Pengantar
Surah Al-Humazah (الهمزة) adalah surah ke-104 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 9 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Makkah sebelum Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah. Berikut adalah tafsir umum dari Surah Al-Humazah:
Surah Al-Humazah dimulai dengan menyebutkan perilaku seseorang yang suka mencela dan menggunjing orang lain. Kata “humazah” bermakna pengumpat, dan “lumazah” bermakna pengadu domba. Surah ini mengecam perilaku buruk ini dan menjelaskan bahwa orang yang suka mencela dan menggunjing akan mendapatkan siksa yang pedih di akhirat.
Ayat-ayat surah ini menjelaskan bahwa orang yang kikir, mengumpat, dan berlaku sombong akan dimasukkan ke dalam neraka yang besar. Neraka tersebut memiliki tujuh pintu, dan setiap pintu akan dihukum dengan berbagai siksaan sesuai dengan dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia.
Surah Al-Humazah memberikan peringatan keras tentang bahaya perilaku mencela dan menggunjing. Ini mencerminkan nilai-nilai moral dalam Islam, yang menekankan pentingnya menjaga lisan dan perilaku agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Tafsir surah ini mengajarkan bahwa setiap kata dan perbuatan buruk akan dihitung dan dikenai konsekuensi di akhirat, dan oleh karena itu, muslim diingatkan untuk menjauhi sifat-sifat tersebut.
Bacaan Surat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ ﴿١﴾ الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ ﴿٢﴾ يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ ﴿٣﴾ كَلَّا ۖ لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ ﴿٤﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ ﴿٥﴾ نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ ﴿٦﴾ الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ ﴿٧﴾ إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ ﴿٨﴾ فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ ﴿٩
Tafsir
- (Kecelakaanlah) lafal Al-Wail ini adalah kalimat kutukan, atau nama sebuah lembah di neraka Jahanam (bagi setiap pengumpat lagi pencela) artinya yang banyak mengumpat dan banyak mencela. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang suka mengumpat Nabi dan orang-orang mukmin, seperti Umaiyah bin Khalaf, Walid bin Mughirah dan lain-lainnya.
- (Yang mengumpulkan) dapat dibaca Jama’a dan Jamma’a (harta dan menghitung-hitungnya) dan menjadikannya sebagai bekal untuk menghadapi bencana dan malapetaka.
- (Dia menduga) karena kebodohannya (bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya) dapat menjadikannya hidup kekal dan tidak mati.
- (Sekali-kali tidak!) kalimat ini mengandung makna sanggahan. (Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan) menjadi Jawab Qasam dari lafal yang tidak disebutkan; artinya sesungguhnya dia benar-benar akan dicampakkan (ke dalam Huthamah) dan segala sesuatu yang dimasukkan ke dalamnya pasti hancur berkeping-keping.
- (Dan tahukah kamu) atau apakah kamu mengetahui (apa Huthamah itu?)
- (Yaitu api -yang disediakan- Allah yang dinyalakan) yang dinyalakan dengan besarnya.
- (Yang naik) maksudnya panasnya naik membakar (sampai ke hati) lalu membakarnya; rasa sakit yang diakibatkan api neraka jauh lebih memedihkan daripada api lainnya, karena api neraka sangat lembut dan dapat memasuki pori-pori, lalu membakar hati.
- (Sesungguhnya api itu atas mereka) di dalam ayat ini Dhamir dijamakkan karena memandang dari segi makna (ditutup rapat-rapat) dapat dibaca Mu`shadah dan Muushadah; artinya mereka dibakar dengan api itu dalam keadaan ditutup rapat.
- (Pada tiang-tiang) dapat dibaca ‘Amadin dan ‘Umudin (yang panjang) lafal ini menjadi sifat dari lafal sebelumnya; dengan demikian maka api itu berada dalam tiang-tiang tersebut.