Home » Materi 21: Tafsir Surat Al Qadr (Kemuliaan)

Materi 21: Tafsir Surat Al Qadr (Kemuliaan)

Pengantar

Surah Al-Qadr (القدر) adalah surah ke-97 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 5 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Makkah sebelum Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah. Berikut adalah tafsir umum dari Surah Al-Qadr:
Surah Al-Qadr mengingatkan umat Islam tentang malam Laylat al-Qadr, malam yang sangat mulia dan penuh keberkahan. Laylat al-Qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana Allah menurunkan wahyu pertama kali kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Surah ini menjelaskan keagungan malam Laylat al-Qadr dan menegaskan bahwa malam tersebut lebih baik dari seribu bulan. Selama malam itu, para malaikat dan ruh (Jibril) turun dengan izin Allah untuk mengatur semua urusan. Malam ini penuh dengan kesejahteraan dan keberkahan, dan segala urusan yang ditentukan oleh Allah diputuskan selama malam tersebut.
Ayat-ayat surah ini memberikan gambaran tentang betapa besar dan pentingnya malam Laylat al-Qadr. Mereka mengajarkan umat Islam untuk mencari malam tersebut di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan dan memperbanyak ibadah serta doa selama malam tersebut.
Tafsir surah ini menekankan bahwa meskipun malam Laylat al-Qadr sangat istimewa, tetapi Allah tidak mengungkapkan tanggal pasti kapan malam tersebut jatuh. Oleh karena itu, umat Islam dihimbau untuk memperbanyak amal ibadah dan doa di sepuluh malam terakhir Ramadan, khususnya pada malam ganjil di antara malam-malam itu, dengan harapan mendapatkan keberkahan dan ampunan Allah.

Bacaan Surat

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥

Tafsir

  1. (Sesungguhnya Kami telah menurunkannya) yaitu menurunkan Alquran seluruhnya secara sekali turun dari lohmahfuz hingga ke langit yang paling bawah (pada malam kemuliaan) yaitu malam Lailatulkadar, malam yang penuh dengan kemuliaan dan kebesaran.
  2. (Dan tahukah kamu) Hai Muhammad (apakah malam kemuliaan itu?) ungkapan ini sebagai pernyataan takjub atas keagungan yang terdapat pada Lailatulkadar.
  3. (Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan) yang tidak ada malam lailatulkadarnya; beramal saleh pada malam itu pahalanya jauh lebih besar dan lebih baik daripada beramal saleh yang dilakukan selama seribu bulan yang tidak mengandung malam lailatulkadar.
  4. (Turunlah malaikat-malaikat) bentuk asal dari lafal Tanazzalu adalah Tatanazzalu, kemudian salah satu huruf Ta-nya dibuang, sehingga jadilah Tanazzalu (dan Ar-Ruh) yakni malaikat Jibril (di malam itu) artinya pada malam kemuliaan/lailatulkadar itu (dengan izin Rabbnya) dengan perintah dari-Nya (untuk mengatur segala urusan) atau untuk menjalankan ketetapan Allah buat tahun itu hingga tahun berikutnya, hal ini terjadi pada malam kemuliaan itu. Huruf Min di sini bermakna Sababiyah atau sama artinya dengan huruf Ba; yakni mereka turun dengan seizin Rabbnya dengan membawa segala urusan yang telah menjadi ketetapan-Nya untuk tahun itu hingga tahun berikutnya.
  5. (Malam itu penuh dengan kesejahteraan) lafal ayat ini sebagai Khabar Muqaddam atau Khabar yang didahulukan, sedangkan Mubtadanya ialah (sampai terbit fajar) dapat dibaca Mathla’al Fajri dan Mathla’il Fajri, artinya hingga waktu fajar. Malam itu dinamakan sebagai malam yang penuh dengan kesejahteraan, karena para malaikat banyak mengucapkan salam, yaitu setiap kali melewati seorang mukmin baik laki-laki maupun perempuan mereka selalu mengucapkan salam kepadanya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top