Home » Materi 22: Tafsir Surat Al Bayyinah (Bukti yang Nyata)

Materi 22: Tafsir Surat Al Bayyinah (Bukti yang Nyata)

Pengantar

Surah Al-Bayyinah (البينة) adalah surah ke-98 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 8 ayat dan termasuk dalam golongan surah Madaniyah, yaitu surah yang diturunkan di Madinah setelah Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Berikut adalah tafsir umum dari Surah Al-Bayyinah:
Surah Al-Bayyinah dimulai dengan menyebutkan orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah dan orang-orang yang telah memperoleh kepastian dan keyakinan dalam agama mereka. Surah ini kemudian menyampaikan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus dengan membawa kitab yang jelas, yakni Al-Qur’an, kepada umat manusia untuk menyampaikan ajaran dan petunjuk yang benar.
Ayat-ayat surah ini menjelaskan bahwa Al-Qur’an merupakan bukti yang nyata dan tanda yang jelas dari kebenaran Islam. Al-Qur’an menjadi petunjuk bagi orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan melaksanakan perintah-Nya. Surah ini menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menerima Al-Qur’an akan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.
Surah Al-Bayyinah juga menyoroti keberanian dan kejujuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menyampaikan wahyu Allah, serta kewajiban umat Islam untuk mematuhi ajaran Islam yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tafsir surah ini menekankan kejelasan ajaran Islam dan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang nyata. Surah Al-Bayyinah juga mengingatkan bahwa pemahaman dan penerimaan terhadap ajaran Islam memerlukan iman dan tindakan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan.

Bacaan Surat

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ ﴿١﴾ رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً ﴿٢﴾ فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ ﴿٣﴾ وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ ﴿٤﴾ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ ﴿٦﴾ إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ ﴿٧﴾جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ ﴿٨

Tafsir

  1. (Tiadalah orang-orang yang kafir dari) huruf Min di sini mengandung makna penjelasan (kalangan ahlulkitab dan orang-orang musyrik) orang-orang musyrik artinya orang-orang yang menyembah berhala; lafal Musyrikiina di’athafkan kepada lafal Ahlilkitaabi (mau meninggalkan) agamanya; lafal Munfakkiina sebagai Khabar dari lafal Yakun; artinya mereka akan tetap memegang agama yang mereka peluk (sebelum datang kepada mereka) artinya sampai datang kepada mereka (bukti yang nyata) berupa hujah yang jelas, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw.
  2. (Yaitu seorang rasul dari Allah) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Al-Bayyinah, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad (yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan) dari segala bentuk kebatilan.
  3. (Di dalamnya terdapat kitab-kitab) maksudnya hukum-hukum yang tertulis (yang lurus) artinya hukum-hukum yang lurus. Dia akan membacakan apa yang dikandungnya, yaitu Alquran; di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya dan ada pula orang-orang yang kafir kepadanya.
  4. (Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Alkitab) kepada mereka sehubungan dengan masalah iman kepada Nabi Muhammad (melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata) yaitu setelah datang kepada mereka Nabi Muhammad atau Alquran yang dibawa olehnya sebagai mukjizat baginya. Sebelum kedatangan Nabi Muhammad mereka adalah orang-orang yang sepakat untuk beriman kepadanya/Nabi Muhammad tetapi setelah Nabi Muhammad datang kepada mereka, tiba-tiba mereka mengingkarinya, terutama orang-orang yang dengki dari kalangan mereka.
  5. (Padahal mereka tidak disuruh) di dalam kitab-kitab mereka yaitu Taurat dan Injil (kecuali menyembah Allah) kecuali supaya menyembah Allah, pada asalnya adalah An Ya’budullaaha, lalu huruf An dibuang dan ditambahkan huruf Lam sehingga jadilah Liya’budullaaha (dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama) artinya membersihkannya dari kemusyrikan (dengan lurus) maksudnya berpegang teguh pada agama Nabi Ibrahim dan agama Nabi Muhammad bila telah datang nanti. Maka mengapa sewaktu ia datang mereka menjadi jadi ingkar kepadanya (dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama) atau tuntunan (yang mustaqim) yang lurus.
  6. (Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik -dimasukkan- ke dalam neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya) lafal Khaalidiina menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan; lengkapnya mereka telah dipastikan oleh Allah Ta’ala untuk menjadi penghuni tetap di dalam neraka Jahanam untuk selama-lamanya. (Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.)
  7. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk) artinya makhluk yang paling baik.
  8. (Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga ‘Adn) sebagai tempat tinggal tetap mereka (yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka) karena ketaatan mereka kepada-Nya (dan mereka pun rida kepada-Nya) yakni merasa puas akan pahala-Nya. (Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Rabbnya) maksudnya takut kepada siksaan-Nya, yang karena itu lalu ia berhenti dari mendurhakai-Nya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top