Halaqah yang ke-83 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Allah subhanahu wata’ala mengatakan
هَٰٓأَنتُمۡ هَٰٓؤُلَآءِ حَٰجَجۡتُمۡ فِيمَا لَكُم بِهِۦ عِلۡمٞ فَلِمَ تُحَآجُّونَ فِيمَا لَيۡسَ لَكُم بِهِۦ عِلۡمٞۚ
Kalian wahai orang-orang Yahudi dan juga orang-orang Nasrani, kalian telah berdebat di dalam sesuatu yang kalian punya ilmu membantah sesuatu yang kalian punya ilmu, yaitu mengingkari kenabian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kalian mengingkari kenabian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam itu kalian sudah memiliki ilmu tentangnya
يَعۡرِفُونَهُۥ كَمَا يَعۡرِفُونَ أَبۡنَآءَهُمۡۖ
[Al Baqarah:146]
Mereka mengenal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri
Ini adalah sesuatu yang jelas bagi mereka, jelas bagi mereka tentang kenabian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan dalil yang mereka ketahui termasuk diantaranya tanda kenabian yang ada di punggung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan mereka sangat mengenal Nabi. Banyak Nabi yang diutus dari Bani Israil sehingga mereka sangat mengenal sifat-sifat Nabisebagaimana kita tahu orang-orang Bani Israil bahkan yang memimpin mereka adalah Nabi.
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
[HR. Bukhari]
Dahulu Bani Israil dipimpin oleh seorang Nabi, setiap kali meninggal Nabi tersebut akan digantikan Nabi yang lain sehingga mereka sangat mengenal Nabi. Ketika datang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebenarnya mereka tahu ini adalah Nabi yang dimaksud, ini juga Nabi sebagaimana Musa Nabi, Isa adalah Nabi dan seterusnya. Ini adalah sesuatu yang mereka ketahui meskipun demikian mereka masih حَٰجَجۡتُمۡ, kalian masih membantah yang demikian, sesuatu yang jelas saja kalian membantah apalagi sesuatu yang tidak jelas.
فَلِمَ تُحَآجُّونَ فِيمَا لَيۡسَ لَكُم بِهِۦ عِلۡمٞۚ
Lalu kenapa kalian mendebat sesuatu yang kalian tidak punya ilmu, yaitu tentang apakah Ibrahim dia adalah Yahudi atau Nasrani, kalian tidak punya ilmunya, sesuatu yang kalian punya ilmunya saja kalian masih bisa berdebat, membantah dan seterusnya apalagi sesuatu yang kalian tidak punya ilmu.
وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
Kenapa kalian mendapat sesuatu yang kalian tidak punya ilmu yaitu tentang Ibrahim apakah dia adalah Yahudi atau Nasrani
وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
sedangkan Allah subhanahu wata’ala Dia-lah yang mengetahui dan kalian tidak mengetahuinya.
Kenapa tidak dikembalikan kepada Allah subhanahu wata’ala, harusnya dikembalikan kepada Allah subhanahu wata’ala, Allah subhanahu wata’ala yang menentukan di antara mereka apakah Yahudi atau Nasrani Ibrahim tersebut. Kemudian Allah subhanahu wata’ala mengatakan, menjelaskan kepada mereka
مَا كَانَ إِبۡرَٰهِيمُ يَهُودِيّٗا وَلَا نَصۡرَانِيّٗا
Bukanlah Ibrahim itu seorang Yahudi dan juga bukan seorang Nasrani
Ucapan orang Yahudiyyah bahwasanya Ibrahim adalah beragama Yahudi ini adalah ucapan yang ditolak oleh Allah subhanahu wata’ala demikian pula ucapan orang-orang Nasrani bahwasanya Ibrahim adalah Nasrani ini juga ucapan yang ditolak oleh Allah subhanahu wata’ala, dan Allah subhanahu wata’ala telah menafikan pengakuan mereka.
وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفٗا
Lalu apa hakikat dari agamanya Ibrahim kalau dia bukan orang Yahudi bukan orang Nasrani
وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفٗا مُّسۡلِمٗا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
Akan tetapi beliau adalah seorang yang Hanif, orang yang menghadapkan dirinya kepada Allah subhanahu wata’ala, Musliman menyerahkan dirinya kepada Allah subhanahu wata’ala
وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
dan bukanlah beliau termasuk orang-orang yang musyrikin.
Disini beliau rahimahullah menjelaskan atau mendatangkan ayat ini menunjukkan bagaimana mereka yaitu bani Israil jauh dari millahnya Ibrahim, dan millahnya Ibrahim adalah Islam, jauh dari milahnya Ibrahim, sampai dikatakan oleh Allah subhanahu wata’ala
مَا كَانَ إِبۡرَٰهِيمُ يَهُودِيّٗا وَلَا نَصۡرَانِيّٗا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفٗا مُّسۡلِمٗا
Berarti millahnya Ibrahim bukan Yahudi bukan Nasrani tapi dia adalah Islam. Bagaimana bani Israil yang mereka adalah mengaku keturunan Israil yaitu Ya’qub ibn Ishaq ibn Ibrahim bisa sejauh itu dari Islam, ada yang mengatakan sebabnya adalah karena mereka melakukan sesuatu yang baru di dalam agama mereka. Banyak melakukan bid’ah sesuatu yang baru di dalam agama mereka, di dalam agama Yahud maupun di dalam agama Nashara sehingga lama-kelamaan mereka akhirnya menjauh dari, jauh dari Islam milahnya Ibrahim sehingga Allah subhanahu wata’ala mengatakan
مَا كَانَ إِبۡرَٰهِيمُ يَهُودِيّٗا وَلَا نَصۡرَانِيّٗا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفٗا مُّسۡلِمٗا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
Ini menunjukkan tentang bahaya bid’ah, membuat sesuatu yang baru, dilakukan oleh mereka yaitu ahlul kitab akhirnya agama yang seharusnya itu adalah agama Islam karena mereka melakukan bid’ah melakukan sesuatu yang baru di dalam agama mereka akhirnya lama-kelamaan menyeret mereka untuk menjauh dari Islam itu sendiri yaitu milahnya Ibrahim ‘alaihissalam, sehingga Allah subhanahu wata’ala menyatakan bahwasanya Ibrahim bukan di atas agama orang-orang Yahudi dan bukan di atas agama orang-orang Nasrani tapi beliau adalah seorang yang
حَنِيفٗا مُّسۡلِمٗا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
Ini adalah ayat yang pertama yang menunjukkan tentang bahaya bid’ah bisa sampai menjadikan seseorang semakin jauh dari agamanya bahkan bisa berpindah agama, bisa mengeluarkan mereka dari Islam.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]