Home » Halaqah 77: Landasan Ketiga Ma’rifatul Nabiyyikum Muhammadin – Rasulullah Telah Menyampaikan dan Mengajarkan Semua Bentuk Kebaikan

Halaqah 77: Landasan Ketiga Ma’rifatul Nabiyyikum Muhammadin – Rasulullah Telah Menyampaikan dan Mengajarkan Semua Bentuk Kebaikan

Materi HSI pada halaqah ke-77 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah adalah tentang landasan ketiga ma’rifatul nabiyyikum Muhammadin: Rasulullah telah menyampaikan dan mengajarkan semua bentuk kebaikan. Beliau mengatakan
وهذا دينه
dan ini adalah agamanya, yaitu Al-Quran yang dibaca oleh kaum muslimin yang di timur maupun yang di barat, As-Sunnah yang dibaca dan dihafal oleh kaum muslimin maka ini adalah agama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sampai sekarang masih ada dan terjaga
لا خير إلا دلَّ الأمة عليه، ولا شر إلا حذرها منه
Ini adalah agama beliau yang sekarang kita sedang memeluknya, melaksanakannya, mengimaninya, yang kita pelajari rukun-rukunnya yang kita pelajari syariat yang ada di dalamnya, ini adalah agama beliau. Tidak ada kebaikan kecuali beliau sudah menjelaskan kepada umat, menunjukkan kepada umat tentang kebaikan tersebut. Jadi kalau itu adalah khair dan beliau mengetahuinya, maka pasti beliau sudah menunjukkan umat kepada kebaikan tersebut.
لا خير إلا دلَّ الأمة عليه
Tidak ada kebaikan kecuali bila sudah menunjukkan kepada umat tentang kebaikan tersebut, mungkin ditunjukkan oleh beliau dengan ucapan beliau secara langsung, ini adalah sebuah kebaikan, ini shalat sunah, ini shalat malam, ini membaca Al-Quran termasuk kebaikan, atau terkadang lewat tingkah laku dan juga perilaku beliau atau amalan beliau.
Sebuah kebaikan diamalkan oleh Beliau kemudian orang-orang Islam mereka melihat dan mengetahui bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang rasul mengajari kita sehingga mereka melihat apa yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berarti itu adalah khair itu adalah kebaikan. Dan terkadang beliau menunjukkan kepada umat itu adalah kebaikan dengan taqrir yaitu dengan menyetujui dilakukan oleh sebagian sahabat kemudian beliau ada di sana dan beliau tidak mengingkari, menunjukkan bahwasanya itu adalah sesuatu yang boleh, sebuah kebaikan
لا خير إلا دلَّ الأمة عليه
Tidak ada kebaikan kecuali beliau telah menunjukkan kepada umat tentang kebaikan tersebut.
Barangsiapa yang sekarang melakukan sebuah kebaikan, melakukan sesuatu yang dia anggap baik sementara kalau diteliti, kita kembali ke belakang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam belum pernah mengatakan atau melakukan sesuatu yang dianggap baik tadi atau mentaqrir sesuatu yang dianggap baik tadi meskipun manusia mengatakan itu baik ketahuilah bahwasanya itu bukan sebuah kebaikan
Karena kalau itu kebaikan pasti sudah disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mungkin dengan qaul beliau, mungkin dengan fi’il beliau, mungkin dengan taqrir beliau, berarti semua kebaikan sudah ditunjukkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Kalau sekarang ada sesuatu dianggap baik oleh manusia tapi ternyata tidak dilakukan dan tidak diucapkan, tidak ditaqrir oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketahuilah bahwasanya itu bukan kebaikan meskipun manusia menganggap itu adalah baik dan segala sesuatu yang baru yang dianggap oleh manusia itu adalah baik padahal itu baru, tidak pernah ditunjukkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka itu adalah bid’ah, sesuatu yang baru.
Dan setiap sesuatu yang baru itu adalah sesat karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyampaikan semuanya dan itulah kebaikan yang disampaikan oleh beliau itulah kebaikan, adapun yang tidak disampaikan oleh Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam setelah itu kemudian dilakukan oleh manusia dan menisbahkan itu semua adalah bagian dari agama maka itu adalah syar itu adalah sesat
وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا
Yang paling jelek adalah yang baru yang di ada-adakan oleh manusia
وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
Dan setiap yang baru itu adalah bid’ah
وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Dan setiap yang bid’ah maka itu adalah sesat.
Berkata Abdullah Ibn Umar
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً
Setiap bid’ah itu adalah sesat meskipun manusia memandang dan melihat itu adalah sebuah hasanah sebuah kebaikan.
Pandangan manusia itu tidak berdasarkan wahyu, adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau menyampaikan berdasarkan wahyu Allah ta’ala, meskipun manusia menganggap itu adalah hasanah jangan tertipu dengan anggapan dan juga pandangan mereka karena kalau mereka menganggap sesuatu yang baik itu hasanah ketahuilah bahwasanya yang menghias-hiasi kejelekan tadi sehingga dianggap oleh manusia menjadi baik yang menghias-hiasi adalah setan. Setan dialah yang menghiasi sesuatu yang jelek sehingga dipandang oleh manusia adalah sebuah kebaikan.
وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
[Al An’am:43]
Setan menghias-hiasi bagi mereka apa yang mereka kerjakan
sesuatu yang bid’ah dianggap itu hasanah, penyembahan terhadap orang shaleh dianggap ini adalah cinta kepada wali-wali Allah ta’ala dan seterusnya.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top