Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seseorang sungguh akan memberikan syafa’at bagi dua orang dan tiga orang.”(Hadits Shahih Riwayat Al Bazzar)
Para syuhada akan Allah Subhanahu wata’ala berikan kesempatan untuk memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang mati syahid akan memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud)
Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, seseorang memberi syafa’at untuk orang tua, anak-anak, istri, dan saudara-saudaranya di saat mereka sangat membutuhkan.
Ada diantara umat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan memberi syafa’at untuk orang banyak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Akan masuk surga lebih dari jumlah Bani Tamim dengan sebab syafa’at satu orang dari umatku.”
“Ya Rasulullah, apakah orang itu adalah selain dirimu?”
Beliau menjawab:
“Ya, dia adalah orang lain selain diriku.”
(Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
Bani Tamim adalah qabilah yang terkenal besar di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semakin besar iman seseorang, maka akan semakin besar harapan untuk bisa memberi syafa’at kepada orang lain.
Orang yang banyak melaknat orang lain di dunia tidak bisa memberi syafa’at di hari kiamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak akan memberi syafa’at di hari kiamat.” (HR Muslim)
Anak-anak orang-orang yang beriman yang meninggal sebelum dewasa akan memberikan syafa’at bagi kedua orang tuanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Anak-anak kecil orang-orang yang beriman akan menjadi da’amish surga.”
Arti da’amish adalah jentik-jentik nyamuk yang senantiasa ada di kolam.
Maksud beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya anak-anak kecil tersebut pasti akan masuk surga dan tidak akan meninggalkannya.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“Salah seorang di antara mereka menemui ayahnya atau kedua orang tuanya kemudian memegang pakaian atau memegang tangannya seperti aku mengambil ujung pakaianmu ini. Maka dia tidak akan melepaskan pegangannya sampai Allah memasukkan dia dan kedua orang tuanya ke dalam surga.” (HR Muslim)
Ini adalah kabar gembira bagi setiap orang tua yang bersabar ketika diuji oleh Allah Subhanahu wata’ala dengan meninggalnya anak yang belum dewasa.
Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa’at.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa’at pada hari kiamat untuk seorang hamba.
Puasa berkata:
Wahai Rabb-ku aku telah menahannya dari makan dan syahwatnya di siang hari. Maka terimalah syafa’atku untuknya.
Al Qur’an berkata:
Wahai Rabb-ku sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari. Maka terimalah syafa’atku untuknya.
Maka diterimalah syafa’at keduanya.”
(Hadits Shahih Riwayat Ahmad di dalam Musnad beliau)
Ini adalah dorongan bagi seseorang untuk berpuasa karena Allah Subhanahu wata’ala dan menjaga adab-adabnya. Dan dorongan untuk membaca Al Quran karena Allah Subhanahu wata’ala dan menunaikan hak-haknya.
Demikianlah mereka akan memberikan syafa’at setelah diizinkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada mereka.
Orang-orang yang bertauhid sajalah yang akan mendapatkan syafa’at.
Adapun orang-orang musyrik, orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka mereka tidak akan mendapatkan syafa’at.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Maka tidak akan bermanfaat bagi mereka syafa’at orang-orang yang memberikan syafa’at.” (QS Al Mudatsir : 48)
Orang-orang yang berdoa kepada Nabi atau Malaikat atau orang-orang yang shalih dengan alasan ingin mendapatkan syafa’at mereka, justru tidak mendapatkan syafa’at, karena mereka telah membatalkan iman mereka dengan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam beribadah.