Home » Halaqah 07: Memakai Jimat Termasuk Syirik

Halaqah 07: Memakai Jimat Termasuk Syirik

Halaqah ke-7 dari silsilah belajat tauhid adalah tentang memakai jimat termasuk syirik. Allah Subhanahu wata’ala adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudharat. Kalau Allah Subhanahu wata’ala menghendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa mencegahnya. Demikian pula sebaliknya ketika Allah Subhanahu wata’ala menghendaki untuk menimpakan musibah kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa menolaknya.

Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya bergantung kepada Allah Subhanahu wata’ala semata dan merasa cukup dengan Allah Subhanahu wata’ala dalam usaha mendapatkan manfaat dan menghindari mudharat.

Seperti dalam mencari rezeki, mencari keselamatan, mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain.

Serta tidak bergantung sekali² kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti : Jimat, Wafaq, Susuk dan berbagai jenisnya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

“Barang siapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka sungguh dia telah berbuat syirik. (HR. Imam Ahmad dan di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani Rahimahullâh)

Apabila seseorang meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab atau perantara maka ini termasuk syirik kecil. Karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab, padahal yang berhak menentukan sesuatu itu sebagai sebab atau tidak adalah Dzat yang menciptakannya yaitu Allah Subhanahu wata’ala.

Perlu diketahui bahwa dosa syirik kecil tidak bisa disepelekan karena dosa syirik kecil tetap lebih besar daripada dosa-dosa besar (seperti dosa zina, dosa membunuh dll).

Apabila seseorang meyakini bahwa barang tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan mudharat maka itu termasuk syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam.

Semoga Allah Subhanahu wata’ala memudahkan kita dan juga saudara-saudara kita untuk meninggalkan perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan mereka hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top