarak yang tidak jauh ada pasukan orang-orangmusyrikin, sempat turun hujan gerimis pada malam tersebut, sehingga para shahabat berlindung dibawah pohon sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam didalam tersebut dalam keadaan shalat meminta kepada Allah sampai datang waktu pagi.
Diantara doa beliau
“Ya Allah seandainya golongan ini binasa maka engkau tidak akan disembah lagi”
Ketika datang waktu fajar maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil para shahabatnya untuk melakukan shalat, kemudian beliau mengimami & setelah itu beliau berbicara & mengobarkan semangat para shahabat untuk berperang.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ
[QS Al-Anfal 11]
“ketika Allah mengantukan kalian supaya kalian merasa aman & menurunkan hujan untuk kalian untuk membersihkan kalian dari was² syaitan, untuk menguatkan hati kalian & supaya kaki² orang yang beriman tidak goyah”
Di pagi hari Tg 17 Ramadhan beliau mempersiapkan pasukan & menyusun pasukan secara ber shof shof & ini adalah cara yang belum pernah dilakukan oleh orang-orangArab sebelumnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
[QS Ash-Shaf 4]
“sesungguhnya Allah mencintai orang-orangyang berperang dijalanNya dalam keadaan berbaris, mereka seperti bangunan yang kuat”
Dan dengan usulan dari Sa’ad bin Muadz radiallahu anhu kaum muslimin membuat kubah yang kecil untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam supaya beliau terjaga & supaya bisa mengatur pasukan dari kubah tersebut.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Sirah Nabawiyah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top