Home » Halaqah 41: Memperbanyak Al Hasanah (Kebaikan) dan Menghilangkan As Sayyiah (Dosa) (Bagian 1)

Halaqah 41: Memperbanyak Al Hasanah (Kebaikan) dan Menghilangkan As Sayyiah (Dosa) (Bagian 1)

Materi HSI pada pertemuan halaqah ke-41 dari halaqah silsilah ilmiyyah abdullah roy adalah tentang memperbanyak Al hasanah (kebaikan) dan menghilangkan As sayyiah (dosa) bagian 1. Seorang yang beriman kepada hari akhir dan beriman bahwasanya kelak akan dihisab, maka hendaklah dia:
  1. Memohon rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  2. Kemudian mengambil sebab supaya memiliki Al Hasanah sebanyak mungkin dan menghilangkan dosa sebisa mungkin.

Diantara caranya:
■ Pertama, Menjaga tauhid, yang merupakan:
• Hasanah (kebaikan) yang paling besar.
• Pondasi bagi hasanah yang lain.
• Sebab diampuninya dosa seseorang.

■ Ke Dua, Mencari amalan yang paling afdhal.
Yang apabila dilakukan maka dia akan mendapatkan hasanah yang banyak.
Yang demikian karena kita sangat butuh dengan hasanah yang banyak, sementara waktu untuk mendapatkannya adalah sangat terbatas.

Amalan yang paling afdhal setelah Rukun Islam dan kewajiban-kewajiban agama yang lain, ada 3 amalan:

  1. Menuntut ilmu agama.
  2. Jihad fi sabilillah.
  3. Dzikrullah yang dilakukan dengan khusyu’ di sebagian besar waktunya.

Amalan yang wajib lebih afdhal dan lebih besar pahalanya daripada amalan yang sunnah. Amalan yang wajib ‘ain (yaitu yang wajib atas semuanya) lebih afdhal dari pada amalan yang wajib kifayah (yang apabila dilakukan oleh sebagian maka gugur atas yang lain). Kewajiban yang berkaitan dengan hak Allah lebih afdhal dari pada kewajiban yang berkaitan dengan hak makhluk.

◆ Amalan yang lebih afdhal adalah amalan yang dilakukan dengan:
✓ Lebih ikhlash.
✓ Lebih mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Amalan sedikit yang mudah dikerjakan tanpa memberatkan diri dan dilakukan secara terus-menerus, lebih afdhal dari pada amalan yang banyak tapi terputus.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah yang paling dilakukan terus-menerus meskipun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim).

Terkadang sebuah amalan afdhal bagi sebagian, namun belum tentu afdhal bagi yang lain.

Amalan yang manfaatnya sampai kepada orang lain lebih afdhal daripada amalan yang manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri, contohnya seperti shadaqah dan dakwah fi sabilillah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya;
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi dari pahala mereka sedikitpun.” (Hadits shahih riwayat Muslim)

Amalan yang dikerjakan di waktu yang mulia lebih afdhal, seperti amalan yang dikerjakan di bulan Ramadhan dan amalan yang dikerjakan pada sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah.

Sebagian amalan lebih afdhal dikerjakan di tempat mulia tertentu, seperti shalat di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top